Begini Trik Rawat Tanaman 3 Ini 1 Agar Berbuah Maksimal, Gunakan Perbandingan 1 : 2 : 3

Kamis, 03 Oktober 2019 | 09:00
Adeline Krisanti

Warna-warni taman dari paduan tanaman hias daun.

IDEAonline-Anda, khususnya masyarakat Jakarta, pasti tidak asing mendengar istilah

“3 in 1” (baca: three in one). Istilah ini sering dipakai untuk menyebutkan peraturan pemerintah yang menetapkan jalan tertentu di jam tertentu hanya boleh dilewati oleh mobil berpenumpang 3 orang.

Istilah “3 in 1” ini ternyata merambah ke dalam dunia pertamanan atau lanskap.

Adalah Taman Wisata Mekarsari yang memperkenalkannya.

“Istilah 3 in 1 adalah untuk tanaman buah atau bunga yang memiliki 3 varietas dalam 1 pohon,” jelas AF Margianasari, Kepala Bagian Kebun Produksi dan Penelitian PT Mekar Unggul Sari, pengelola Taman Wisata Mekarsari.

Didorong Keterbatasan Lahan

Ide pengembangan tanaman 3 in 1 ini berawal dari banyaknya pecinta tanaman buah yang menginginkan hasil buahnya beragam, tetapi terbentur masalah keterbatasan lahan.

“Kami berusaha mengakomodasi kebutuhan para pecinta tanaman buah, tetapi memiliki lahan terbatas,” jelas Riris, nama panggilan AF Margianasari.

Pada tahun 1998, penelitian pun dilakukan oleh Taman Wisata Mekarsari.

Poinnya adalah mengembangkan berbagai jenis tanaman buah yang mudah dikembangbiakkan di dalam pot.

“Dengan teknik 3 in 1 ini, tanaman buah tak hanya dapat hidup dan berbuah di dalam pot, tetapi menghasilkan varietas yang lebih beragam,” kata Riris.

Dengan kata lain, Anda dapat menempatkan tanaman ini di sudut terkecil rumah Anda. Anda yang bermukim di perkotaan, baik yang tinggal di rumah atau apartemen, dapat memelihara tanaman ini.

Kelebihan lain, tanaman ini mudah dipindah-pindah. Dalam kondisi berbunga atau berbuah, tanaman ini dapat mempercantik tampilan interior rumah Anda.

Pemilihan Bibit dan Pemeliharaan

Yang perlu diperhatikan dalam memadukan tanaman 3 in 1 adalah pemilihan bibit yang baik.

Leo Espinosa/Design Boom

Pintu menuju taman

Syarat-syaratnya, bibit harus sehat. Definisinya, berdaun rimbun, tidak berwarna kuning, tidak bolong-bolong dan tidak termakan ulat.

Perakarannya juga sudah banyak, yang indikasinya bisa dilihat dari tanah yang gembur dan tidak keras.

Ciri lainnya adalah batang utama tegak lurus, dengan ukuran diameter batang ± 0,6—1,2 cm.

Percabangan yang akan dijadikan sambungan lebih dari 0,4 cm dengan cabang lebih dari satu.

Umur tanaman minimal 1,5 tahun dengan tinggi ± 60 cm.

Pemeliharaan tanaman ini harus intensif.

Salah satunya pemupukan harus rutin, minimal setiap 6 bulan diberi pupuk kandang dan setiap 3 bulan diberi pupuk NPK sebanyak 3—5 sendok makan.

Setelah berbuah, wajib dilakukan pemangkasan dengan tujuan untuk pembentukan ulang dan ranting baru.

Ingin Berbuah Maksimal?

Walau dapat dikembangkan di lahan sempit, tanaman buah membutuhkan sinar matahari penuh.

“Paling tidak terkena sinar matahari selama 6 jam,” ungkap Riris. Sinar matahari ini diperlukan tumbuhan dalam proses fotosintesis.

Springhill, Kemayoran

Taman atap salah satu penerapan "atap hijau" mengurangi penyerapan panas.

Selain itu, Anda harus melakukan penggantian tanah sedikitnya 1 tahun sekali.

“Jika tanah dari bibir pot turun, harus segera ditambahkan tanah baru lagi,” ungkap Riris.

Untuk media tanam, yang paling bagus digunakan adalah campuran dari tanah, pupuk kandang, dan sekam.

Perbandingannya adalah 1 : 2 : 3 untuk tanah, pupuk, dan sekam.

Jangan menggunakan media tanam rumput laut, karena hasil buahnya tidak akan maksimal.

Jika pupuk kandang sulit dicari, Anda dapat menggunakan kompos.

“Jika menggunakan kompos, tidak disarankan menggunakan kompos pakis, karena tak dapat mengikat air,” tambah Riris.

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti