Rumah Tumbuh Berkonsep Kubisme dengan Gaya Modern Kontemporer

Kamis, 10 Oktober 2019 | 13:30
Foto Fernando Gomulya Arsitek Delution

Konsep open layout mengakomodasi kesukaan pemilik rumah berkumpul dengan kerabat.

IDEAOnline-Rumah tumbuh yang terdiri dari empat square menyerupai box yang dijadikan satu membentuk bagian-bagian rumah.

Inilah gambaran umum rumah yang didesain oleh Delution Architect yang diberi julukan Monobox House ini.

Berawal dari terinspirasinya arsitek pada konsep rumah Modern Comporary yang berkembang di Jepang pada tahun 2017, tercetuslah konsep kubisme untuk rumah ini.

Foto Fernando Gomulya Arsitek Delution

Bentuk menyerupai boks mengakomodasi pembangunan rumah di masa depan (rumah tumbuh).

Konsep ini kemudian dikembangkan dengan penentuan bentuk yang berasal dari basic shape geometri.

Dari bentuk dasar geometri yang ada, arsitek kemudian mencoba untuk mengaplikasikan bentuk yang paling mencerminkan bentuk kubisme yaitu, persegi.

Baca Juga: Terbuat dari Sampah Botol dan Kaleng Limbah, Begini Isinya Rumah Ramah Lingkungan yang Jadi Sorotan Warganet

Baca Juga: Rumah Mewah Puluhan Miliar Hasil Harta Gono Gini, Siapa Sangka Pengacara Ini Telah Pisah Ranjang Selama 7 Tahun

Foto Fernando Gomulya Arsitek Delution

Ruang berbentuk square baik di dalam maupun di luar.

Gaya modern kontemporer ini diaplikasian lebih luas dengan menciptakan ruang-ruang yang berbentuk square, baik di dalam rumah maupun luar rumah.

Jika dilihat dari atas, rumah ini disokong oleh 4 square yang menyerupai box yang kemudian dijadikan satu membentuk bagian-bagian rumah.

Bentuk ruang square yang ada, akhirnya saling berhadapan dan membuat rumah ini harus memiliki bukaan besar untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

Bentuk bukaan pun di-setting untuk memiliki bentuk square menyesuaikan bentuk ruangan.

Foto Fernando Gomulya Arsitek Delution

Setiap sudut rumah mendapatkan view ke arah luar.

Sebagai penunjang konsep modern kontemporer, dihadirkan nuansa monokrom dengan sentuhan colour scheme yang tak hanya menggunakan satu warna saja.

Dipilihlah perpaduan dua warna yang dapat membangun nuansa monokrom, yaitu nuansa warna putih dan abu-abu tua.

Baca Juga: Cocok di Daerah Tropis, Tilik Inspirasi Rumah dengan Arsiran hingga Ventilasi Silang

Baca Juga: Seluas 2 Hektar, Mantan Pelawak Kawakan Ini Beberkan Hunian Khas Betawi Miliknya, Terkuak Ada Makam di Dalam Rumahnya!

Foto Fernando Gomulya Arsitek Delution

Nuansa monokrom dibangun di seluruh bagian rumah.

Hal yang menarik dari rencana sang pemilik terhadap rumahnya adalah, meski memiliki area yang cukup luas, pemilik tak ingin menghabiskan seluruh bagian lahan untuk didirikan bangunan.

Pemilik tetap ingin memiliki rumah yang ukurannya tidak terlalu besar, dan menjadikan sisa lahan sebagai future plan pembangunan.

Setelah berjalannya waktu, nantinya pemilik ingin rumah yang tadinya hanya digunakan sebagai rumah untuk bersinggah, menjadi rumah tinggal utama yang layak untuk kapasitas satu keluarga.

Foto Fernando Gomulya Arsitek Delution

Gaya kontemporer menjadi ciri khas monobox house ini.

Gaya modern kontemporer yang diterapkan oleh sang arsitek ini kental berciri dinamis.

Sebuah kesengajaan agar future plan pengembangan rumah dapat berjalan dan disesuaikan, sehingga nantinya akan tetap cocok dengan bangunan yang saat ini sudah berdiri.

Interior rumah menerapkan konsep open layout atau tanpa sekat dengan bentuk ruang letter L sebagai akomodasi dari kesukaan keluarga untuk berkumpul.

Baca Juga: Siapa Bilang Berkebun di Rumah Mustahil? Tilik Inspirasi Rumah Hijau Ini

Baca Juga: Kesan Elegan dari Interior Klasik Modern di Bangunan Art Deco

Foto Fernando Gomulya Arsitek Delution

Fasad rumah berkonsep kubisme menyerupai bentuk boks.

Uniknya, karena berbentuk letter L, maka memungkinkan penghuninya bisa melihat pemandangan ke luar area rumah dari setiap sudut rumah.

Sementara itu, pembagian ruang rumah ini menerapkan sistem pisah massa, di mana massa yang pertama adalah massa yang digunakan untuk mencakup fungsi utama di dalam rumah.

Massa yang kedua adalah massa yang digunakan untuk fungsi servis.

Berbagai detail manis pun diterapkan, seperti halnya pada area tangga utama.

Area ini dibuat seperti tidak menggunakan railing.

Namun, pada dasaranya railing tersebut tetap ada, dan menjadi bagian yang kompak yang difungsikan sebagai storage.

Material yang tak biasa pun dihadirkan, seperti halnya penggunaan expanded metal pada beberapa bagian dan pemakaian roster pada beberapa dindingnya.

Baca Juga: Pesona Art Panel Nan Elegan Ini Ciptakan Suasana Relaks dan Homey

Baca Juga: Enggan Gunakan Beton Aerasi Pengganti Batu Bata? Ini Mitos dan Fakta

Baca Juga: Pengganti Tangga Solusi Keterbatasan Mobilitas, Ini Aturan Bikin Ramp

Tag

Editor : Maulina Kadiranti