IDEAOnline-Material yang umum digunakan untuk menutup lantai dan dinding adalah batu alam, kayu, keramik, dan granite tile.
Material ini, selain berfungsi untuk menahan lembap pada dinding dan lantai, tentunya juga untuk memperindah ruang.
Keindahan dan kekuatan material itu dipengaruhi oleh cara atau proses produksi yang berbeda.
Sebelum ada granite tile, keramik dan batu alam sudah terlebih dahulu dikenal.
Istilah “tile” pada industri granite tile diadopsi dari istilah pada ceramic tile yang menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki batasan dalam ukuran.
Jika keramik mengunggulkan teknik glazur untuk menampilkan motif, warna, dan tekstur pada permukaannya, granite tile justru lahir dari konsep mengadopsi corak alami pada batu alam yaitu marmer dan granit dengan teknik pabrikasi.
Kini, ukurannya tidak lagi sebatas 60cm x 60cm atau 80cm x 80cm.
Baca Juga: Ingin Hadirkan Lantai Kayu? Simak Tiga Jenis Parket dan Karakternya
Teknologi terakhir mampu menghadirkan granite tile ukuran slab atau 90cm x 180cm dan ukuran lebih besar lagi.
Granite tile ukuran besar itu dimaksudkan untuk menghadirkan kesan sealamiah mungkin tanpa “terganggu” oleh adanya potongan garis nat.
Sejalan dengan perkembangan tren dan teknologi, istilah granite tile mengalami perubahan.
Masyarakat umumnya menyebutnya dengan istilah granite tile karena kondisi fisiknya yang saat itu rata-rata bermotif bintik-bintik menyerupai granit.
Tetapi, sejalan dengan waktu, granite tile kini lebih popular disebut homogenous tile.
Bahkan di gambar kerja para arsitek dan kontraktor cukup ditulis “HT” pada spesifikasi material yang digunakan.
Yang jelas, granite tile dianggap lebih baik dari keramik, bahkan jika dibandingkan dengan batu alam itu sendiri.
Ini dikaitkan dengan kekurangan batu alam karena berpori-pori.
Itulah sebabnya, sekarang produk granite tile terus dikembangkan untuk menghasilkan variasi motif yang sangat beragam yang diimbangi oleh kualitas yang bagus melalui pemanfaatan teknologi canggih.
Baca Juga: Taco Rilis 5 Inovasi Baru, Bikin Cantik Dinding, Lantai, dan Furnitur
Perkembangan pada industri granite tile berpengaruh pada proses pembuatannya yang tentunya berimbas juga pada biaya produksinya.
Seperti diketahui, granite tile ini bukanlah termasuk bahan material yang murah.
Selain mahal, motif dan warna pada granite tile yang dikembangkan melalui proses kategori homogenous tile juga terbatas.
Misalnya, terdapat kesulitan menciptakan produk homogenous tile warna putih yang mendekati sempurna.
Kalaupun bisa, tentu biayanya sangat mahal.
Demikian juga untuk aplikasi motif, warna, dan tekstur yang menyerupai kayu.
Sehubungan dengan tuntutan desain yang ingin dicapai tanpa terhambat oleh kemungkinan harga materialnya menjadi mahal, maka muncullah produk lain yang disebut “porcelain tile” atau ubin porselen.
William Sidabutar, arrsitek lulusan Universitas Trisakti yang menyelesaikan S2 di tempat yang sama ini, menjelaskan pemahamannya tentang porlain tile.
Produk ini dianggap memiliki kelebihan seperti homogenous tile namun lebih bisa bercorak, berwarna, bahkan bertekstur dan harganya pun tidak menjadi mahal dibandingkan jika diproduksi dengan proses homogenous tile.
Ubin porselen diproduksi dengan sistem 2 layer atau lapis.
Baca Juga: Cegah Bocor dan Percantik Kamar Mandi, 4 Penutup Lantai Ini Pilihannya
Hal ini akan terlihat jelas apabila kita membandingkan penampang samping “badan” ubinnya.
Homogenous tile memiliki penampilan yang sama, mulai dari permukan atas sampai bawah, baik warna maupun materialnya.
Misalnya, jika berwarna biru, akan terlihat pada seluruh “badan”, dari atas hingga bawah.
Lain halnya apabila kita melihat penampang samping ubin porselen.
Lapisan pertama, pada bagian paling atas terdapat lapisan tipis yang aplikasinya seperti teknik glazur pada keramik.
Sedangkan lapisan kedua, materialnya berupa homogenous tile.
Pada bagian lapisan paling atas permukaan porselen inilah, pabrik dalam hal ini industri material penutup lantai dan dinding menambahkan berbagai macam warna, motif, tekstur atau material lapisan lain yang tidak mungkin didapat pada produk homogenous tile.
Beberapa contoh yang bisa ditemui di pasaran ada yang bermotif dan bertekstur menyerupai kayu, batu, kain, dan bahkan ada yang berlapis kristal.
Baca Juga: Ternyata Warna Granit Jadi Pilihan Milenial, Bikin Rumah Lebih Nyaman!
Di balik kelebihan yang dimiliknya, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan.
Misalnya, untuk beberapa produk, motif masih terlihat berulang dan corak kurang tajam.
Tapi sekarang hal tersebut sudah teratasi dengan teknologi ink-jet printing yang mampu menampilkan corak yang acak-acakan sangat tajam.
Bahkan, ia bisa tampil mengilap dan memiliki efek seperti gelombang air.
Perlu diperhatikan, pada ubin porselen tidak semua produk presisi ukurannya, berbeda dengan homogeneous tile yang semua produknya presisi.
Jadi, untuk porselen jika diaplikasikan, ukuran natnya harus lebih besar.
Dengan adanya ubin porselen ini maka koleksi bahan penutup lantai dan dinding secara pabrikasi pun bertambah.
Hal ini tentunya sangat membantu desainer dalam mewujudkan konsep desain yang mereka buat agar tak hanya kuat tetapi juga terdapat sesuatu yang lebih variatif pada permukaannya.
Harapannya, ini juga menjadi nilai lebih pada hasil akhir desainnya.
Baca Juga: Pesona Teraso di Lantai, Cat Dekoratif Ini Juga Punya Motif Lain Lho!
(*)