IDEAonline-Bila udara di dalam rumah sudah terlanjur tercemar, saatnya mengembalikan kesegarannya.
Hunian seharusnya menjadi sarang ternyaman untuk kembali pulang.
Baca Juga: Dekorasi Ruang dengan Bingkai Jangan Asal Pasang, Lakukan Ini!
Itu berarti sebuah hunian harus dirancang senyaman mungkin dan terbebas dari polusi udara—debu dan asap.
Bila “sarang” tersebut tercemar oleh udara kotor yang membawa dampak buruk pada kesehatan pemiliknya, maka hunian tersebut harus dibenahi agar kembali higienis.
IDEA akan memberikan 7 cara singkirkan polusi udara yang dapat Anda terapkan.
Walaupun mudah, cara ini kerap luput dilakukan.
Baca Juga: Cegah Pengeluaran Berlebih, Ini Trik Hias Rumah dengan Ornamen Natal Agar Lebih Murah!
Perbaiki Sirkulasi Udara
Penghawaan yang baik merupakan salah satu cara terbaik perangi polusi udara di rumah.
Sirkulasi yang baik dapat menjadi area pertukaran udara, sehingga racun di udara dalam keluardengan sendirinya.
7 Langkah Perangi Polusi Udara di Rumah
Rajin Bersihkan Dinding dan Lantai
Penutup lantai dan nat mudah menimbun kotoran dan debu.
Debu tersebut akan memengaruhi kualitas udara di dalam rumah.
Bersihkan lantai dengan kain pel maksimal dua kali sehari.
Jangan lupakan dinding.
Mungkin Anda tak menyangka, bahwa dinding menjadi salah satu sarang debu dan kotoran.
Oleh sebab itu, ketika membersihkan rumah, jangan lupa untuk menyapu dinding ruangan juga.
Furnitur Wajib diperhatikan
Furnitur, seperti sofa, tidak hanya menimbulkan bau lembap, tetapi juga dapat menimbun debu dan kotoran.
Baca Juga: Mengapa Rayap Merusak Bangunan? Ini Kondisi Lingkungan yang Disukai!
Terlebih, Anda yang memiliki binatang peliharaan, bulu mereka akan mudah menempel di sofa.
Oleh sebab itu, bersihkan sofa secara berkala.
Tak apa, sesekali menggunakan pembersih sofa profesional untuk hasil yang lebih optimal.
Bersihkan Karpet
Banyak debu dan kotoran menempel di area karpet.
Baca Juga: Begini Cara Hadirkan Suasana Natal Lewat Dekorasi Rumah, Ikuti 5 Trik Ini!
Oleh sebab itu, karpet harus dibersihkan secara berkala, terlebih karpet berbulu.
Karpet jenis ini merupakan biang penyimpan debu.
Tidak ada salahnya, memanggil jasa pembersih karpet profesional agar karpet bersih menyeluruh.
Sebenarnya, penggunaan karpet berbulu tidak disarankan, terlebih bila terdapat anggota keluarga yang memiliki alergi debu.
Bila Anda tetap ingin menggunakan karpet, sebaiknya pilih karpet berbahan kanvas dan polypropylene.
Kedua bahan ini ramah keluarga dan nyaman digunakan.
Hadirkan Tanaman
7 Langkah Perangi Polusi Udara di Rumah
Tanaman hias tidak hanya memberikan sensasi kesegaran di dalam ruang, tapi juga bisa jadi pengusir polusi udara yang baik.
Salah satunya tanaman spider plant (Chlorophytum comosum).
Jenis tanaman ini dapat bertahan hidup di dalam ruangan dan mudah dirawat.
Baca Juga: Mau Dapur yang Sesuai Keinginan, Praktis dan Mudah Dirombak? Coba Konsep Modular!
Dalam dua hari, spider plant dapat mengurangi racun udara sampai dengan 90%.
Tanaman lainnya adalah aglonema (Aglonema cripsum), bambu, english ivy (Hedera helix), azalea (Rhododendron simsii), dan lain-lain.
Kurangi Penggunaan Produk Aerosol
Produk aerosol (produk semprot yang mengeluarkan partikel halus yang menyebar di udara) merupakan salah satu penyebab timbulnya polusi udara di dalam ruang.
Baca Juga: Memasak Itu Sebuah Seni, Tuangkan Pula Dalam Bentuk Dapur Ala Kamu!Produk ini biasanya ditemui pada pengharum ruangan, produk pembersih, hair spray, deodoran, parfum, dan lainnya.
Dengan mengurangi penggunaan jenis produk ini, udara di dalam ruang menjadi lebih segar.
Gunakan Peranti Pengusir Asap
7 Langkah Perangi Polusi Udara di Rumah
Ketika hunian Anda sudah terbangun dan tidak memiliki akses penghawaan yang mumpuni, gunakan saja peranti pengisap asap, seperti exhaust fan dan cooker hood.
Memang, dulunya kedua peranti ini dibanderol dengan harga cukup mahal, namun saat ini sudah ada jenis cooker hood atau exhaust fan dengan harga terjangkau, misalnya di bawah Rp1 juta.
Menghadirkan salah satu peranti ini di ruang dapur Anda akan mengurangi polusi udara yang timbul dari kegiatan memasak.
Artikel ini pernah tayang di majalah IDEA edisi 196
(*)