Intip Suasana Kota Milan di Resto Margonda, Bergaya Industrial Namun Teduh!

Minggu, 08 Desember 2019 | 12:00
Foto Adeline Krisanti Properti Milan Pizzeria Cafe, Depok

Suasana Kota Milan di Sebuah Restoran Margonda Depok Ramai Pengunjung

IDEAonline- Kala menyusuri Jalan Margonda yang padat dan gersang, ada satu bangunan yang tampak meneduhkan.

Dengan tanaman rambat artifisial serta aksen bata, bangunan ini mampu menarik mata untuk meneliti lebih dekat.

Sekilas melihat, kita akan teringat pada rumah-rumah tradisional Italia yang kerap mengekspos tekstur murni bebatuan.

Namun, bila kembali direnungkan, ada sentuhan klasik Britania di sana.

Apalagi kalau bukan karena arch window-nya? Paduan menarik ini akan membuat siapa pun mencari tahu nama bangunan ini dan lantas mengalihkan pandangan pada plang marun bertuliskan Milan Pizzeria Café di muka bangunan.

Baca Juga: Nuansa Matahari Terbenam hingga Birunya Langit Bisa Dituangkan di Rumah, Begini Caranya

Foto Adeline Krisanti Properti Milan Pizzeria Cafe, Depok

Suasana Kota Milan di Sebuah Restoran Margonda Depok Ramai Pengunjung

“Milan Pizzeria Café memang memadukan suasana kota New York dan Milan,” tutur Putra Kharisma, pemilik kafe ini.

Menurut Putra, kafe yang baru dibuka pada April setahun lalu ini mengusung gaya vintage dan modern untuk desain interior serta eksteriornya.

Gaya vintage dapat Anda temukan pada material-material kayu yang banyak digunakan.

Dari mulai fasad hingga dalam bangunan, material kayu terlihat mendominasi.

Pada fasad, potongan-potongan kayu digunakan untuk melapisi balkon.

Material jati belanda dijadikan pilihan dalam hal ini.

Baca Juga: Mengundang Perselisihan, Begini Alasan Ahli tentang Bak Cuci dan Kompor di Dapur Mesti Dipisah

Foto Adeline Krisanti Properti Milan Pizzeria Cafe, Depok

Suasana Kota Milan di Sebuah Restoran Margonda Depok Ramai Pengunjung

Tidak berhenti di luar, kayu jati belanda turut mengisi interior kafe, yakni sebagai pelapis tangga dan dinding serta kabinet wastafel.

Penggunaan kayu jati belanda sebagai pelapis tangga adalah pilihan yang cermat.

Pasalnya, jenis kayu ini sebelumnya digunakan untuk peti kemas dan oleh produsennya telah diproses agar tahan terhadap rayap.

Ini membuat kayu tahan lebih lama dan tak ada rayap yang mendiami.

Susunan bata ekspos yang melapisi bagian kiri bangunan turut memperkuat kesan vintage.

Baca Juga: Kenapa Petak Geometris Masih Laku Digunakan di Rumah? Tilik di Sini

Foto Adeline Krisanti Properti Milan Pizzeria Cafe, Depok

Suasana Kota Milan di Sebuah Restoran Margonda Depok Ramai Pengunjung

Tanah yang merupakan bahan utama material ini turut menaikkan suhu ruang sehingga ruang jadi lebih hangat.

Berkat pencahayaan yang redup dan temaram, kesanhomey berhasil didapat.

Berbanding terbalik dengan sisi kiri, sisi kanan bangunan yang bergaya modern justru menunjukkan kesan dingin.

Desain industrial yang didominasi dinding gipsum berwarna abu-abu membuat bangunan tampak kokoh.

Tak hanya itu, kesan industrial juga didapat dari lantai pelur retak serta railing tangga yang mayoritas menggunakan pipa.

Baca Juga: Pernah Jadi Orang Tersayang Mantan Suami Gisella Anastasia, Ini Alasan Kenapa Ingin Milik Rumah Warna Putih Menurutnya!

Foto Adeline Krisanti Properti Milan Pizzeria Cafe, Depok

Suasana Kota Milan di Sebuah Restoran Margonda Depok Ramai Pengunjung

Untungnya, pernak-pernik bergaya retro pop-art berwarna-warni cerah berhasil mengimbangi kekakuan desain industrial ini.

Beda Lantai, Beda Konsep Menurut Putra, yang membuat Milan Pizzeria Café berbeda dengan kafe-kafe lainnya adalah konsep yang berbeda pada tiap lantainya.

Masing-masing lantai di kafe berlantai 3 ini memiliki peruntukan yang berbeda.

Area lantai pertama lebih dikhususkan pada aktivitas keluarga.

Bagian luar di lantai pertama memiliki kursi berkonsep ayunan sehingga suasana lebih santai.

Baca Juga: Ada 2.500 Rayap di Dunia, Berapa di Indonesia? Ini Cara Mengenali!

Foto Adeline Krisanti Properti Milan Pizzeria Cafe, Depok

Suasana Kota Milan di Sebuah Restoran Margonda Depok Ramai Pengunjung

Aktivitas makan jadi lebih menyenangkan dan bisa diselingi dengan aktivitas bermain.

Lain halnya bila Anda datang hanya berdua dengan pasangan dan mengharapkan suasana romantis.

Anda lebih baik memilih duduk di lantai kedua.

Di lantai ini, suasana makan akan lebih privat karena terdiri atas kabin-kabin kayu.

Ruang semitertutup akan membuat pembicaraan Anda tidak tersebar ke kursi sebelah.

Foto Adeline Krisanti Properti Milan Pizzeria Cafe, Depok

Suasana Kota Milan di Sebuah Restoran Margonda Depok Ramai Pengunjung

Sementara itu, lantai ketiga diperuntukkan bagi aktivitas kelompok.

Acara menonton bersama, ngejam, atau rapat besar dapat diselenggarakan di lantai ini.

Untuk konsepnya sendiri, lantai 3 memiliki tema rock garden.

Hal ini terlihat dari bongkahan-bongkahan batu yang tersebar di penjuru ruang.

“Batubatu diletakkan agar memunculkan kesan alami,” sebut Putra.

Baca Juga: Sebelum Telat, Periksa Sekarang! Ini Jenis Kerusakan karena Rayap

Kaya Detail

Foto Adeline Krisanti Properti Milan Pizzeria Cafe, Depok

Suasana Kota Milan di Sebuah Restoran Margonda Depok Ramai Pengunjung

Selain interiornya yang beragam, Milan Pizzeria Café juga kaya akan detail.

Beragam pernak-pernik dan aksesori menghias setiap sudut ruang.

Detail-detail kecil ini bertujuan menghidupkan suasana yang kaku akibat desain industrial.

Pernak-pernik yang ditempatkan di kafe ini beragam, mulai dari lampu hingga stoples-stoples menggemaskan.

Menariknya, hampir semua pernakpernik dibuat dari pemanfaatan barang-barang bekas.

Lihat saja lampu-lampu kecil di kafe ini yang memanfaatkan kaleng dan pipa bekas.

Bukan cuma lampu, stoples-stoples yang dijajarkan di dinding juga berasal dari kaleng bekas.

Hanya saja, kemasan luarnya kembali dihias dengan label custom.

Label tersebut bertuliskan beragam jenis kuliner disertai dengan brand Milan Pizzeria Café.

Selain menghias dinding, tentu dapat memperluas wawasan kuliner kita, ya!

Baca Juga: Trik Ganti Suasana Hunian Tanpa Harus Mengecat Rumah, Gunakan Tegel!

Manfaatkan Bawah Tangga

Foto Adeline Krisanti Properti Milan Pizzeria Cafe, Depok

Suasana Kota Milan di Sebuah Restoran Margonda Depok Ramai Pengunjung

Di kafe ini, ruang bawah tangga sama sekali tak terbuang sia-sia.

Area-area kosong dimanfaatkan seefektif mungkin.

Ruang simpan bahan makanan, wastafel, serta rak buku adalah 3 ide yang diterapkan oleh Putra untuk ruang bawah tangga kafe miliknya.

Milan Café memiliki 2 tangga yang bersisian dan terletak di tengah bangunan.

Area bawah tangga sisi kiri dimanfaatkan untuk rak buku dan wastafel.

Tidak besar memang.

Foto Adeline Krisanti Properti Milan Pizzeria Cafe, Depok

Suasana Kota Milan di Sebuah Restoran Margonda Depok Ramai Pengunjung

Rak buku hanya memiliki 2 tingkat dan wastafel hanya memiliki panjang kurang lebih 1 m.

Namun, ini cukup untuk menghemat penggunaan area lain.

Sementara itu, area bawah tangga sisi kanan dimanfaatkan sebagai area penyimpanan makanan.

Agar menyatu dengan keseluruhan ruang, area penyimpanan ini dibuat dengan susunan kayu jati Belanda.

Bila tidak jeli, pengunjung tidak akan menyadari ruang simpan ini.

Sebab, selain tersamar dengan desain di sekitarnya, area ruang simpan dihalangi sebuah tong hias besar.

Baca Juga: Temui Sosok Gaib, Risa Saraswati Kunjungi Rumah Youtuber Terkenal hingga Harus Berbahasa Jawa, Merinding Banget!

DIY di rumah!

Foto Adeline Krisanti Properti Milan Pizzeria Cafe, Depok

Suasana Kota Milan di Sebuah Restoran Margonda Depok Ramai Pengunjung

Beberapa lampu dengan armatur unik ada di kafe ini.

Ember, pipa bekas, dan stoples kaca adalah 3 material yang termanfaatkan sebagai armatur.

Bila tertarik, Anda dapat menyontek ide ini di rumah.

• Untuk membuat lampu berarmatur ember, Anda hanya perlu menyiapkan bohlam biasa, ember, serta paku.

Paku digunakan untuk melubangi dasar ember agar kabel lampu bisa diceloskan.

Jika kabel sudah bisa mencelos, pasang bohlam di dalamnya.

Baca Juga: Trik Mendesain Kamar Kostan nan Sempit, Samakan Warna Lantai dan Dinding!

• Lampu berarmatur stoples lebih sederhana lagi pembuatannya.

Anda hanya perlu mengganti rumah lampu dengan stoples untuk memilikinya.

• Sementara itu, pipa dapat dimanfaatkan sebagai rangka pelindung kabel.

Dua dari 3 ujung pipa digunakan sebagai tempat menaruh bohlam.

Satu ujung sisanya bisa digunakan sebagai tempat bertemunya 2 ujung kabel dengan sumber listrik.

Artikel ini pernah tayang di majalah IDEA edisi 140

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya