Empati Terhadap Manusia dan Alam, Begini Cara Arsitek Hadirkan Kostan Ideal Hemat Energi

Kamis, 12 Desember 2019 | 10:00
Foto Mansyur Hasan

Empati Terhadap Manusia dan Alam , Begini Cara Arsitek Hadirkan Kostan Ideal Hemat Energi

IDEAonline- Kenyamanan penghuni rumah kos, baik secara fisik maupun psikis, dapat dicapai melalui memanfaatkan potensi alam.

Banyak orang yang berpikir bahwa kamar kos merupakan tempat tinggal sementara, sehinggakenyamanannya boleh diabaikan.

Para pengusaha rumah kos tak jarang mengutamakan keuntungan sehingga kuantitas kamar lebih penting daripada kualitasnya.

Baca Juga: Jauh dari Kesan Mewah, Begini Perbandingan Rumah Mantan Istri Sule dan Dirinya Setelah Berpisah

Melalui karyanya ini, Andy Rahman Architect ingin lebih memanusiakan penghuni rumah kos.

Biro arsitek ini membuktikan bahwa dengan siasat desain yang tepat, kenyamanan penghuni

rumah kos tidak perlu dikorbankan.

Bahkan ini dapat diwujudkan melalui hal-hal kecil dan solusi sederhana.

Baca Juga: Tampak Elegan karena Putih, Begini Tampilan Carport yang Bikin Hunian Makin Teduh!

Pengudaraan menjadi pertimbangan utama sang arsitek, mengingat lokasi rumah kos di Surabaya yang panas dan lembap.

Aliran udara ke dalam bangunan 3 lantai ini disuplai melalui celah selebar 80 cm yang dibuat di sepanjang sisi bangunan.

Foto Mansyur Hasan

Empati Terhadap Manusia dan Alam , Begini Cara Arsitek Hadirkan Kostan Ideal Hemat Energi

Cahaya matahari pun dapat menerangi bangunan kala siang hari.

Pemilihan material dinding berupa roster memungkinkan udara dan cahaya menerus masuk hingga ke bagian tengah bangunan.

Seluruh ruang menjadi lebih sehat karena senantiasa tersentuh udara dan cahaya alami.

Penggunaan alat pengondisi udara atau Air Conditioner (AC), dapat diminimalkan.

Baca Juga: Ide Desain Ruang Tamu dan Dapur Terbuka, Begini Cara Masukan Suasana Taman ke Indoor

Tak hanya kenyamanan fisik yang diperhatikan biro arsitek yang berdiri sejak 2006 ini, tetapi juga kenyamanan psikis.

Melalui ruangruang bersama yang disediakan di rumah kos ini, para penghuni dapat berinteraksi lebih akrab.

Ini sekaligus membangun kembali budaya lisan yang sudah mulai luntur akibat perkembangan teknologi.

Foto Mansyur Hasan

Empati Terhadap Manusia dan Alam , Begini Cara Arsitek Hadirkan Kostan Ideal Hemat Energi

Salah satu ruang komunal adalah ruang duduk di lantai bawah yang dilengkapi dapur.

Ruang ini berlangit-langit terbuka, menerus ke atas, yang meleburkan batas antara dalam dan ruang luar.

Baca Juga: Ini Alasan kenapa Pencahayaan Sangat diperlukan Saat Kumpul Bersama Keluarga

Baca Juga: Enggak Sekedar Pemisah Ruang, Ternyata Ada Partisi yang Tahan Rayap dan Tak Mudah Terbakar!

Di lantai teratas, para penghuni kos dapat berkumpul dan bersantai menikmati pemandangan dari ketinggian.

Baca Juga: Perbandingan Carport dan Garasi yang Paling Dasar, Ketahui di Sini!

Di proyek yang berhasil menyabet 2 penghargaan internasional, yaitu finalis World Architecture Festival 2016 Berlin dan nomine Building Of The Year 2017 Archdaily ini, perancangnya juga mengeksplorasi material demi penghematan biaya.

Penggunaan kayu bekas peti kemas untuk pintu dan furnitur, contohnya.

Begitu juga ekspos material seperti semen dan bata, yang sekaligus juga menekan biaya perawatan.

Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 171

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya