IDEAonline- biasannya, perasaan kangen seorang ibu tidak ingin jauh dari anaknya.
Begitu pula dengan ibunda dari Ajeng, sapaan Rahajeng sekar nihlah.
Rasa itu, ia bangun dalam suasana rumahnya.
Berawal dari melihat rumah anaknya sendiri, sang ibu, Utami noeridin pun menginginkan hal yang sama untuk rumahnya.
Mulai dari bagian interior hingga eksterior.
Baca Juga: Tips Ringkas Menyimpan Barang, Jawaban Pertanyaan Ini Jadi Panduan
“Terinspirasi dari rumahku sendiri.
Soalnya ibu sudah melihat rumah saya enak, beliau akhirnya ingin samaan dengan (rumah) saya,” kata Ajeng yang juga berprofesi sebagai arsitek dari Bash studio.
Panas suhu bisa disiasati dengan menggunakan roster atau jalusi pada fasad.
Tampilan muka rumah pun menjadi lebih berkarakter dengan penggunaan roster ini.
Ketika putih yang menjadi dominan, bermain warna disiasati pada pemilihan furnitur dan aksesori.
Ya, ruang tampak hidup dan ramai.
Baca Juga: 8 Ide Kamar Tidur Remaja Pria yang Estetik nan Nyaman!
Ukiran pada pintu gebyok semakin memperlihatkan cita rasa khas etnik pada rumah.
Seperti tema yang diusung, yaitu modern dengan sentuhan alam, tanaman memang berpengaruh besar di hunian.
Tidak saja memakai tumbuhan siap tanam saja, tetapi juga menggunakan tanaman rambat seperti tanaman dollar besar.
Kamar Mandi Tersembunyi
Ada yang unik saat masuk ke master bedroom.
Sekilas, kamar terlihat seperti kamar pada umumnya dengan lemari besar.
Uniknya terlihat ketika lemari terbuka.
sebagian memang dikhususkan untuk meletakkan baju, lalu bagian lainnya dijadikan pintu untuk menuju kamar mandi.
Baca Juga: Pantau Rumah dengan Praktis, Coba Gunakan Fitur CCTV Saat Tinggalkan Hunian Saat Kosong
sehingga tidak terlihat pintu kecil kamar mandinya,” jelas Ajeng.
Ketika ditanya mengapa memaksimalkan ruang yang ada, Ajeng menjelaskan, “Lahan ruang kamar tidur terbatas, sedangkan butuh lemari besar.”
Dengan begitu ruang pun terlihat rapi.sentuhan etnik di Rumah “karena orang tua dari Yogyakarta, di sini ada detail-detail kecilnya juga.
Contohnya, lantai pada teras dan pintu gebyok,” ujar Ajeng bercerita mengenai tema rumah.
Sentuhan etnik terlihat di teras rumah.
Lantainya tegel dengan motif floral. Pintunya menggunakan gebyok, dengan ukiran dan warna cokelat.
Tegel dan pintu gebyok membentuk suasana etnik.
Selain itu, ditemukan pula furnitur bergaya lawas serta tudung saji motif batik.
Keselarasan pun tercipta.
Baca Juga: Yuk Coba Teknik Penyimpan pada Dinding, Bisa Ukir Kenangan di Sana!
Desain rumah itu terlihat simpel, clean, dan minim ornamen.
Tidak hanya itu, fungsi pun juga sangat dipikirkan di hunian ini.
Menggunakan banyak bukaan dan memiliki taman adalah cara memberikan nuansa natural pada setiap sudut rumah.
Ya, Ajeng menyiapkan lahan yang memang dikhususkan untuk taman.
Baca Juga: Being Urban oleh Ridwan Kamil, 4 Faktor Penting Arsitektur yang Baik
Letaknya tersembunyi dibalik pintu teras.
Taman itu dibuat privat untuk keluarga.
Agar lebih dekat dengan alam, pembatas antara bagian dalam rumah dan taman menggunakan pintu geser sehingga akan memudahkan penghuni untuk mengakses ruang luar.
Dapur yang tampil dengan warna abu-abu dihadapkan ke arah taman.
Mungkin, ketenangan dalam memasak lebih bisa didapatkan.
Baca Juga: Rapi di Lahan Terbatas, Begini Hunian Bergaya Zen yang Buat Kesan Luas Interior
Ya, semua ruang di rumah sebisa mungkin menghadap ke arah taman.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 166
(*)