Tahan Goresan, Air Asin, dan Kelembapan, Material Bangun Rumah satu ini Sedang Dicari

Rabu, 08 Januari 2020 | 13:43
Dok. Tabloid Rumah

Kusen berbahan aluminium tahan serangan rayap. Agar tampil lebih stylish, Anda dapat memadukannya dengan penutup jendela jenis roman blind.

IDEAonline-Bicara soal rumah, pasti tak lepas dari material pembangunnya. Layaknya mode, bahan bangunan pun memiliki jenis-jenis yang paling digemari.

Salah satu pertanyaan utama yang muncul ketika membangun rumah adalah: material apa yang akan digunakan? Pertanyaan ini diajukan mulai dari membangun fondasi hingga finishing.

Baca Juga: Plumeria House, Resto Multfifungsi di Tengah Hamparan sawah

Material ini tak hanya menentukan tampilan rumah, tetapi juga ketahanan dan kenyamanannya.

Ada beberapa jenis materialyag banyak digunakan untuk bangunan rumah tinggal. Walaupun material ini sebenarnya bukanlah barang baru, inovasi desain dan kepraktisannya membuat material-material ini semakin banyak digunakan.

Semen Instan

Seiring kebutuhan akan bahan bangunan yang instan, kini, semen ini semakin banyak digunakan.

Baca Juga: Plumeria House, Resto Multfifungsi di Tengah Hamparan sawah

Dalam penggunaannya, semen siap pakai ini menyingkat tahap pencampuran semen biasa dan pasir, sehingga untuk menggunakannya cukup dicampur dengan air.

Sebenarnya, material penyusun semen instan tidak jauh berbeda dengan acian yang biasa dibuat secara manual, yaitu semen dan pasir, namun pencampurannya dilakukan dengan mesin sehingga komposisinya tepat.

Pasir yang digunakan pun jenis pasir putih, sehingga warnanya lebih muda (terang) dibanding semen biasa.

Baca Juga: Pentingnya Septictank dan Lokasi Terbaik di Rumah Menurut Feng Shui

Sedikit perbedaan terletak pada bahan tambahan yaitu zat aditif, yang membuat daya rekat lebih kuat dan antiretak, juga pengisi CaCO3 (kapur) dan limestone sehingga adukan lebih padat.

Kehalusan semen instan juga membuat dinding tak perlu lagi dilapisi plamir sebelum dicat.

Kusen Aluminium

Dok. Tabloid Rumah

Kusen berbahan aluminium tahan serangan rayap. Agar tampil lebih stylish, Anda dapat memadukannya dengan penutup jendela jenis roman blind.

Kusen ini sering digunakan pada daerah yang rawan serangan rayap.

Sebagai bahan non kayu, aluminium juga mampu mengatasi masalah yang umum menimpa kayu seperti lapuk dan berjamur.

Baca Juga: Isi Apartemen Reynhard Sinaga, Pemerkosa Lulusan S3 yang Jadi Incaran Publik, Banyak Botol Alkohol Bekas

Kusen aluminium juga anti-muai dan anti-susut, yang kadang membuat jendela dan pintu seret ketika dibuka dan tutup.

Dalam soal desain, kusen aluminium memiliki pilihan warna yang semakin beragam, seperti cokelat dan hitam.

Bagi Anda yang masih gemar dengan kayu, dapat memilih kusen aluminium bermotif kayu yang sudah dicat secara khusus.

Hal ini juga membuat material ini tahan goresan, air asin, dan kelembapan.

Dalam pemasangan, kusen aluminium tak jauh berbeda dengan kusen pada umumnya. Namun, ukurannya perlu diperhatikan dengan seksama, karena kelebihan 1 mm saja akan membuat kusen ini tidak dapat diaplikasikan.

Rata-rata aluminium yang digunakan untuk kusen memiliki ketebalan 1,25 mm-1,5 mm.

Ubin Keramik Dinding

Lokasi: House of Roman, Fatmawati/ Foto: Adrian Mulya

Dinding tampil beda dengan menggunakan keramik digital. Sistem printing tersebut membuat keramik dapat dicetak sesuai dengan keinginan. Mulai dari motif bunga, lengkap dengan teksturnya, hingga foto pribadi Anda pun memungkinkan untuk dicetak di atas keramik ini.

Tak hanya kamar mandi dan dapur yang menggunakan keramik pada dindingnya.

Teknologi terbaru mampu membuatnya tampil makin menawan untuk diaplikasikan hingga ke ruang-ruang lain di rumah Anda.

Salah satu teknologi tersebut adalah teknik digital printing.

Digital printing adalah sistem pencetakan dengan tinta khusus, dengan resolusi 1000 dpi.

Teknologi ini memungkinkan keramik tampil dalam berbagai motif, seperti batu alam atau bunga, lengkap dengan teksturnya.

Hal ini tentu membuatnya semakin menarik untuk diaplikasikan.

Sedikit berbeda dengan keramik lantai, keramik dinding ini dibuat dengan kekuatan lebih rendah, sehingga tidak dapat diaplikasikan pada lantai.

Dibandingkan cat atau wallpaper, ubin keramik lebih tahan lama dan mudah dalam perawatan, namun harganya relatif lebih tinggi.

Baca Juga: Plumeria House, Resto Multfifungsi di Tengah Hamparan sawah

Keramik dinding biasa berukuran 25 cm x 45 cm.

Wallcover

Foto: Dok. Klik Klak Smart Sofabed

Wallcover memiliki motif yang beragam dan mudah diaplikasikan sehingga banyak orang memilihnya untuk mendandani dinding.

Material penutup dinding yang satu ini sudah sangat lazim ditemui di rumah-rumah tinggal.

Warna dan motifnya yang atraktif mampu memberi sentuhan berbeda bagi dinding rumah Anda.

Tak hanya buatan Indonesia, wallcover yang dijual saat ini juga banyak diimpor dari Italia, Cina, Korea, dan Malaysia sehingga coraknya pun lebih beragam.

Wallcover dulu kita kenal dengan sebutan wallpaper karena berbahan dasar kertas.

Baca Juga: Terkuak Kondisi Rumah Nycta Gina Kala Banjir Kemarin, Mobil dan Motor Ikut Terendam

Namun, saat ini, bukan hanya kertas yang menjadi komponen penyusunnya, melainkan juga kain, jute, PVC, dan vinil yang lebih tahan air.

Cat pembentuk pola pada wallcover juga terdiri dari 2 jenis, yaitu cat berbahan dasar air (water based) dan cat berbahan dasar minyak (solvent based).

Keduanya tidak memiliki perbedaan signifikan dalam hal desain, namun, wallcover yang berbahan dasar minyak lebih berbau (bau tiner) sehingga dapat mengganggu pernafasan.

Wallcover yang baik memiliki berat rata-rata 260 gr/m².

Wallcover yang terbuat dari bahan selain kertas relatif mudah dibersihkan, yaitu cukup dilap dengan kain basah.

Wallcover tahan hingga 5 tahun, tergantung bahan pembuatnya.

Pelapis dinding ini biasa dijual dalam bentuk roll (gulungan) berukuran 0,53 m x 10,5 m.

Harganya bervariasi tergantung motif dan bahannya.

Artikel ini tayang diTabloid Rumahedisi229

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti