Banjir Urusan Kompleks, Ini Alasan Wajib Tau Apa Lingkungan Kita Rawan Banjir
IDEAonline-Bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh, suatu kawasan tidak terkena banjir, belum menjamin selamanya akan aman dari banjir.
Kenaikan air laut, turunnya permukaan tanah, dan perubahan lingkungan kawasan bisa membuat kawasan itu berubah tanpa kita sadari.
Kenaikan air laut boleh jadi hanya bergerak beberapa sentimeter setiap tahun, tetapi efek akumulatifnya sudah sangat terasa, terutama daerah-daerah di pinggiran pantai seperti Jakarta Utara.
Permukaan tanah pun demikian. Bergerak dari senti ke senti, setiap hari, minggu, bulan, dan tahun.
Baca Juga: Ikutan Kena Banjir, Artis Ganteng Ini Asik Ngebucin di Atap Rumah, 'yang Penting Romantis'
Yang tersisa kemudian adalah kisah nestapa.
Daerah yang sebelumnya aman dari terjangan banjir, kini menjadi langganan. Lebih parah lagi, banjir tak cuma menyergap daerah sepanjang bantaran sungai atau pinggiran pantai.
Kawasan yang cukup tinggi permukaan tanahnya juga bisa terkena banjir akibat terjadinya perubahan lingkungan yang amat drastis, sehingga kawasan tersebut seolah-olah menjadi kantong air pada musim hujan.
Karenanya, diperlukan pemantauan yang konsisten dan terbaharui dari waktu ke waktu untuk memastikan rumah tinggal kita terhindar dari bahaya banjir.
Jangan pernah menyandarkan informasi yang tidak terbaharui saat kita tinggal di suatu kawasan dan percaya begitu saja bahwa kenyataan itu tidak berubah.
Baca Juga: Rumah Siap Banjir di Kelapa Gading Ini Punya Konsep yang Menantang
Maka, sikap yang diperlukan dalam menghadapi bencana banjir adalah mitigasi dan cara mencegah semaksimal mungkin pada skala rumah tangga, lalu meluas pada wilayah lingkungan terdekat, melebar lagi pada kawasan.
Di sinilah sebenarnya kemudian diperlukan satu kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan, terintegrasi, dan terukur.
Baca Juga: Trik Ruang Makan Terbuka, Hadirkan di Samping Kolam Renang dan Gunakan Bukaan Kaca
Pada kasus Jakarta dan sekitarnya, banjir adalah urusan kompleks dengan aneka penyebab, dan juga membawa dampak yang pelik, baik secara sosial maupun ekonomi.
Artikel ini tayang diTabloid Rumahedisi229
(*)