Kakak Beradik Ini Makin Betah di Rumah Semenjak Ubah Suasana Kamar, Bak Terbang di Angkasa!

Senin, 20 Januari 2020 | 10:00
kolase idea

Kakak Beradik Ini Makin Betah di Kamar Semenjak Rubah Suasana Kamar, Bak Terbang di Angkasa!

IDEAonline-Terang, sejuk, dan berada di lingkungan yang disukainya.

Kesan inilah yang diwujudkan pada kamar yang menjadi zona nyaman bagi anak.

Rumah harus menjadi tempat yang nyaman bagi setiap penghuninya.

Jika tak memungkinkan dibuat satu area yang memenuhi kriteria nyaman bagi seluruh penghuni,setidaknya ada ruangruang khusus yang didesain memenuhi selera dan suasana hati masing-masing penghuni.

Baca Juga: Zona Nyaman Engga Hanya Soal Percintaan, Rumah Juga Butuh Zona Nyaman, Ini Triknya!

Seperti halnya di rumah ini.Pemilik rumah, Rudy Simanjuntak dan Thyrza L.

Baca Juga: Terkuak Fakta Sebenarnya dari Kasus Pegawai Artis, Baim: Bukan Hamzah yang Mencuri di Rumah Saya

Foto Yannis Rudolf Pratasik

Kakak Beradik Ini Makin Betah di Kamar Semenjak Rubah Suasana Kamar, Bak Terbang di Angkasa!

Darmadi—pasangan yang berprofesi sebagai dokter— sadar betul akan hal ini.

Zona nyaman bagi putra dan putri mereka diwujudkan pada kamar tidur.

Kamar untuk James dipisah dengan si sulung, Darlene, kakak perempuan yang sudah menginjak remaja.

Baca Juga: Sempat Panik pada Awal Pernikahan, Penyanyi Dangdut Satu Ini Beberkan Pernah Pergoki Sang Suami di Hotel, 'Engga Ada Siapa-siapa'

Kamar milik James didesain menjadi

satu dengan sang adik, Dave, yang masih balita dan masih sering ditemani oleh pengasuh mereka.

Bagi James, kamar ini sangat memenuhi kesukaannya dan memberi perasaan aman dan nyaman.

Baca Juga: Jangan Khawatir, Millenial Juga Bisa Kok Beli Rumah! Ini Tipsnya

Foto Yannis Rudolf Pratasik

Kakak Beradik Ini Makin Betah di Kamar Semenjak Rubah Suasana Kamar, Bak Terbang di Angkasa!

“Pilihan tempat tidur yang dipisahkan satu dengan lainnya (bukan tempat tidur tingkat), sengaja dilakukan agar masing-masing merasa satu equal antara abang dan adik,” ujar Thyrza.

Baca Juga: Tak Terlihat Aneh Dari Luar, Ternyata Rumah Seharga Rp 49 Miliar Ini Hanya Miliki Lebar 1,4 Meter!

Pilihan desain seperti ini nantinya juga memberi peluang untuk keduanya bisa saling ngobrol sebelum terlelap atau ketika bersantai dan bermain.

Bahkan, sang kakak, Darlene, pun tak jarang nimbrung bermain di kamar ini, menemani sang adik.

Kamar ini berbatasan dengan ruang luar yang digunakan sebagai teras belakang rumah.

Kedua area ini dipisahkan dengan pintu besar dari kaca yang sama

sekali tidak membuat kamar menjadi terkesan terisolasi.

“Kamar pun terang oleh cahaya matahari.

Baca Juga: 4 Trik Agar Ruang Nyaman Secara Psikologis, Hadirkan Pencahayaan yang Lembut!

Foto Yannis Rudolf Pratasik

Kakak Beradik Ini Makin Betah di Kamar Semenjak Rubah Suasana Kamar, Bak Terbang di Angkasa!

Kebetulan rumah ini menghadap ke selatan jadi matahari yang masuk hanya akan memberi terang namun tidak panas,” tambah Thyrza.

Vertical blind disiapkan sebagai penutup pintu kaca ini di saat malam.

Sebelum blind ditutup, James bahkan bisa menyaksikan bintang di langit, yang sering mewarnai mimpi indahnya saat terlelap.

Saat siang hari, pintu kaca ini dibiarkan terbuka sehingga angin semilir memenuhi seluruh kamar.

Inilah yang membuat James merasa sangat nyaman berada dalam kamarnya.

Sejuknya tiupan angin di kamar ini juga kami rasakan saat pemotretan sehingga AC tak perlu dinyalakan.

Baca Juga: Mengenal UPVC Bedanya dengan PVC, Ini Segudang Kelebihan dan Aplikasinya pada Konstruksi dan Dekorasi

Foto Yannis Rudolf Pratasik

Kakak Beradik Ini Makin Betah di Kamar Semenjak Rubah Suasana Kamar, Bak Terbang di Angkasa!

Untuk menambah kenyamanan bagi James, fasilitas belajar dan penyimpanan pun sudah disiapkan di kamar ini.

Baca Juga: Zona Nyaman Engga Hanya Soal Percintaan, Rumah Juga Butuh Zona Nyaman, Ini Triknya!

Dekorasi kamar pun disesuaikan, seperti wallcover bermotif pesawat yang menjadi kesukaan James.

Karena kamarnya didesain sesuai kesukaannya akan suasana angkasa luar, James pun menjadi sangat betah berada di sini.

Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 177

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya