IDEAonline-Punya hunian mungil bukan berarti berkutat dengan keterbatasan dan kehilangan kenyamanan.
Merasa sedih atau mungkin menyesal hanya bisa punya rumah (berukuran) kecil/mungil?
Memiliki hunian mungil bukan sesuatu yang membikin malu dan disesali.
Banyak orang saat ini, utamanya di kota-kota besar, tinggal di hunian-hunian berukuran kecil seperti town house, apartemen, rusun, rusunawa, rumah kontrakan, rumah kost, dsb.
Jika di Indonesia kecenderungan orang lebih memilih tinggal di rumah mungil, baru sekarang-sekarang ini muncul, ternyata tidak demikian di dunia barat.
Fenomena masyarakat lebih menyukai tinggal di rumah berukuran kecil, sudah jadi tren di Amerika maupun Australia sejak dulu.
Di Asia, seperti Jepang dan Hongkong pun konsep ini makin booming.
Ini merupakan fenomena dunia.
Semua menghadapi.
Biasanya berkembang di kota besar dulu.
Seperti di Jepang, New York, berkembang duluan karena desakan atau tuntutan kebutuhan, jadi sangat mungkin di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, cepat atau lambat pun akan mengalami hal yang sama.
Terbatasnya lahan dan ruang di daerah perkotaan untuk dijadikan sebagai tempat hunian maupun fungsi bangunan lainnya, menjadi salah satu penyebab.
Kecuali itu, harga properti yang sangat tinggi, membuat orang sulit untuk membeli propertidengan harga yang terjangkau.
Jika dapat dibeli pun, luas ruangan yang dapat dibeli semakin kecil setiap tahun dengan lokasi jauh dari tempat beraktivitas.
Menerapkan konsep micro living akan memunculkan banyak ide kreatif dalam menyiasati rumah mungil.
Baca Juga: Kapan Saat yang Tepat Renovasi Rumah? Temukan Jawabannya di Sini!
Idenya bukan sekadar urusan mengatur dan memilih desain (layout ruangh, pemilihan furnitur, dll), namun juga bagaimana seseorang mengatur gaya bertinggal mereka, menyesuaikan sempitnya lahan, agar tetap nyaman.
Prinsipnya sebuah rumah mungil, bukanlah merupakan hunian yang tidak memiliki ini dan itu, tapi harusnya tetap memiliki fungsi lengkap yang diakomodasi dari area yang tersedia (baik area untuk tidur, area makan, area nonton, dll).
Bahkan, hal positif didapat dari rumah mungil mereka. Lebih hemat waktu dan tenaga dalam perawatan, pun secara tidak langsung membantu mereka untuk tidak konsumtif membeli barang.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 198
(*)