IDEAonline-Adanya areal resapan air di rumah dapat membantu untuk menyerapkan air lebih banyak dan cepat ke dalam tanah, sehingga air banjir tak lama-lama menggenang.
Seperti apa, sih, areal resapan di rumah?
Baca Juga: Bangun Rumah Sakit Khusus Corona Seluas 33900 Meter, Pemerintah Cina Targetkan 1000 Pasien!
Menyiapkan areal resapan air di rumah cukup mudah. Biarkan halaman rumah tetap hijau, hanya tertutupi oleh rumput atau tanaman lainnya.
Hindari memasang paving block solid ke seluruh permukaan halaman, karena air justru sulit meresap ke dalam tanah.
Jika masih tetap ingin menggunakan paving block, cukup pasang di tempat-tempat tertentu dan biarkan area lain tetap hijau.
Misalnya, hanya sebagai jalur setapak atau tempat berpijak supaya alas kaki tidak kotor ketika tanah becek.
Atau, pilih grass block yang memiliki lubang-lubang untuk tanah dan tempat tumbuh rumput, sehingga area perkerasan lebih minim dan air masih bisa terserap dengan baik ke dalam tanah.
Bambu, Bantu Serap Air
Dibandingkan dengan halaman berumput, halaman yang ditumbuhi beragam tanaman lebih banyak menyerap air sehingga lebih cepat dan efektif menyalurkan air ke dalam tanah.
Baca Juga: Inspirasi Gaya Retro dengan Warna Kuning, Coba Gunakan Sentuhan Tegel di Teras!
Salah satunya, bambu yang memang merupakan tanaman konservasi air.
Batangnya yang bolong dan beruas-ruas digunakan untuk menyimpan air, sehingga air yang terserap banyak. Jadi lebih cepat mengurangi genangan air banjir.
Saat musim kemarau, air yang telah diserapnya tersebut akan dilepaskan.
Bambu dapat ditanam sebagai pagar rumah atau di tepi-tepi pagar rumah.
Jika di sekitar drainase di lingkungan rumah masih ada lahan tersisa, bambu juga dapat ditambahkan di bagian tersebut.
Tak hanya membuat lingkungan lebih asri, bambu mampu menghasilkan 35% oksigen lebih banyak di udara sehingga udara jadi lebih segar.
Kala banjir datang, ia pun efektif membantu menyerap genangan air lebih banyak dan cepat.
Tambahkan Lubang Biopori
Agar areal resapan air dapat lebih banyak meresapkan air ke dalam tanah, tambahkan dengan membuat lubang biopori.
Lubang biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10cm dan kedalaman 80-100cm.
Baca Juga: Inspirasi Gaya Retro dengan Warna Kuning, Coba Gunakan Sentuhan Tegel di Teras!
Lalu ditambahkan dedaunan dan sampah organik agar cacing bisa membuat tanah sekitar lubang menjadi gembur karena memakan sampah-sampah organik yang ada di lubang.
Baca Juga: Keuangan Aman Cicilan Lancar, 10 Wajib Dilakukan Sebelum Beli Rumah
Dengan kondisi tanah yang demikian, air akan lebih banyak terserap di dalam tanah.
Menurut Wahyu Purwakusuma dari Tim Biopori Fakultas Pertanian IPB, lubang biopori dapat dibuat di tempat yang bebas dari lalu lalang orang terutama anak-anak. Penempatannya harus diatur dan disesuaikan dengan lansekap ruang luar rumah yang ada.
“Idealnya dibuat di tempat air secara alami akan berkumpul,” terangnya.
Seperti dasar saluran yang semula dibuat untuk membuang air hujan, dasar alur yang dibuat di sekeliling batang pohon, atau pada batas taman.
Artikel ini tayang diTabloid Rumahedisi 234
(*)