IDEAonline-Memberi banyak warna di ruang penyambutan atau foyer dapat menyegarkan mata tamu-tamu Anda.
Foyer atau ruang penyambutan adalah area yang paling baik untuk menceritakan karakter Andakepada tamu.
Baca Juga: Desain Interior Kopi Nako Bogor Jadi Sorotan Warganet, Dihiasi Tegel Warna Biru!
Masukkanlah sebanyakbanyaknya unsur personalitas di sini supaya tamu lebih mengenal pemilikrumah.
Personalitas tak terpaku pada foto, tapi juga bisa ditunjukkan lewat cara Anda mendekorasi ruang.
Bila Anda adalah orang yang suka menggunakan banyak warna di rumah, tunjukkan pula hal itu di foyer.
Gaya desain yang terinspirasi dari era retro dan pop art bisa jadi pertimbangan mengingat banyaknya warna cerah yang digunakan di masa ini.
Baca Juga: Selain Biaya, Ketahuilah Tips Sebelum Bangun Rumah agar Tidak Rugi
FOYER SEKALIGUS RUANG MAKAN
Tak seperti foyer kebanyakan yang berukuran mungil, Desy Melania dan Dipa Pramaharta sengaja membuat foyer mereka berukuran besar agar dapat pula digunakan sebagai ruang makan tamu.
Di ruang ini mereka banyak memasukkan unsur yang terinspirasi dari era retro dan pop art untuk menyemarakkan suasana.
Baca Juga: Desain Interior Kopi Nako Bogor Jadi Sorotan Warganet, Dihiasi Tegel Warna Biru!
KURSI BERKARAKTER UNTUK FOYER
Kursi-kursi mid century dikenal sebagai kursi yang berkarakter dan seksi.
Meletakkan salah satunya di foyer Anda tentu memberi penegasan tersendiri tentang selera desain Anda.Pun, jangan lupakan soal warna.
Bila Anda gemar bereksplorasi warna, pilih upholstery kursi yang segar dan ceria.
Kursi-kursi mungil ini adalah dining chair.
Sangat tepat digunakan bila foyer Anda memiliki konsep yang sama dengan Desy dan Dipa.
Baca Juga: Tagihan Listrik Mahal? Intip Tips Hemat Listrik, Bisa Buat 1 Kampung!
Warna-warnanya yang mencolok tidak menenggelamkan bentuk kursi karena rupanya yang berkarakter.
Bawa unsur lokal ke dalam foyer.
Warnawarni ceria yang terinspirasi dari era retro juga dapat dihadirkan lewat kain-kain nusantara.
Kursi-kursi ini misalnya, upholstery-nya berasal dari kain tenun Jepara dan tenun ikat.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 150
(*)