Selamatkan Ratusan Pasien, Namun Tak Bisa Selamatkan Nyawa Orang yang Disayang, Kisah Perawat Virus Corona yang Terlalu Sibuk Berada di Ruang Isolasi Ini Jadi Sorotan Warganet

Minggu, 16 Februari 2020 | 11:00
World of Buzz

Selamatkan Ratusan Pasien, Namun Tak Bisa Selamatkan Nyawa Orang yang Disayang, Kisah Perawat Virus Corona yang Terlalu Sibuk Berada di Ruang Isolasi Ini Jadi Sorotan Warganet

IDEAonline -Saat ini mungkin petugas medis di China adalah orang yang paling sibuk di dunia akibat virus corona.

Banyak dari mereka harus secara intensif merawat pasien virus corona yang tak ada habisnya.

Baca Juga: Tips Hadirkan Kamar Lengkap dengan Home Theater, Ini Inspirasinya

Di balik itu semuapara petugas medis tersebut menyimpan memiliki kisah berbeda-beda selama merawat pasien virus corona.

Wiken.id

Selamatkan Ratusan Pasien, Namun Tak Bisa Selamatkan Nyawa Orang yang Disayang, Kisah Perawat Virus Corona yang Terlalu Sibuk Berada di Ruang Isolasi Ini Jadi Sorotan Warganet

Ada suka duka yang telah mereka alami selama disibukkan dengan situasi darurat tersebut termasuk perawat bernaman Zhang Ni.

Petugas media dari Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Tongji, Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok.

Baca Juga: Dipanggil Ninja Terakhir, Pria Ini Habiskan Berjam-jam untuk Menatap Lilin, Masih Sanggup Mendengar Suara Jarum dan Memanjat Dinding

Sebagai petugas medis dia memikul tanggung jawab besar selama berada di ruang isolasi Wuhan karena penyakin dan pandemi mematikan itu.

Menurut surat kabarHubei DailySelasa (11/2/2020) Zhang Ni yang bekerja di Departemen infeksi rumah sakit selama 10 tahun.

Chinatopix via AP
Chinatopix via AP

Selamatkan Ratusan Pasien, Namun Tak Bisa Selamatkan Nyawa Orang yang Disayang, Kisah Perawat Virus Corona yang Terlalu Sibuk Berada di Ruang Isolasi Ini Jadi Sorotan Warganet

Menjadi satu dari banyak perawat terbaik yang secara terus menerus merawat pasien virus corona.

Karena jumlah pasien sangat banyak dan meningkat Zhang tinggal di daerah isolasi sampai tidak bisa pulang karena terlalu sibuk.

Dia bersama dengan rekan-rekannya mengenakan pakaian pelindung hampir selama berhari-hari untuk menghindari kontaminasi silang.

Baca Juga: Manfaatkan Ruang Bawah Atap, Ini Cara Menata Attic agar Tak Panas

Tapi semua rasa lelah itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang diderita Zhang Ni pada 18 Januari setelah 6 hari berturut-turut berada di bangsal Isolasi.

Saat dia memiliki kesempatan untuk pulang dan beristirahat justru hal mengerikan dialaminya.

Saat Zhang tiba di rumah dia mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari dalam rumah.

Karena khawatir, Zhang mendobrak pintu dan terkejut ketika melihat pamannya terbaring di lantai.

Dia memanggil petugas medis dan dengan cepat membawa pamannya. Namun sayangnya nyawanya tidak tertolong.

Tangkap Layar Mirror

Selamatkan Ratusan Pasien, Namun Tak Bisa Selamatkan Nyawa Orang yang Disayang, Kisah Perawat Virus Corona yang Terlalu Sibuk Berada di Ruang Isolasi Ini Jadi Sorotan Warganet

Paman Zhang meninggal karena menderita stroke.

Baca Juga: Sering Tidur di Rumah, Ternyata Ayah Tiri Putri Delina Ungkap Hal Tak Terduga Setelah 40 Hari Meninggalnya Lina Jubaedah

Sejak usia 1 tahun, ayah Zhang meninggal karena kecelakaan, sementara ibunya menikah lagi, Zhang diadopsi oleh pamannya.

Meski demikian, Zhang sering menganggap pamannya seperti ayahnya sendiri, jadi ketika melihat pamannya meninggal dia sangat tertekan.

Tak hanya berhenti disitu, Zhang Ni menyalakan ponsel pamannya dan dia melihat sesuatu yang membuatnya semakin terpukul.

Baca Juga: 6 Tips Usir Tikus Gunakan Bahan-bahan di Rumah, Bisa Pakai Cabai!

Pada panggilan terakhir di ponsel pamannya dia berusaha menelpon Zhang namun saat itu dia terlalu sibuk dan sulit untuk menjawab telepon, sehingga dia melewatkan panggilan tersebut.

"Mungkin dia memanggil saya untuk meminta bantuan tetapi pada saat itu, saya berada di daerah karantina sehingga saya tidak tahu apa-apa. Saya menyelamatkan banyak pasien setiap hari tetapi tidak bisa menyelamatkan orang yang paling saya cintai," kata Zhang sambil menangis.

Paman Zhang memiliki riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggai dan rematik, tetapi karena tidak ingin membuat Zhang cemas dia mengatakan baik-baik saja.

(*)

Artikel ini pernah tayang di Intisari dengan judul Kisah Tragis Perawat Virus Corona, Terlalu Sibuk Merawat Pasien di Ruang Isolasi Hingga Tak Sadar Keluarganya Telah Meninggal di Rumah

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya