IDEAOnline-Nyaman dan personal.
Dua hal ini adalah kata kunci yang wajib dihadirkan di dalam sebuah rumah tinggal.
Sebagai bangunan yang harus mampu menunjang segala kebutuhan penghuni dalam beraktivitas sehari-hari, rumah tinggal harus menciptakan kenyamanan yang maksimal bagi orang yang tinggal di dalamnya, dalam hal ini, sang penghuni.
Sebagai pemilik sekaligus arsitek dan desainer interior, Randy Halim mampu berekspresi sebebasnya dalam mengolah interior rumah sesuai kecintaannya akan gaya modern kontemporer yang kental dengan nuansa vintage industrial yang hangat dan cozy.
Baca Juga: Bak Kamar Princess Disney, Kamar Vintage Ini Bikin Betah Banget!
Terletak di salah satu kawasan perumahan lama di daerah Jakarta Barat, bangunan ini dibeli Randy dengan kondisi apa adanya.
Dengan berbagai kerusakan akibat termakan usia, bangunan harus mengalami perbaikan agar dapat berfungsi maksimal.
Alhasil, renovasi total pun dilakukan.
Baca Juga: Rumah Tumbuh Berkonsep Kubisme dengan Gaya Modern Kontemporer
Renovasi ini melingkupi perubahan fasad, elemen interior, atap, pemipaan, kelistrikan, dan lainnya.
Dengan ukuran lahan 9m x 18m yang terbilang tak terlalu besar, Randy mengubah interior bangunan menjadi lebih luas, kompak, dan efektif.
Dimulai dari ruang tamu mungil yang segera menyambut saat pintu besar dibuka, perjalanan menelusuri rumah ini dimulai.
Ukuran lahan yang terbatas menantang Randy untuk mengolah interior dengan lebih cermat.
Ia menerapkan konsep open plan living pada area publik di lantai dasar.
Randy menyatukan segala fungsi area makan, area keluarga, pantry, dan area kerja pada sebuah area luas tanpa pintu dan sekat.
Area kerja dengan nuansa warna hitam diletakkan di sudut yang bersebelahan dengan ruang keluarga, menciptakan privasi yang tetap mudah diakses.
Area keluarga yang terletak di sayap kanan bangunan, menjadi poros tengah tempat kegiatan berpusat.
Baca Juga: Atap Segitiga Siasati Rumah Sempit Lebar Hanya 5,5 M2, Ada Void Berjaring Unik
Dari sini, penghuni dapat mengakses segala area di lantai satu, termasuk innercourt kecil sebagai area sirkulasi.
Area keluarga ini memiliki void yang mengarah pada area di lantai dua yang terdiri dari dua kamar tidur dan area servis.
Sayap kiri bangunan merupakan area servis yang memanjang ke belakang.
Dimulai dari dapur kotor yang berbatasan dengan fasad bangunan dan dipisahkan dengan pintu geser yang praktis.
Pintu ini mengarah pada area makan kecil yang cukup untuk menampung aktivitas keluarga kecil.
Pada area belakang, terdapat pantry yang bersebelahan dengan innercourt.
Tak seperti bentuk fasad yang simpel dan modern dengan garis geometris yang kuat, interior bangunan menyimpan detail dan konsep yang menarik untuk dieksplorasi lebih jauh.
Konsep plafon ekspos segera mengingatkan kita akan gaya industrial yang maskulin dan tampil apa adanya.
Baca Juga: 4 Langkah Cerdas Menyimpan Barang di Rumah Sempit, Tentukan Lokasi Penyimpanan
Elemen vintage bernuansa warna maskulin seperti hitam, putih, dan cokelat, mendominasi area interior.
Furnitur baru berbahan multipleks dengan finishing HPL bertekstur, memberikan kesan modern yang anggun dan simpel.
Nuansa ini dipadukan dengan olahan vintage, lewat penggunaan furnitur bekas berbahan kayu jati yang dibiarkan tampil usang untuk semakin mempertegas kesan lawas.
Jendela-jendela besar dengan bingkai hitam, menjadi media jatuhnya cahaya matahari yang memperkuat kesan interior pada siang hari.
Sedangkan untuk malam hari, lampu gantung bernuansa klasik industrial mengisi beberapa area sebagai elemen dekoratif.
Hobi mengumpulkan barang kuno, membuat, dan memodifikasi barang dekorasi, dimanfaatkan Randy dengan sangat efektif dalam mendekorasi rumah tinggalnya.
Terbukti, koleksi aksesori klasik semakin menguatkan sentuhan vintage di dalam ruangan. Melalui pengolahan yang cermat, sang pemilik sekaligus arsitek dan desainer berhasil menyuguhkan konsep rumah tinggal yang cozy dan personal.
Baca Juga: Manfaatkan Ruang Bawah Atap, Ini Cara Menata Attic agar Tak Panas
Baca Juga: 5 Tips Sebelum Membeli Furnitur Vintage, Cermat Agar Tidak Menyesal