IDEAonline-Berkat kreativitas pasangan ini, lahan terbatas dan asimetris pun menjelma jadi hunian yang memesona.
Area paling depan di lantai satu dimanfaatkan sebagai foyer.
Namun, peruntukan ruangnya tidak terbatas di sebaris area ini saja.
Bila tamu berjumlah banyak, fungsi foyer dapat diperpanjang hingga teras.
Cukup dengan membuka pintu kaca yang ada di depannya.
Baca Juga: Khawatir Apartemenmu Terasa Sempit? Ikuti 6 Langkah Hemat Ini
Saat memasuki hunian Viko Trah Dewangga dan Tika Bharly, pandangan tamu dijamin langsung terpaku pada mural di dinding paling belakang rumah.
Bertuliskan “So Far So Good”, mural ini dilukis begitu indah di atas tanah menanjak, bersisian dengan rangkaian pohon yang tertanam di atas dek GRC.
Keduanya berada di halaman belakang yang bukanlah murni halaman belakang.
Di rumah ini, halaman belakang jugalah bagian dari interior rumah karena tak ada pintu maupun sekat di antara keduanya.
Baca Juga: 6 Tips Buat Rumah Terlihat Lebih Lega, Dijamin Hunian Kelihatan Luas
Baca Juga: Tips Rumah Mungil Seluas 55 Meter dengan Gaya Skandinavia, Mudah!
Usut punya usut, halaman belakang sengaja tak ditutup dengan sekat untuk mengekstensi luas ruang keluarga.
Dengan begini, tampilan ruang keluarga jadi lebih besar dan di lain sisi halaman belakang tetap ada.
Pun, dengan membawa ruang luar ke dalam, suasana rumah jadi lebih santai.
Rumah pun seperti memiliki iklim mikronya sendiri.
Alasan lain Viko dan Tika tak memberi sekat pada halaman belakangnya adalah untuk menampilkan mural sebagai focal point di ruangan.
“Perhatian tamu yang masuk pasti akan langsung tertuju pada mural, sehingga tak sadar pada bagian belakang rumah yang tanahnya asimetris,” kisah Viko.
Lahan bagian belakang rumah Viko dan Tika memang tak simetris.
Ada kemiringan yang cukup signifikan di bagian kiri.
Namun, dengan memberi mural serta bentukan tanah menanjak yang cukup unik, keasimetrisan ini jadi tak terlalu kentara.
Sementara itu, rangkaian pohon di bagian kanan belakang rumah berfungsi menyeimbangkan keberadaan mural di sisi kiri.
Optimalkan Fungsi Lantai Pertama Luas lahan hunian Viko dan Tika hanyalah 117 m².
Namun, jumlah ini ternyata cukup bagi keduanya untuk menciptakan lantaipertama dengan fungsi mumpuni.
Kegiatan bersantai, bermain, hingga menjamu tamu dapat terangkum di sini.
Baca Juga: 6 Tips Buat Rumah Terlihat Lebih Lega, Dijamin Hunian Kelihatan Luas
“Kami meminimalkan sekat di sini supaya ruang terlihat lebih luas.
Dengan tidak adanya sekat, fungsi ruang pun bisa jadi overlapping.
Kami tetap bisa beraktivitas di ruang yang sama meski kegiatannya berbeda-beda,” ujar Viko.
Meski ruang tanpa sekat ini fungsinyafleksibel dan multifungsi sewaktu-waktu, Viko tetap tidak ingin mengabaikan pembagian area.
Sebab, menurutnya, bila tidak ada pembagian area, ruang akan jadi tak efektif.
Pembagian ini kemudian Viko wujudkan lewat perbedaan layout furnitur dan pelapis lantai.
Ada setidaknya 3 area di ruang keluarga lantai pertama ini.
Area pertama adalah area bermain yang berorientasi karpet di sisi tangga.
Yang kedua adalah area foyer yang berorientasi meja makan di hadapan pintu utama.
Area terakhir ialah area berkumpul keluarga dengan orientasi televisi yang diekstensi ke area open space di rumah bagian belakang.
Berkreasi dengan Material Hal unik lain yang dapat ditemui di rumah ini ialah keragaman material yang terekspos.
Viko yang penggemar industrial serta Tika yang penggemar rustic, juga isu penghematan dana, membuat rumah ini memiliki banyak bagian dengan material ekspos, mulai dari dinding batu bata, plafon rangka baja, juga kayu jati belanda yang melapisi beberapa bagian dinding.
Selain menampilkan sentuhan industrial juga rustic, keberadaan material ekspos yang minim finishing ini juga membantu mengoptimalkan dana.
Material ekspos, terutama di ruang keluarga, kian enak dilihat berkat perpaduan yang apik.
Dinding batu bata ekspos misalnya.
Material yang didominasi warna cokelat kemerahan ini dipadukan dengan sebidang dinding serta sofa berwarna merah untuk menimbulkan suasana yang hangat dan akrab.
Sementara itu, untuk membuat kontras di ruangan, Viko dan Tika memasukkan furnitur serta kayu jati belanda yang berwarna cokelat cerah.
Sebagai penyempurna ambiens, lampu LED dengan cahaya warm dipilih Viko dan Tika untuk penerangan.
Dari rumah ini kita dapat belajar bahwa keterbatasan tak selalu membatasi.
Baca Juga: Tertarik dengan Rumah Mungil dan Minimalis, Yuk Coba Bangun Sendiri!
Kita dapat memikirkan alternatif cara dan memanfaatkan material yang ada untuk memperindah ruangan.
Lahan asimetris dapat diatasi dengan memberi focal point.
Sementara itu, untuk menghemat dana, kita dapat mengekspos material dalam ruang lantas padukan dengan apik.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 160
(*)
#RUMAHMUNGIL
#RUMAHMINIMALIS
#BERBAGIIDEA