Masalah Atap Bocor Masih Sering Terjadi, Cegah Saat Sebelum Pengecoran! Ini Caranya

Rabu, 26 Februari 2020 | 07:00

Masalah Atap Bocor Masih Sering Terjadi, Cegah Saat Sebelum Pengecoran! Ini Caranya

IDEAonline-Banyak yang berasumsi bahwa penerapan atap dak beton di kawasan tropis seperti Indonesia tidaklah dianjurkan.

Namun, anggapan tersebut dapat ditepis bila penerapan atap dak beton dalam bangunan rumah dirancang dengan tepat dan menggunakan material yang mumpuni.

Baca Juga:Diserbu Warga Cakung, Ternyata Ini Alasan Kenapa AEON Mall Jakarta Garden City Jadi Sasaran Akibat Banjir

Masalah yang kerap terjadi di atap dak beton ini adalah risiko suhu panas pada ruangan yang berada di area bawah atap. Namun, hal tersebut dapat dicegah dengan memberi sedikit ruang sebagai sirkulasi udara.

Cara mengatasinya, bila Anda menemui masalah atap bocor, sebaiknya segera lakukan perbaikan, karena semakin besar retakan maka akan semakin sulit untuk diperbaiki.

Untuk atap yang tipis, menurut Agus Hari Setiawan, arsitek sekaligus kontraktor dari biro Cubicon Indonesia, disarankan untuk menggunakan campuran aspal yang dipanaskan kemudian disiramkan ke bidang dak.

Setelah itu, tutup kembali dengan pasir atau menggunakan waterproofing yang multifungsi.

Masalah Atap Bocor Masih Sering Terjadi, Cegah Saat Sebelum Pengecoran! Ini Caranya

Baca Juga:Suhu Ideal AC Sekitar 26 Derajat, Intip Atasi Cara Kebocoran Freon pada AC

Agar lapisan waterproofing tidak rusak, entah terinjak atau terkena benda keras, sebaiknya dak beton dilapisi dengan plasteran semen setebal 3—5cm.

Atau, bisa pula melapisi bagian dak dengan membran berbentuk lembaran yang biasanya dikenal dengan nama membran bakar waterproofing.

Membran yang terbuat dari bitumen ini berfungsi sebagai coating pada permukaan struktur beton seperti dak.

Baca Juga:Awas Banjir di Musim Hujan, Ini Empat Standar Atap Bebas Bocor

Sebelum mengaplikasikan membran bakar ini, bersihkan terlebih dahulu permukaan beton dari debu, pasir, minyak, dan kotoran lainnya.

Setelah itu, lembaran membran dibentangkan pada permukaan dak, lalu digulung kembali. Setelah digulung, bentangkan kembali sambil dibakar permukaan bawahnya (dengan menggunakan alat khusus).

Proses pembakaran tersebut ditujukan untuk merapatkan membran ke permukaan dak beton hingga benar-benar melekat.

Agus juga menyarankan untuk menggunakan standar semen K225 untuk mencegah kebocoran.

Jurus Mencegah Bocor

Baca Juga:Masuk Musim Hujan, Tilik Beberapa Pengganti Atap yang Bisa Halau Bocor!

Untuk mencegah bocor pada saat sebelum pengecoran, Yopie Herdiansyah, arsitek dari biro Akanoma memberikan beberapa tip yang dapat Anda terapkan.

Sebelum pengecoran:

1. Perencanaan dak beton harus sesuai standar struktural mulai dari ketebalan hingga struktur rangka balok yang menopangnya.

2. Pengecoran dak beton sebaiknya dilakukan pada saat malam hari, untuk menghindari suhu ekstrem di siang hari yang dapat menimbulkan retak dan bocor.

3. Untuk hasil adonan beton yang sempurna bisa menggunakan beton yang sudah jadi (bukan konvensional). Pada saat pengecoran 1 bidang sebaiknya diselesaikan dalam satu waktu.

Baca Juga:Desain dan Rangka Atap Penting Untuk Kurangi Kebocoran, Simak di Sini!

Karena, perbedaan waktu penyelesaian bisa membuat dak beton tidak tertutup sempurna dan menimbulkan kebocoran.

4. Setelah pengecoran, diperlukan perawatan beton dengan sistem curing atau memberi genangan air selama 7 hari.

Tujuannya, memperbaiki mutu dari keawetan beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, dan untuk menjaga kelembapan.

Setelah Terbangun

Bila dak beton sudah terbangun, pencegahan bisa dilakukan dengan cara perawatan berkala. Misalnya, melakukan pembersihan dan pengecekan area dak beton setiap 6 bulan sekali sebelum musim hujan tiba.

Dalam rentang waktu tersebut, Anda bisa melapisi dak beton dengan cairan waterproofing sebagai perawatan.

Artikel ini tayang di Tabloid Rumahedisi334

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti