IDEAonline-Setiap kamar memiliki jendela untuk dapat menikmati taman vertikal dan kolam yang indah. Begitu terbuka, begitu bebas.
Banyak orang menghendaki sebuah rumah dengan konsep terbuka, alasannya?
Apalagi kalau bukan masalah sirkulasi udara.
Di kota sepadat Jakarta ini, tak heran bila penduduknya mengidamkan sebuah rumah yang dikelilingi oleh rindangnya tanaman hijau.
Begitupun dengan pemilik rumah ini.
Sekilas, bagian depan rumah ini nampak seperti rumah bergaya modern pada umumnya.
Garis-garis tegas diperlihatkan dari bentuk dinding, kemiringan atap, hingga pagar yang tampak kokoh, bahkan seolah terasa berat.
But, don’t judge the book by its cover! Ketika pagar rumah ini dibuka, rasa nyaman dan teduh pun langsung terasa.
Rumah berukuran total 350 m2 ini memiliki 4 lantai.
Ruang tamu dan ruang keluarga berada di lantai 2 karena di bagian paling bawah difungsikan sebagai garasi, bengkel motor pribadi, dan ruang servis.
Kedua zona ini dihubungkan oleh sebuah kolam dan taman vertikal yang indah.
“Tangga yang menghubungkan lantai bawah dan ruang tamu di atasnya memang tidak simetris.
Sedikit menyempit ke atas,” ungkap Gerard Tambunan, si arsitek.
“Sengaja dibuat seperti ini untuk mengikuti bentuk tapak rumah yang memang tidak ideal.”
Ruang tamu merupakan zona utama dari rumah yang selesai dibangun pada pertengahan 2014 ini.
Ruang ini dibalut kaca sebagai pengganti dinding.
“Pemilik mengharapkan konsep ruang privat yang terbuka.
Baca Juga: Mengenal Uniknya Keramik Mozaik, Ampuh Hidupkan Suasana Ruang
Sinar matahari dapat masuk ke rumah, tapi juga tidak panas. Udara tetap sejuk.
Baca Juga: Intip Isi Sanctuary House, Hunian Nyaman dengan Sirkulasi Udara yang Berlimpah
Dan terasa bebas,” jelas Gerard.
Tidak hanya dinding, tangga yang menghubungkan ruang tamu ini dengan lantai di atasnya yang berisi kamar utama dan kamar anak pun juga bermaterialkan kaca.
Karena ini pulalah zona lantai 2 ini memang terlihat lebih luas dan lega dibandingkan zona-zona yang lain, akibat limpahan cahaya yang masuk melalui kaca-kaca tersebut.
Sementara itu, lantai 3 merupakan area privat bagi keluarga.
Lantai ini terbagi menjadi 2 zona utama, yaitu kamar utama dan kamar anak.
Seperti yang telah diungkapkan oleh arsiteknya, pemilik rumah mengharapkan kebebasan di dalam rumahnya.
Baca Juga: Berbagi IDEA, 4 Cara Menyusun Batu Bata Jadi Unik Memikat Mata
Maka, kamar utama dirancang tanpa sekat dan seakan menyatu dengan ruang-ruang lain seperti kamar mandi dan walk-in-closet.
Baca Juga: Mau Tau yang Lebih Murah? Ini Tips Tepat Pilih Material Walk In Closet
Berbeda dengan lantai-lantai di bawahnya, lantai paling atas merupakan ruang terbuka yang berfungsi sebagai area santai keluarga.
Di roof top ini, pemilik rumah menghendaki adanya ruang untuk yoga dan ruang karaoke.
Begitu terbukanya lantai teratas ini, sehingga semakin kuat saja kesan back to nature yang diusung rumah ini.
Tidak hanya ruang yang terbuka, namun rasa akan kebebasan jugalah didambakan oleh pemilik rumah
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 143
(*)