Bersinergi dengan Alam, Rumah Adat Tak Runtuh Diguncang Gempa

Rabu, 11 Maret 2020 | 14:00

Berpegang teguh pada kearifan lokal, rumah tradisional Indonesia tahan gempa.

IDEAOnline-Rumah tempat kita bernaung adalah buah dari sebuah peradaban.

Entah itu di Mesopotamia, Mesir, Yunani, Romawi, dan juga di Indonesia.

Masing-masing memiliki konsep arsitektur sesuai kondisi geografis, iklim, dan sosial-budaya.

Sinergi rumah dengan alam menjadi kunci hunian yang “aman”.

Rumah Tradisional

Lantai panggung, dinding kayu, atap ijuk, pondasi umpak, merupakan ciri dari konsep rumah tradisional di Indonesia hasil rancangan nenek moyang kita.

Mengapa menggunakan material itu?

Tujuan saat itu di antaranya adalah menghindari binatang buas, mudah dibongkar pasang karena mereka hidup nomaden, bebannya ringan, dan aman dari goncangan gempa.

Baca Juga: Mengenal Bambu Material Aman Gempa, Cara Cegah dari Serangan Rayap

Rumah adat Nias.

Konsep itu bisa menjadi contoh bangunan modern saat ini yang umumnya berbahan beton, baja, bahkan kaca.

Walau saat itu nenek moyang pun belum mengenal material itu, namun arsitektur lokal yang mereka terapkan setidaknya memberikan wacana bahwa hunian selayaknya kontekstual dengan kondisi lingkungan.

Mengapa?

Karena, kita berada di sirkum yang rawan gempa.

Konstruksi Tradisional

Tak hanya di Indonesia.

Arsitektur Tradisional Jepang yang terkenal aman gempa pun menerapkan konsep yang sama.

Material yang ringan berupa dinding kertas, kolom bambu, lantai kayu, dan bentuk simetris, menjadi konsep dasar bangunan tanggap gempa.

Baca Juga: Gempa Guncang Sukabumi hingga Terasa ke Jakarta, Intip Hunian Tahan Gempa Khas Indonesia yang Kini Jadi Sorotan

Baca Juga: Ternyata Ini Plafon Tahan Gempa yang Digunakan Merestorasi Sekolah di Lombok

Rumah adat Dayak.

Konsep penginapan di Batam yang kontekstual dangan alam sekitar.

Kumiko Homma (mahasiswa asal Jepang) pun berpendapat bahwa masyarakat Jepang tak pernah berfikir sebelumnya untuk membuat rumah yang semata-mata tahan gempa, tapi mereka merancang atas dasar responnya terhadap kondisi lingkungan sekitar.

Rumah tak hanya aman gempa, namun juga hangat dari cuaca dingin, dan sederhana, sesuai kebudayaan Jepang.

Jika diamati, bangunan yang baik untuk merespon goncangan adalah yang massanya ringan dan antar-ikatannya simetris serta stabil.

Pengakunya pun hanya diikat pakai rotan atau dipaku dengan pasak.

Begitu juga fondasi, hanya diletakkan di atas tanah, sehingga jika ada goncangan, bangunan bisa bergeser sesuai arah gempa tersebut.

Karakter ini ada pada rumah tradisional.

Baca Juga: Jakarta Kembali Diguncang Gempa Magnitude 5, Lakukan 3 Cara Ini untuk Selamatkan Diri

Baca Juga: Ungguli Rangka Kayu, Ternyata Material Satu Ini Ampuh Cegah Gempa!

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya