IDEAOnline-Pengaruh iklim dan perubahan cuaca menjadi penyebab merebaknya beberapa penyakit.
Hujan, genangan, banjir, serta kurangnya cahaya matahari menciptakan kondisi lingkungan yang lembap.
Kelembapan adalah kondisi yang paling disukai untuk berkembangnya segala macam bakteri penyebab penyakit serta virus.
Itulah yang terjadi saat ini dengan merebaknya virus Corona di seluruh belahan dunia.
Di saat yang sama, Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai merebak lagi saat ini.
Data terakhir saat ini, sudah ada 17.280 pasien yang menderita penyakit ini.
Kondisi lembapnya lingkungan ini pun, rupanya juga menjadi kesukaan nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD), yaitu Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
Nyamuk Aedes Aegypti berkembang pada iklim lembap dan pada daerah ketinggian di bawah 1.000 m di atas permukaan laut.
Itu artinya, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi menjadi tempat berkembangnya nyamuk ini.
Baca Juga: DBD Dihindari Ancaman Kesehatan Lain Ngantri, Ada bahaya di Balik Fogging, Atasi di Sini!
Baca Juga: Waspada DBD, Ini 5 Tanaman yang Ampuh Usir Nyamuk di Rumah
Beberapa fakta lain tentang nyamuk Aedes Aegypti ini adalah, mereka butuh waktu antara 10—12 hari untuk bermetamorfosis dari telur ke jentik-jentik dan menjadi dewasa yang siap menggigit manusia.
Nyamuk ini aktif di jam-jam 08.00-09.00 pagi dan 16.00-17.00
Yang paling baru, nyamuk penyebab DBD ini, kini sudah bermutasi.
Jika dulunya daya jelajahnya hanya 100 m saja, kini bisa mencapai 400 m.
Jika dulunya, nyamuk ini hanya bisa tumbuh di air bersih, kini mereka bisa juga hidup di air kotor.
Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) bisa menyerang siapa saja.
Tak peduli mereka yang tinggal di kawasan kumuh dan kotor, maupun di kawasan elite yang terlihat bersih.
Artinya, setiap rumah harus mewaspadai sejak dini kondisi lingkungannya.
Dengan karakteristik nyamuk penyebab DBD seperti di atas, kita bisa mengidentifikasi dan mengelompokkan sumber-sumber berkembangnya nyamuk ini di dalam rumah kita.
Baca Juga: Nyamuk Mudah Berkembang Biak Saat Pergantian Musim, Coba Hadirkan Angin Buatan!
Baca Juga: Nyalakan Obat Nyamuk Bakar Setara dengan Membakar 75 Rokok! Ini Fakta yang Perlu Diketahui
Layaknya tubuh kita sendiri, semestinya kita mengenali dengan baik mana saja bagian-bagian dalam rumah yang berpotensi menyimpan genangan air.
Inilah beberapa tempat atau elemen di rumah yang mesti ditetili keberadaannya.
- Talang air yang menggenang, dak-dak rumah yang terbuka, bak mandi, konstruksi pagar yang cekung dan pagar yang keropos dimakan karat, atau saluran-saluran pembuangan air yang tidak sempurna.
- Kolam ikan, pot-pot tanaman, vas-vas bunga, tempat makan/minum binatang peliharaan, alat-alat perabot dan petukangan, selang air, mainan anak-anak, dan aneka ceruk yang menjadi bagian dari ekspresi hobi kita.
- Peralatan elektronik seperti kulkas, pendingin udara, mesin cuci. Bagian belakang kulkas menyimpan air sebagai bagian dari proses pendinginan. Pendingin udara juga menghasilkan tetesan air yang berpotensi menggenang. Selang-selangnya berpotensi menyimpan air, dan hanya dalam beberapa hari menggenang, ia sudah bisa menjadi sarang buat berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti ini.
Baca Juga: Nikmati Hujan di Teras, Usir Nyamuk Tanpa Pestisida dengan Tanaman Ini
Baca Juga: Pencahayaan dan Sirkulasi Udara yang Baik Ampuh Cegah Nyamuk, Ini Alasannya!