Kuat, Tahan Banting dan Fleksibel, Tilik Material Pengganti Kayu yang Jadi Ladang Emas di Pasaran

Sabtu, 14 Maret 2020 | 08:00
FOTO: SHINTA MELIZA

Tiruan Kayu yang Serba Bisa Menjadi Ladang Emas Produsen Material

IDEAonline-Kelangkaan sumber daya alam di dunia— khususnya pasokan kayu—seakan menjadi ladang emas bagi para produsen material pabrikasi.

Salah satunya adalah kayu imitasi yang makin diminati.

Warna hangat dan serat nan eksotis, adalah karakter khas kayu yang tak tergantikan.

Teksturnya—baik yang telah dihaluskan atau sengaja dibuat kasar—yang tak pernah sama,membuat kayu menjadi material mahal dan eksklusif.

Semakin langkanya pasokan kayu, juga membuat harga-harganya melonjak demikian tinggi.

Bahkan, terdapat beberapa jenis kayu langka yang sudah tak bisa keluar dari pulau asalnya lagi.

Baca Juga: Berbagi IDEA Bikin Ruang Kerja Tampil Unik dengan Rak Kayu Eksotik

Beberapa tahun terakhir, penebangan liar kian merebak.

Waktu pohon yang tepat, untuk menghasilkan produk kayu berkualitas, idealnya saat pohon sudah mencapai usia 20–30 tahun.

Saat itu, kayu sudah kokoh dan kuat. Namun, akibat penebangan liar, pohon berusia 3–7 tahun pun sudah habis ditebang, padahal kayunya masih muda dan basah.

Baca Juga: Sebagai Penjaga Rumah, Ini Fungsi Pagar yang Harus Diketahui

Tak heran lagi, kualitas kayu yang beredar di pasaran semakin menurun.

Hal ini menjadi dasar para produsen material untuk mengembangkan beragam inovasi.

Kayu lapis, vinyl, dan laminate merupakan beberapa contoh material olahan kayu yang sudah awam digunakan masyarakat.

Baca Juga: Jati Belanda Urat dan Mata Kayunya Memesona, Bekas Peti Kemas yang Naik Kelas

Sayangnya, material-material tersebut memiliki beberapa kekurangan, yang membuat pemakaiannya kurang fleksibel.

Contohnya saja, kayu lapis. Ampasampas, serta pasir yang mungkin keluar, merupakan salah satukekurangan material yang terbentuk dari serbuk-serbuk kayu padat ini.

Baca Juga: Berbagi IDEA Kenalkan Aneka Warna ke Anak, Jangan Asal Campur Aduk!

Contoh lainnya, adalah lembaran vinyl yang tak bisa digunakan untuk aplikasi eksterior, mengingat ketahanannya yang kurang akan cuaca dan air.

Menjawab permasalahan tersebut, beragam material pengganti kayu berbasis teknologi tinggi mulai bermunculan.

Salah satunya, adalah papan semen yang biasa disebut dengan kayu imitasi.

Material ini terbentuk oleh campuran semen portland dan fibre-cellulose, sehingga sifatnya kokoh, kuat, dan bisa diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan ruang.

Beberapa produk seperti Woodplank Elephant, Conwood, Nusaplank, dan Versaplank merupakan ragam produk kayu imitasi dalam berbagai spesifikasi.

Baca Juga: Berbagi IDEA Cara Padu Padan Monokromatik Tak Terlihat Monoton

BISA DI DALAM ATAU LUAR RUANG

FOTO: SHINTA MELIZA

Kuat, Tahan Banting dan Fleksibel, Tilik Material Pengganti Kayu ang Jadi Ladang Emas di Pasaran

Pada dasarnya, semen portland, yang berasal dari tanah Eropa, merupakan material pabrikasi yang kuat, tahan banting, dan bersifat fleksibel.

Untuk mendapatkan beberapa kekuatan tertentu, biasanya semen portland dipadukan dengan material atau zat lainnya.

Sebagai contoh, semen portland yang dicampurkan dengan air, akan menghasilkan sebuah material sekeras batu.

Untuk bahan bangunan, biasanya semen ini dicampur lagi dengan pasir, untuk menjadi perekat nan kokoh.

Karakter semen portland tersebut, dipadukan dengan fibrecellulose, yang merupakan serat alami dari tumbuhan berkayu.

Alhasil, muncullah material kayu imitasi, yang sebenarnya merupakan papan semen dengan tekstur kayu alami.

Baca Juga: Mau Menggali Memori Masa Kecil di Hunian? Coba Renovasi dengan Tips Ini

Serat-serat alami berwarna hangat yang biasa terlihat di material kayu, bisa dihadirkan oleh material pabrikan ini.

Meskipun imitasi, material ini memiliki beragam kelebihan yang menunjang kebutuhan properti masyarakat tanah air.

Ketahanannya akan air, cuaca, jamur, rayap, hingga tahan muaisusut menjadi salah satu bukti fleksibilitas material ini.

Serat kayu pun tak hanya bisa menghiasi area interior Anda, tetapi juga dapat memenuhi ruang luar hunian Anda, seperti pijakan taman, teras, dan fasad.

Ferry Djajaprawira, dari PT. Conwood Indonesia, mengungkapkan, bahwa material kayu imitasi ini dapat bertahan hingga 15 tahun.

“Agar lebih awet, setelah 3 tahun hanya perlu di recoating cat,” ungkap Ferry.

Namun, satu hal yang harus diingat, jika terlalu lama terendam air, seperti terkena banjir, material ini akan menyerap air.

Ada baiknya, Anda melapisi material ini dengan cat waterbase.

Baca Juga: Ini Beda Ukuran Toilet untuk Orang Normal dan Penyandang Disabilitas

PEMASANGAN MUDAH

FOTO: SHINTA MELIZA

Kuat, Tahan Banting dan Fleksibel, Tilik Material Pengganti Kayu ang Jadi Ladang Emas di Pasaran

Selain kemampuannya untuk bertahan dari cuaca, air, api, jamur, dan rayap, kemudahan instalasijuga menjadi daya pikat kayu imitasi ini.

Dimensinya pun tak terbatas, mudah digergaji dan dibentuk sesuai keinginan.

Selain itu, kini, ragam jenis kayu imitasi pun semakin bervariasi.

Perusahaan produsen menyediakan produk-produk yang bisa diaplikasikan sebagai atap, lantai, dinding, sunshading, pagar, hingga furnitur eksterior.

Namun, proses pemasangannya pun bergantung pada jenis produk dan tujuan penggunaannya.

Menurut Ferry, pada dasarnya, kayu imitasi ini diigunakan sebagai elemen dekoratif, bukan sebagai elemen struktural.

Otomatis, aplikasinya pun harus menggunakan rangka dasarnya terlebih dahulu.

Baca Juga: Rumahnya Masih Dipasang Garis Polisi, Terkuak Pemicu Remaja NF Bunuh Bocah 6 Tahun dan Alasan Dirinya Tak Menyesali

Untuk memasang kayu imitasi, peralatan yang Anda butuhkan adalah bor dan sekrup saja.

Namun, sebisa mungkin, pastikan jarak rangka yang akan Anda pasangkan kayu imitasi di atasnya tersebut, berjarak 30cm.

Berikut adalah beberapa tahap pemasangannya.

1. Tempatkan sekrup di posisi yang seharusnya, yaitu 2,5cm dari sisi papan.

2. Mulai tandai posisi dulu dengan bor.

Baca Juga: Berbagi IDEA Bikin Ruang Kerja Tampil Unik dengan Rak Kayu Eksotik

3. Lubangi kembali hingga kepala sekrup bisa masuk ke dalam lubang tersebut.

4. Masukkan sekrup secara perlahan. Namun, bila Anda memasangnya di beton, Anda harus menggunakan fischer.

5. Potong sesuai keinginan, tidak harus menggunakan gergaji mesin. Akhiri dengan memberi lapisan coating agar tahan lama.

Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 275

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya