IDEAonline- Karena kebutuhan, lahan asimetris pun dimaksimalkan hingga menjadi rumah idaman.
Di sudut paling dalam Klaster Oleaster, Gading Serpong, Tangerang, berdiri sebuah rumah dengan luas lahan 145m2.
Sebuah kolam renang berwarna biru jernih yang dikelilingi taman dan rerumputan, serta jalanan yang lebar menjadi pemandangan seharihari rumah ini.
Udara pun sangat bebas hilir mudik di sekitar rumah ini, membuat suasana terasa sejuk dan menyegarkan.
Dari luar, rumah milik Setiawan (55) dan Endang (46) ini tampak serupa dengan rumah lainnya.
Baca Juga: Tidak Berkesan Monoton, Simak Inspirasi Dapur dengan Gaya Klasik di Lahan Asimetris!
Wajar saja, karena di dalam area klaster, fasad rumah tidak boleh diubah-ubah.
Namun, rumah ini akan terasa spesial ketika kita masuk ke dalamnya.
Suasana sejuk dan nyaman sangat terasa ketika pertama kali memasuki rumah bergaya modern ini.
Umumnya lahan sebuah rumah berbentuk simetris, seperti persegi panjang.
Namun hal itu tidak berlaku pada rumah ini.
Pada sisi kiri belakang rumah ini terdapat tanah kosong dengan sudut yang sedikit runcing, sedangkan sisi kanan belakang berbentuk siku-siku.
Awalnya Hanya Ingin Investasi
Awalnya pengembang mengabaikan bagian asimetris itu dan menjadikannya sebagai lahan kosong, sehingga bentuk rumah pun tetap simetris.
Lantai satu rumah ini awalnya terdiri dari carport dan garasi yang cukup untuk 2 mobil.
Kemudian terdapat 1 ruang tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi, serta ruang servis untuk asisten rumah tangga.
Semua ruangan tersebut bisa dibilang berukuran minim.
Sedangkan pada lantai dua terdapat 2 ruang tidur, di mana salah satunya adalah kamar tidur utama yang memiliki kamar mandi dalam.
Dengan jumlah ruang tidur hanya tiga, tentunya kebutuhan keluarga Setiawan belum dapat terpenuhi dengan ketiga anaknya, Laura (25), Marcella (22), dan Patrick (20).
“Tujuan awalnya beli rumah ini hanya untuk investasi sebenarnya.
Dulu anak-anak juga enggak suka rumah ini.
Soalnya kecil,” cerita Setiawan dan Endang, yang akrab dipanggil Pamen dan Mamen ini.
Seiring berjalannya waktu, Pamen dan Mamen akhirnya memutuskan untuk pindah dari rumah lamanya di Citra Raya, Tangerang. “Karena Patrick, kan, kuliah deket sini.
Anak-anak semua juga pelayanannya di gereja dekat sini.
Jadi mereka kalau ada acara, pulangnya enggak takut kemaleman,” ucap Mamen.
Namun yang jadi permasalahan, luas bangunan rumahnya ini terlalu kecil untuk ditempati.
Jadi pada Oktober 2012 lalu, Pamen dan Mamen pun memulai renovasi untuk memperluas bangunan rumah dengan memanfaatkan sisa lahan yang ada.
Termasuk pula lahan yang asimetris tersebut.
Baca Juga: Berbagi IDEA Tips Menyimpan Buku Hemat Tempat di Rumah Mungil
Desain Sendiri
Dalam merenovasi rumah ini, pembagian ruangan dan sekat-sekat rumah didesain sendiri oleh Pamen, yang merupakan seorang kontraktor, sambil berdiskusi dengan Mamen.
Mamen pun banyak mengambil bagian dalam menentukan desain interior rumah ini.
Inspirasinya didapatkan dari berbagai media cetak yang membahas mengenai desain interior. “Jadi saya lihat, ih, kayaknya ini bagus dan nyaman.
Ya, saya bikin kaya gitu,” kata Mamen sambil tertawa.
Misalnya seperti ruang keluarga dan dapur.
Itu adalah desain yang Mamen dapatkan dari media cetak.
Sedangkan taman kering di dekat dapur, itu merupakan keinginan Pamen karena Pamen paling suka dengan taman.
Baca Juga: Awas 19 Barang di Rumah Berpotensi Terpapar Kuman dan Bakteri yang Jumlahnya Bikin Ngeri
“Bagian atas taman tersebut sengaja dibuat void supaya sirkulasi udara di dalam rumah tetap baik,” Pamen menjelaskan.
Hasil renovasi selama kurang lebih 3 bulan itu membuahkan hasil yang cukup memuaskan.
Rumah yang awalnya memiliki luas bangunan 112m2 kini telah menjadi kurang lebih 200m2. Jumlah ruang tidur juga bertambah menjadi lima, cukup untuk kebutuhan keluarga Pamen.
Bahkan salah satu kamar itu dapat dijadikan sebagai kamar tamu.
Dengan memaksimalkan lahan kosong yang ada, bagian dapur di lantai satu pun menjadi terasa sangat luas.
Sedangkan di lantai dua, bagian yang tadinya lahan kosong kini menjadi studio musik untuk Patrick.
Sekilas, dinding ruang dapur dan studio musik tampak seperti pada umumnya.
Namun jika diperhatikan, kedua ruangan tersebut berada di bagian asimetris lahan rumah ini. Khususnya pada ruang dapur, dinding asimetris itu disamarkan dengan kitchen set yang diposisikan tepat pada sudut yang sedikit membentuk sudut runcing tersebut.
Baca Juga: Mengenal Homogeneous Tile, Nat Kecilnya Tak Bikin Kuman Bersarang
Rumah Baru, Furnitur Baru
Di rumah baru ini, kebanyakan furnitur yang digunakan juga baru.
Dengan demikian, maka furnitur pun dapat disesuaikan dengan desain yang diinginkan.
Mungkin jika furnitur di rumah lama digunakan lagi di rumah ini, belum tentu hasilnya sebaik ini.
Karena dalam menentukan furnitur harus dilakukan dengan hati-hati agar desain interior tersebut tidak “bertabrakan”.
Baca Juga: Mengenal Produk Antilengket, Asal Usul & Cara Merawat agar Awet
Beberapa furnitur di rumah ini dibuat custom agar sesuai dengan keinginan pemiliknya, misalnya seperti furnitur di ruang keluarga, kamar tidur, dan dapur.
“Kalau furnitur rumah lama saya bagiin ke teman atau orang yang perlu aja, daripada enggak kepake, kan,” Mamen bercerita dengan rendah hati.
Ya, karena bentuk ruangan tidak simetris, furnitur custom yang disesuaikan dengan bentuk ruanganlah yang paling tepat.
Dengan begini, semua sudut asimetris dapat dimanfaatkan secara optimal.
Artikel ini tayang di TABLOID RUMAHedisi 279
(*)