IDEAonline-Bagaikan berada di sebuah resor tropis yang jauh dari keramaian kota! sejauh mata memandang dari area terbuka di tengah lahan ini, nyaris seluruh bagian rumah tampak.
Muchrifin, yang akrab disapa ifin, pemilik sekaligus perancang hunian ini, memang menerapkan konsep terbuka pada rumahnya.
Entah dengan meniadakan sebagian dinding, membuat pembatas berlubang, atau membuat jendela kaca lebar, semua bertujuan agar rumah mendapat cahaya dan udara maksimal.
Baca Juga: Jangan Asal Buat Disinfektan Sendiri? Ini Dia 2 Bahan yang Paling Diperlukan
“View alami yang bagus jangan dikorbankan,” ujar ifin yang menempati rumah bersama Lika, sang istri, dan kedua buah hati mereka, Dafinka dan Muanka.
Melalui desain bangunannya, tampak sekali bahwa si arsitek ingin menggali potensi iklim tropis.
Selain mempertahankan banyak pepohonan asli di lahan, seluruh atapnya berbentuk pelana dengan kemiringan curam hingga 45 derajat.
Dengan kemiringan ini, demi keamanan dan kekuatan, genting tanah liat yang digunakan sebagai penutupnya disekrup.
Konsekuensi atap yang curam adalah langit-langit yang tinggi, yang menguntungkan penghawaan dalam ruang.
Melengkapi kaidah tropis, ditambahkan pula teritisan lebar di bawah atapnya.
Sebagai seorang arsitek dan juga kontraktor, ifin gemar bereksperimen pada material.
Aluminium composite panel dipasangnya di bawah susunan genting, melebar hingga membentuk teritisan tambahan pada atap.
Dengan bentuk seperti ini, serta penggunaan material yang kokoh dan tahan cuaca, kala hujan, tidak lagi ditemui masalah.
Di rumah ini, eksplorasi material tidak berhenti di situ. konsep material unfinished diterapkan.
Dengan konsep ini, ifin ingin memperlihatkan material secara jujur, tidak ditutupi pelapis.
Seluruh dinding rumah, dari luar sampai ke dalam, berupa semen ekspos.
Lantai dipilih dari marmer yang merupakan material alam. Pada dek, digunakan kayu bengkirai yang tahan cuaca.
Baca Juga: Kamar Tidur yang Berada Pas di Atas Dapur Ternyata Bahayakan Pemilik Rumah, Ini Faktanya!
Baca Juga: Tips Hadirkan Gaya Ekspos di Rumah dengan Material Unfinished, Enggak Seram Kok!
Sebagai lubang udara, roster dan bilah kayu dimanfaatkan. Tentunya tanpa pelapis apa pun.
Agar material ini tidak tampil biasa, susunannya dibuat acak secara artistik.
“Di sini, saya ingin menunjukkan bahwa material yang biasa bisa tampil menarik,” kata ifin.
Kenyamanan tinggal di rumah ini juga didukung zonasi yang dipikirkan saksama.
Rumah seolah dibagi 2, dengan area kolam renang sebagai pemisahnya.
Bagian depan untuk fungsi publik, yaitu ruang kerja dan ruang tamu.
Ruang tamu, yang terletak di lantai 2, dibuat terbuka sehingga dapat digunakan sebagai tempat pertemuan, diskusi, atau sekadar nongkrong santai.
Sementara, fungsi semi-publik ada di bagian belakang, berupa dapur, area makan, dan area duduk yang berada dalam satu ruang besar di lantai 1, yang langsung memiliki akses ke kolam renang dan taman belakang.
Ruang-ruang yang lebih privat ada di lantai atas, seperti kamar-kamar tidur dan ruang hobi.
Di lantai atas, kedekatan dengan alam tetap terasa dengan adanya taman-taman atap.
Di sebelah ruang hobi, yang digunakan untuk berolahraga,terdapat seperangkat meja makan dan alat pemanggang.
Lantai teratas tempat penampungan air pun dijadikan taman mungil.
Bersantai di ketinggian dapat dilakukan di sini.
Area servis mendapat tempat di lantai paling bawah.
Akses masuknya dari garasi atau dari taman belakang di samping dapur.
Walapun berada di lantai semibasement, dengan adanya jalan masuk udara dan cahaya di bawah selasar dan di taman belakang, kamar pembantu serta ruang cuci dan seterika yang ada di sini terasa nyaman, adem, dan terang.
Ifin dan Lika menempati rumah ini pada pertengahan 2015 lalu, setelah sekitar 2 tahun pembangunan.
Baca Juga: Kurangi Penggunakan Kamper yang Berlebihan di Rumah, Dapat Timbulkan Radang hingga Kanker!
Namun, diakui ifin, konsep rumah ini sudah dipikirkannya jauh sebelumnya, bahkan ketika ia belum memiliki lahan ini.
Saat lahan ini ada, beberapa penyesuaian memang harus dilakukan, termasuk menggali dan mengurug tanah untuk mendapat kesan berkontur di lahan datar ini.
Karena desain yang sudah matang itulah, saat pembangunan, tak ragu lagi ifin memulainya dari kolam renang, yang tak lazim dilakukan orang.
Apalagi ketika ia membangun dasar kolam renang yang levelnya setara dengan jalan.
Tanah sekitar kolam renang merupakan urugan dari galian tanah saat membuat area servis. “konsep sudah matang dan terukur, sehingga tidak ada tanah yang terbuang,” jelas ifin.
Baca Juga: Tips Cegah COVID-19 di Rumah? Buat Ventilasi yang Cukup dan Lakukan Hal Ini!
Tak hanya sebagai tempat tinggal, rumah yang didesain dan dibangunnya sendiri ini, oleh ifin menjadi contoh dan wujud pemikirannya sebagai seorang arsitek, sehingga mempermudah penyampaian konsep kepada klien.
Apalagi konsep tropis unfinished yang diusung rumah ini terasa sangat pas dengan lingkungan sekitar yang masih hijau, sulit rasanya untuk tidak setuju.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 161
(*)