Mengenal Mural, Dinding Lukis untuk Ekspresikan Selera Pribadi

Selasa, 24 Maret 2020 | 07:00
LOKASI: KEDIAMAN KELUARGA IRWAN RHAMADANA – AMESH BUDIRISTIO, BINTARO, TANGERANG / FOTO: TAN RAHARDI

Dinding mural dengan tema under water.

IDEAOnline-Ingin punya sebuah area rumah yang dapat mencerminkan jiwa artistik kamu? Dinding lukis menjadi salah satu jawabannya.

Pernahkah kamu mengunjungi beberapa kafe ternama yang tersebar di sudut kota?

Mungkin kamu akan merasa familiar dengan pemandangan ini: dinding dihiasi ilustrasi nyeni beraneka warna.

Bahkan, dinding-dinding ini dapat menjadi focal point yang memikat pengunjung untuk mengeluarkan smart phone dari saku, lalu mulai berfoto-foto.

Ya. Sama halnya dengan tren fesyen yang berputar bak roda, dinding lukis—atau yang biasa disebut dengan mural—memang tengah menjadi tren interior kembali.

Padahal, sebenarnya mural telah dikenal sejak zaman prasejarah.

Baca Juga: Ada Mural Bertema Alami di Kamar Anak, Begini Cara Bikin dan Menatanya

Revano Satria

Sentuhan mural di dinding dapur jadi aksen.

Terdapat lukisan gua di Lascaux, bagian selatan Perancis.

Diduga, lukisan gua ini diciptakan sejak 31.500 tahun lalu oleh manusia prasejarah sebagai cara berkomunikasi dan menyimpan memori.

Sesuai perkembangannya, para seniman Eropa di abad pertengahan sering mengaplikasikan mural pada dinding dalam bangunan, khususnya pada bangunan-bangunan bergaya Baroque, Rococo, dan Renaissance.

Di masa lalu, mural klasik memang lebih sering menghiasi ruang dalam.

Namun, beberapatahun belakangan, mural menjadi salah satu media masyarakat urban untuk beropini di jalanan dan ruang luar lainnya—khususnya menyangkut kasus sosial dan politik.

Oleh karena itu, banyak seniman mengategorikannya sebagai street art, atau seni jalanan.

Tak jarang orang menyamakannya dengan grafiti.

Meskipun kenyataannya, grafiti lebih banyak berperan dalam kata-kata dibandingkan gambar.

Aliansyah Caniago, seorang seniman yang sering berkutat dalam dunia mural, mengungkapkan bahwa proses pembuatan dinding lukis di interior bersifat lebih privat.

Baca Juga: Cara Hadirkan Hunian Dibawah 200 M dengan Paduan Mural! Coba Gunakan Gaya Rustik

Yannis Rudolf Pratasik & Jou Endhy Pesuarissa

Inspirasi mural cantik tema floral yang segar.

“Biasanya sih tergantung pada selera pengguna atau penghuni ruang, beda banget sama mural di outdoor yang harus memikirkan konteks lingkungan,” ucap Alin—panggilan akrab dari Aliansyah.

Ketika proses melukis dinding, biasanya Alin berusaha mengenal karakter penghuni dulu, baru menyesuaikannya dengan karakter interior.

“Rumitnya, saat melukis mural di dalam ruang, saya harus memikirkan konsep yang spesifik, berhubung para penikmatnya pun spesifik, kan?” ujar pria yang mengenyam pendidikan di Jurusan Seni Murni Institut Teknologi Bandung ini.

Layaknya bidang seni lainnya, mural selalu berkembang sesuai zaman.

Meskipun medianya selalu sama, yakni bagian dinding atau tembok bangunan, bahannya bisa bermacam-macam.

“Bahkan, saya pernah lihat mural yang memakai kaca warna-warni juga, lho! Biasanya sih, material-material seperti itu menyesuaikan dengan konsep interior di sekelilingnya,” ucap Alin menjelaskan.

Ingin menggunakan dinding lukis atau mural di salah satu area rumah kamu?

Atau, bahkan, kamu ingin mencoba membuatnya sendiri, demi menyalurkan bakat seni kamu?

Baca Juga: Mural, Tipografi hingga Furnitur Hemat Ruang Jadi Tanda Desain Millenial , Simak di Sini!

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya