Masih Menjadi Tanda Tanya, Benarkah Suhu Ekstrem Menjadi Alasan Antartika Adalah Wilayah Teraman di Bumi Dari Virus Corona?

Jumat, 27 Maret 2020 | 16:30
Tribunnews.com

Dulu Indonesia Bak Antartika, Namun ke Mana Perginya Salju di Indonesia?

IDEAonline -Saat ini dunia kelabakan dan susah payah melawan wabah virus corona.

Hampir seluruh dunia, sudah dikuasai oleh penyakit yang berasal dari Wuhan ini, dan hingga kini belum mengalami penurunan.

Setidaknya ada 197 negara yang mengkonfirmasi sudah terinfeksi virus corona.

Meski demikian tahukah Anda ternyata ada salah satu daratan terakhir di dunia yang benar-benar bebas dari virus corona sampai saat ini.

Daratan yang dimaksud adalah benua Antartika, benua ini konon belom melaporkan satupun kasus virus corona.

Baca Juga: 37 Orang Positif Covid-19 Setelah Datang ke Sebuah Resepsi Pernikahan, Pasangan Ini Tak Mau Tahu Bahwa Acaranya Adalah Sebab Utama Penyebaran

Baca Juga: Begini Cara Hadirkan Apartemen Berikan dengan kontemporer yang Segar

Yale E360
Yale E360

Benua Antartika

Memiliki suhu dingin ektrem terselimuti salju dan hampir tidak memiliki cuaca panas tampaknya kawasan ini sangat sulit untuk virus corona mewabah.

MelansirKompas.com, orang-orang di Antartika tidak pernah merasa gelisah atau was-was seperti kekalutan yang dialami penduduk dunia saat ini.

Menurut data global pada Rabu (25/3/2020) sudah ada 422.000 orang terinfeksi virus corona, tersebar di 197 negara.

Sehingga jika merujuk pada data tersebut, Antartika adalah tempat teraman saat ini dengan nol kasus virus corona.

"Saat ini Antartika adalah tempat teraman di dunia," ungkap Alberto Della Rovere pemimpin ekpedisi Italia ke-35 ke Antartika.

"Tidak ada kontak dengan dunia luar, dan juga jauh dari pemukiman padat," pungkasnya dikutip dari Washington Post Selasa (24/3).

Baca Juga: 37 Orang Positif Covid-19 Setelah Datang ke Sebuah Resepsi Pernikahan, Pasangan Ini Tak Mau Tahu Bahwa Acaranya Adalah Sebab Utama Penyebaran

Baca Juga: Dirikan Rumah Sakit Khusus Covid-19 dan Ubah Gelanggang Es Jadi Kamar Mayat, Negara Ini Kelimpungan Karena Catat 47.610 Kasus Kematian Corona

Antartika tidak memiliki penduduk asli, orang-orang yang tinggal di sana adalah ilmuwan dan peneliti.

Sementara itu hanya ada sejumlah kecil orang-orang yang diizinkan masuk ke daratan Antartika, selebihnya tidak diizinkan.

Hingga saat ini, ada sekitar 4.000 orang tinggal di benua es ini, untuk melakukan berbagai riset.

Menurut Mike England, staff National Science Foundation, sebagian besar penerbangan adalah keberangkatan keluar dari Antartika.

Namun, ada juga beberapa orang yang datang, dengan izin khusus.

Orang yang masuk ke Antartika akan menjalani protokol isolasi dan pengujian yang diawasi oleh tim medis.

Pendatang baru kini juga diperiksa apakah mereka memiliki gejala corona atau tidak.

Ini adalah upaya pencegahan pandemi ini masuk ke benua es tersebut, pasalnya jika sampai masuk dan bisa menginfeksi petugas medis akan kewalahan.

"Jika Anda memiliki agen infeksi di lokasi terpencil dengan fasilitas medis yang sederhana, itu akan membuat dokter kewalahan. Kita tidak memiliki perawat tambahan atau profesional layanan kesehatan terlatih," ungkap Jeff Ayton, kepala petugas medis Australia di Antartika.

Meski demikian, tak ada jaminan bahwa Antartika adalah tempat terakhir di ujung bumi yang "kebal" dari virus coroa.

"Tidak ada benua yang kebal, termasuk Antartika sekalipun," katanya.

Artikel ini pernah tayang di Intisari-online.com dengan judul Memiliki Suhu Ekstrem dan Menjadi Satu-satunya Daratan Terakhir di Bumi yang Bebas dari Virus Corona, Benarkah Antartika 'Kebal'?dari Covid-19

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber intisari-online.com