IDEAOnline-Menjaga kebersihan badan dan tempat tinggal adalah salah satu cara yang ditempuh untuk menangkal penyebaran virus Corona.
Antiseptik dan desinfejtan adalah dua bahan yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas bersih-bersih ini, karena dipercaya dapat membunuh virus dan segala kuman bibit penyakit.
Kedua bahan ini ada di dalam sabun ataupun aneka bahan pembersih dengan jenis yang berbeda-beda.
Kedua bahan ini memang bisa digunakan untuk membunuh virus.
Namun, penggunaannya tidak bisa disamakan.
Banyak orang yang masih menggunakan istilah antiseptik dan disinfektan secara bergantian.
Nah, apa perbedan penggunaan kedua bahan ini?
Seperti yang ditulis di laman kompas.com, antiseptik adalah bahan pembunuh bakteri dan virus yang digunakan di tubuh.
Sementara itu disinfektan digunakan di permukaan benda, seperti meja, gagang pintu, dan lain-lain.
Baca Juga: Mengenal 3 Jenis Pembersih Lantai, Tak Semua Bisa Bunuh Kuman
Baik antiseptik maupun disinfektan mengandung bahan yang bernama biosida.
Biosida adalah bahan aktif yang digunakan untuk membunuh bakteri serta kuman.
Namun biasanya, kandungan biosida yang ada di dalam antiseptik jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yang ada di dalam disinfektan.
Biasanya, antiseptik digunakan untuk: mencuci tangan, membersihkan permukaan kulit sebelum operasi, membersihkan permukaan kulit yang terluka, mengobati infeksi kulit, mengobati infeksi di rongga mulut.
Di saat mencegah penularan Corona, mencuci tangan dan badan dianjurnya memakai sabun, di mana di dalam sabun terkandung antiseptik.
Sementara itu, disinfektan, digunakan untuk membersihkan permukaan lantai, meja, dan permukaan lain yang sering disentuh.
Desinfektan juga untuk membersihkan kain atau pakaian yang terpapar bakteri dan virus dan mensterilkan peralatan medis yang bisa digunakan berulang kali.
Contohnya seperti yag dikatakan Halid Malik, dokter kesehatan masyarakat (anggota IDI) saat membahas soal APD (Alat Pelindung Diri) tenaga medis.
Dikatakannya, beberapa APD petuga medis penaganan Corona bisa digunakan berkali-kali seperti sepatu dan kacamata. Namun, APD tersebut harus dibersihkan sesuai prosedur kesehatan dengan menggunakan desinfektan.
Jenis-jenis antiseptik
Ada beberapa jenis antiseptik yang biasa digunakan sehari-hari.
Masing-masing biasanya dikemas menjadi jenis yang berbeda, seperti berikut ini.
- Chlorexidine, biasanya digunakan untuk antiseptik pembersih luka terbuka.
- Antibacterial dye, yang sering digunakan untuk merawat luka jatuh dan luka bakar.
- Peroxide dan permanganate, yaitu bahan yang umumnya digunakan dalam obat kumur (yang mengandung antiseptik) dan pada luka terbuka.
- Turunan halogenated phenol, yang umumnya digunakan dalam sabun bagi rumah sakit dan prosedur medis, serta cairan pembersih.
- Povidine iodine, sebagai bahan yang biasanya digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan luka yang terkontaminasi, area tubuh yang akan dioperasi, hingga membersihkan area kulit yang masih sehat.
- Alkohol. Alkohol dengan konsentrasi 60%-70% lebih efektif sebagai antiseptik jika dibandingkan dengan yang memiliki konsentrasi 90%-95%.
Berikut ini bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai disinfektan beserta kegunaannya.
- Glutaraldehyde 2%. Bahan ini biasanya digunakan sebagai disinfektan alat-alat operasi yang tidak bisa disterilkan menggunakan suhu panas. Bahan ini juga bisa digunakan untuk membersihkan permukaan benda-benda lainnya.
- Chloroxylenol 5%. Bahan ini sebenarnya bisa digunakan, baik sebagai antiseptik maupun disinfektan. Biasanya, chloroxylenol dipakai untuk membersihkan alat-alat medis, dengan cara direndam dengan campuran alkohol 70%.
- Chlorine Chlorine adalah bahan yang sering kita sebut sebagai kaporit. Selain bisa membersihkan air di kolam renang, bahan ini rupanya juga digunakan sebagai bahan disinfektan untuk permukaan barang-barang.