IDEAonline -Industri furnitur tidak pernah berhenti berkembang. Salah satu bahan yang disukai untuk furniture adalah kayu (solid).
Baca Juga: Waspada Covid-19, Cermati Cara Membersihkan 4 Benda Penting Ini Selama Belajar dan Bekerja di Rumah
Baca Juga: Dapur Putih Siapa Takut? Inilah Inspirasi 4 Gayanya yang Memesona
Namun ketersediaan kayu di dunia semakin menipis.
Semakin lama, daftar kayu yang dilarang untuk ditebang, semakin banyak. Karena itu orang mulai mencari alternatif bahan yang bisa tampil semirip mungkin dengan kayu.
Panel kayu
Muncullah apa yang disebut panel kayu. Selain PB (particle board) yang mungkin sudah lebih akrab di telinga kita, ada juga yang disebut MDF (medium density fiberboard).
MDF terbuat dari kayu lunak yang dihancurkan sampai menjadi bubur, kemudian dicampurkan dengan bahan kimia yang berfungsi sebagai perekat, dan dipadatkan dengan tekanan tinggi.
Bentuk akhir MDF menyerupai papan kayu yang siap untuk dipotong-potong.
Baik PB maupun MDF sama-sama terbuat dari kayu lunak.
Bedanya, pada PB kayu dihancurkan menjadi serbuk, sementara pada MDF kayu dihancurkan menjadi bubuk yang lebih halus. Hasilnya, MDF lebih padat dan lebih halus dibandingkan PB.
Untuk furnitur, biasanya MDF diberi pelapis veneer (irisan kayu tipis), tacon, paper, atau PVC. Saat ini MDF sudah menjadi material yang sangat populer di dunia.
Baca Juga: Terungkap Cara Mencuci Pakaian Seperti Ini Ternyata Bisa Menghemat Anggaran Listrik di Rumah! Mudah!
Bahkan negara-negara maju seperti Amerika, sudah lama meninggalkan kayu solid, dan menggantinya dengan MDF untuk berbagai macam perabot, mulai dari kursi, tempat tidur, sampai kitchen set.
Bila dilihat dari segi kekuatan, tentunya kayu solid masih lebih kuat. Tapi MDF juga punya keunggulan.
Lebih ringan
Bobotnya lebih ringan sehingga lebih praktis dipindahkan/dibawa, harganya lebih ekonomis, tidak ada cacat kayu yang biasa terlihat pada kayu solid, dan tampilannya lebih modern.
Tampilan natural
Dengan pelapis tacon, paper, atau PVC, MDF bisa tampil dalam warna dan motif apa saja, mulai dari motif serat kayu alami, warna-warna pastel yang “ringan”, sampai warna-warna pekat yang elegan.
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 54
(*)