Ada 4 Pilihan Pelapis Sofa dari Kulit Asli, Jenis dan Karakternya Pengaruhi Harganya, Pilih yang Mana?

Selasa, 21 April 2020 | 14:30
dok. irastar.com

Sebagai pelapis sofa, bahan kulit sapi menjadi bahan baku terbaik yang dapat digunakan.

IDEAOnline-Bahan kulit yang biasa digunakan untuk pelapis sofa berasal dari hewan sapi, kambing, domba, ataupun kerbau.

Namun sebagai pelapis sofa, bahan kulit sapi menjadi bahan baku terbaik yang dapat digunakan, terutama kulit yang berasal dari sapi jawa.

Setiap kulit dapat terbelah menjadi 5 bagian dan dari sinilah diperoleh berbagai macam varian jenis kulit.

Kulit yang kualitasnya baik terletak pada bagian paling atas, dan yang terendah kualitasnya terletak dekat dengan daging dan lemak.

Menurut Ari Yudantara, pemilik Ari + Home Interior and Accessories, produsen furnitur kulit asal Yogyakarta, secara garis besar kulit terdiri atas 4 jenis berdasarkan teksturnya.

Kulit bulu

Sesuai namanya, bahan yang satu ini masih memiliki bulu yang melekat pada kulitnya.

Bulu-bulu tersebut sengaja dibiarkan untuk menonjolkan tekstur dan warna alaminya.

Memegangnya seolah seperti mengelus-elus hewaan aslinya.

Kulit sapi perah yang sudah tidak lagi produktif paling banyak dipilih sebagai bahan baku, karena motif dan warna bulunya yang indah.

Sangat cocok digunakan untuk beragam produk interior.

Baca Juga: Bosan Furnitur Bahan Kayu & Berlapis Kain? Pakai Saja Kulit Sintetis!

Sofa kulit asli yang masih memiliki bulu asli hewan yang halus dan lembut.

Suede

Kulitnya bertekstur mirip handuk dan banyak orang menyebutnya sebagai kulit yang dibalik.

Biasanya dari satu bahan kulit utuh dapat dibelah hingga lima lembar dan lapisan suede merupakan lembaran kulit kedua hingga kelima.

Kulit jenis ini agak sulit perawatannya dan rentan terhadap air.

Kulit licin

Kulit jenis ini memiliki karakter permukaan yang halus dan lembut.

Karena diperoleh dari kulit teratas, menjadikan kulit jenis ini berkualitas tinggi.

Apalagi yang diperoleh dari hewan yang berkulit mulus dan bebas dari luka.

Kulit licin inilah yang biasanya kita kenal dan sering kali diberi tekstur tambahan, misalnya melalui proses peng-embose-an.

Merupakan kulit lembaran teratas yang tebal dan dapat digunakan secara luas untuk berbagai produk.

Nubuk

Teksturnya mirip suede namun lebih lembut dan hampir menyerupai kain beludru.

Jarang ditemui pada produk interior karena bahannya yang sangat mahal dan tidak semua industri penyamakan kulit dapat membuatnya.

Lebih sering digunakan untuk produk fashion.

Baca Juga: Awet dan Anti Rusak, Berikut Cara Gampang Merawat Sofa Kulit

Pelapis kulit licin biasa digunakan untuk Reclaining chair.

Untuk memperoleh kulit siap pakai yang berkualitas ternyata membutuhkan penanganan tepat dan proses yang sangat panjang.

Kulit berbulu misalnya, harus segera diproses dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 jam sejak hewan tersebut dipotong sehingga kondisi kulit masih dalam keadaan segar, lalu dilanjutkan dengan proses penggaraman dan penyamakan hingga proses finishing menjadi kulit siap jadi.

Proses penyamakan sendiri ada dua jenis, yaitu proses kimia yang menggunakan sejenis cairan kimia tertentu dan proses nabati yang menggunakan kulit kayu akasia sebagai bahan baku perendaman.

Sebaiknya pilih sofa kulit yang menggunakan proses nabati atau paling tidak menggunakan bahan kimia yang tidak berbahaya dan ramah lingkungan.

Tujuannya agar tidak menggangu kesehatan, terutama terhadap balita.

Jadi ada baiknya tanyakan dahulu keabsahan keamanan bahan bakunya sebelum membeli kulit pelapis sofa idamanmu.

Karena harus melewati proses yang tidak singkat dan keindahan tampilannya yang tidak diragukan, maka cukup pantas rasanya bila sofa kulit asli memiliki harga jual yang cukup mahal.

Walau berharga mahal, keabadian sebuah sofa kulit tidaklah lekang dimakan jaman apalagi jika telaten merawatannya.

Baca Juga: Karpet Kulit Palem, Alternatif Berkelanjutan dan Cocok untuk Vegan

Baca Juga: Tampilkan Bentuk Berusuk, Furnitur Chubby Ini Dilapisi Kulit Tanpa Kerutan

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti