IDEAOnline-Mahalnya sofa kulit dengan pelapis kulit asli dipengaruhi oleh rumitnya proses pembuatan dan penyamakan pelapis ini.
Bahan kulit yang biasa digunakan sebagai pelapis sofa berasal dari hewan sapi, kambing, domba, ataupun kerbau.
Setiap kulit dapat terbelah menjadi 5 bagian dan dari sinilah diperoleh berbagai macam varian jenis kulit.
Kulit yang kualitasnya baik terletak pada bagian paling atas, dan yang terendah kualitasnya terletak dekat dengan daging dan lemak.
Untuk memperoleh kulit siap pakai yang berkualitas ternyata membutuhkan penanganan tepat dan proses yang sangat panjang.
Kulit berbulu misalnya, harus segera diproses dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 jam sejak hewan tersebut dipotong sehingga kondisi kulit masih dalam keadaan segar.
Kemudian dilanjutkan dengan proses penggaraman dan penyamakan hingga proses finishing menjadi kulit siap jadi.
Proses penyamakan sendiri ada dua jenis, yaitu proses kimia yang menggunakan sejenis cairan kimia tertentu dan proses nabati yang menggunakan kulit kayu akasia sebagai bahan baku perendaman.
Sebaiknya pilih sofa kulit yang menggunakan proses nabati atau paling tidak menggunakan bahan kimia yang tidak berbahaya dan ramah lingkungan.
Tujuannya agar tidak menggangu kesehatan, terutama terhadap balita.
Jadi ada baiknya tanyakan dahulu keabsahan keamanan bahan bakunya sebelum membeli kulit pelapis sofa idamanmu.
Karena harus melewati proses yang tidak singkat dan keindahan tampilannya yang tidak diragukan, maka cukup pantas rasanya bila sofa kulit asli memiliki harga jual yang cukup mahal.
Walau berharga mahal, keabadian sebuah sofa kulit tidaklah lekang dimakan zaman apalagi Anda telaten merawatannya.
Berikut proses penyamakan kulit hewan untuk dijadikan pelapis sofa yang secara garis besar terdiri atas 4 proses.
1. Perendaman
Ini bertujuan untuk mengembalikan kadar air yang hilang setelah proses pengeringan sebelumnya.
Dengan keadaan yang lebih basah, obat penyamakan dapat terserap lebih sempurna.
Selain itu, perendaman juga membantu membersihkan sisa kotoran yang masih melekat pada kulit.
Baca Juga: Berbagi IDEA Tips Merawat Sofa Kulit Asli agar Awet dan Tetap Memesona
2. Pengapuran
Tujuannya untuk melepaskan sisa daging dan lemak yang masih melekat pada bahan kulit.
3. Pembuangan kapur
Setelah proses pengapuran, zat kapur tersebut harus dihilangkan agar kulit menjadi netral dan tidak lagi dalam keadaan basa.
Proses ini juga mencegah kulit mengalami pengerutan dan membantu pengikisan protein yang masih tersisa.
4. Pengasaman
Agar kulit tahan terhadap serangga dan bakteri pembusuk, maka pengasaman wajib dilakukan.
Selain itu, memberikan kondisi yang sesuai dengan senyawa zat penyamakannya.
Setelah proses penyamakan kulit selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan proses finishing untuk menentukan hasil akhir bahan kulit yang diinginkan.
Hal ini akan memengaruhi warna, kepadatan, dan kelenturan kulit.
Baca Juga: Kulit Sintetis Makin Eksis di Dunia Desain Interior, Ini Karakternya!
(*)