Tak Hanya Kurva Covid-19 yang Harus Diratakan tapi Juga Kurva Perubahan Iklim, PBB Peringatkan Ada Bahaya yang Sama dari Kedua Kejadian Dunia Ini

Rabu, 13 Mei 2020 | 21:10
Tower Chihana, Vasanta Innopark, Cibitung Bekasi

Mengahdirkan hijaunya alam sebagai peredam polusi.

IDEAOnline-Dunia tengah melawan pandemi virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Namun, tak hanya wabah, PBB juga memperingatkan bahaya yang sama dari dampak perubahan iklim.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB mengatakan, sudah waktunya untuk meratakan kurva perubahan iklim.

Sebab, dampak perubahan iklim ini di Bumi akan mencapai puncaknya dalam lima tahun terakhir.

Tren rekor terpanas planet ini diperkirakan akan terjadi dalam lima tahun mendatang.

Melansir Science Alert, Senin (27/4/2020), WMO mencatat, tingkat karbon dioksida di stasiun pengamatan global, mencapai sekitar 26 persen, lebih tinggi daripada tahun 1970.

Sedangkan rata-rata suhu global telah meningkat sebesar 0,86 derajat celsius pada saat itu.

Suhu saat ini juga 1,1 derajat celsius lebih hangat dari era pra-industri.

Organisasi PBB ini juga mengatakan krisis Covid-19 memperburuk dampak sosial ekonomi dari perubahan iklim.

Baca Juga: Krisis Iklim Masih Berlangsung Selama Covid-19, Tahun 2020 Bakal Jadi Tahun Terpanas Dalam 10 Tahun Terakhir

www.mcphersonarchitecture.com
www.mcphersonarchitecture.com

Atap beton bisa dimanfaatkan untuk green roof dengan menamam rumput dan pepohonan.

Salah satu contohnya wabah virus corona ini telah membuat orang lebih sulit aman dari badai tropis.

Kendati demikian, program pemantauan iklim WMO telah mencatat pengurangan polutan utama, penurunan polusi udara dan peningkatan kualitas udara sebagai dampak dari penurunan industri selama pandemi virus corona ini.

"Kami memperkirakan akan ada penurunan enam persen dari emisi karbon pada tahun ini. Karena kurangnya emisi transportasi dan dari produksi energi industri," kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas.

Akan tetapi, Taalas mengatakan, penurunan polusi udara ini hanya akan bersifat sementara dan dalam kasus yang paling mungkin akan kembali normal pada tahun depan.

Stimulus setelah pandemi virus corona Taalas menambahkan, kegagalan untuk mengatasi perubahan iklim dapat mengancam kesejahteraan manusia, ekosistem, dan ekonomi selama beraba-abad yang akan datang.

"Kita perlu meratakan, kurva pandemi (virus corona) dan perubahan iklim. Kita juga perlu menunjukkan tekad yang sama terhadap perubahan iklim, seperti terhadap Covid-19," kata dia.

Baca Juga: Ternyata Polusi di Dalam Rumah Bersumber dari Benda Ini, Atasi Segera!

Taman atap dapat didesain sebagai ruang hijau untuk merespon iklim.

Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg telah menggemakan sentimen selama pembicaraan di Stockholm dan menekankan perlunya menangani dua krisis sekaligus.

Dia mengatakan, perubahan iklim adalan ancaman langsung, bahkan jika itu mungkin tidak secepat virus corona. Namun, masih akan berdampak pada dunia.

Dengan laporan tingkat rekor konsentrasi karbon dioksida di stasiun pemantauan tersebut, WMO mengatakan ini sangat penting.

"Krisis ekonomi sebelumnya sering diikuti oleh pemulihan terkait dengan pertumbuhan emisi yang jauh lebih tinggi daripada sebelum krisis," kata WMO.

Organisasi PBB yang memantau perubahan iklim dunia ini menilai, stimulus perlu diberikan pascapandemi virus corona dalam membantu ekonomi untuk tumbuh kembali dengan cara yang lebih hijau. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "PBB: Perubahan Iklim Harus Dilawan seperti Pandemi Virus Corona"

Baca Juga: Wow! Sterilnya Hotel Masa Depan Pasca Pandemi Covid-19, dari Ozon Pemurni Udara hingga Material Anti Bakteri Bakal Digunakan

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya