IDEAOnline-Termasuk perlengkapan rumah yang dipakai dalam jangka yang panjang, membeli kasur harus mempertimbangkan banyak hal.
Tentu bukan hanya harga yang jadi pertmbangan.
Kualitas produk memegangperan penting untuk penggunaan yang sesuai dengan yang kita harapkan.
Seperti diketahui, kasur bukan hanya berpengaruh pada kenyamanan tidur, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan tubuh.
Memperluas wawasan tentang kasur sebelum membeli perlu dilakukan agar tak tertipu produsen atau distributor yang menawarkan produk palsu.
Seperti dirilis Kompas.com berikut ini, peredaran kasur busa palsu sudah berada pada taraf mengkhawatirkan seiring dengan banyaknya permintaan produk ini.
PT Tri Sukses Jaya selaku distributor kasur busa Mattress Plus, Vita, dan Inoac mengaku dirugikan dengan peredaran kasur busa palsu yang makin marak di pasaran.
Kehadiran kasur busa imitasi itu telah menggerus potensi pasar yang selama ini digarap Tri Sukses Jaya hingga lebih dari 40 persen.
Baca Juga: Kasur dari Kapuk Tak Baik untuk Anak, Ini Penjelasan Dokter Spesialis
Karenanya, PT Tri Sukses Jaya dan PT Inoac Polytechno Indonesia selaku produsen Inoac bekerja sama dengan aparat keamanan memerangi peredaran kasur busa palsu.
Langkah pertama secara persuasif sudah dilakukan dengan mendatangi para pelaku pemalsuan, selanjutnya kedua perusahaan tersebut akan menempuh jalur hukum.
PT Tri Sukses Jaya dan PT Inoac Polytechno Indonesia sudah membentuk tim pengacara dan akan melakukan proses hukum sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Direktur Utama PT Tri Sukses Jaya Arif Sukandi menuturkan, langkah hukum ditempuhkarena peredaran kasur busa palsu sangat merugikan.
Tidak hanya bagi perusahaan distribusi dan produsen, juga masyarakat sebagai konsumen.
"Masyarakat konsumen seolah-olah diuntungkan dengan kasur busa palsu karena harganya lebih murah. Namun, sejatinya para pemalsu ini tengah menyalakan bom waktu,” tegas Arif dalam keterangannya kepada Kompas.com, Rabu (19/2/2020).
Salah satu kerugian akibat membeli kasur palsu, adalah biaya besar yang harus dikeluarkan oleh konsumen.
Hal ini karena kualitas barang palsu tersebut dinilai jauh lebih rendah dibawah standar pabrikan PT Inoac Polytechno Indonesia.
Akibatnya, konsumen akan mengeluarkan biaya tambahan lagi untuk membeli barang yang sama karena masa pakainya lebih pendek.
Baca Juga: Tak Perlu Meletakkan Kasur di Lantai tapi Serasa Tidur Lesehan Mirip Tatami di Jepang, Ini Caranya!
“Jadi, meski saat ini membeli murah tetapi sesungguhnya harga itu menjadi mahal karena kasur lebih cepat rusak,” imbuh Arif.
Sementara itu Plant Manager PT Inoac Polytechno Indonesia Iwant Suprijanto mengatakan selama ini banyak kerugian akibat peredaran barang palsu.
Bahkan, menurutnya, pemerintah ikut menjadi korban karena kehilangan potensi pendapatan negara dari pajak maupun penerimaan lainnya.
Menurut Iwant, produsen barang palsu sudah dipastikan tidak membayar pajak. Karenanya, mereka bisa menjual kasur dengan harga jauh lebih murah dibanding produk Inoac dan Vita.
“Oleh sebab itu, PT Inoac Polytechno Indonesia telah menyiapkan (pengacara) dan bekerja sama dengan aparat keamanan siap memerangi pelaku pemalsuan," cetus dia.
Arif memprediksi, bila peredaran barang palsu berhasil diberantas maka pasar Inoac dan Vita akan mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya.
Permintaan kasur busa sejak tiga tahun lalu hingga sekarang terus meningkat, pada 2018-2019, misalnya, masing-masing mengalami kenaikan sebesar 47 persen dan 20 persen.
Tahun ini, permintaan juga diperkirakan mengalami pertumbuhan 30 pesren.
Saat ini, produk Vita, Mattress Plus, dan Inoac menguasai 82 persen pasar matras Jabodetabek serta beberapa wilayah lain di Jawa Barat.Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Kasur Busa Palsu Gerus Pasar Vita dan Inoac 40 Persen"Baca Juga: Perusahaan Kasur Ini Justru Naikkan Produksi Saat Covid-19 untuk Penuhi Permintaan yang Melonjak
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork
(*)