IDEAonline-Di rumah, salah satu kebutuhan anak adalah kamar tidur.
Dan ini artinya, ia berhak memiliki sebuah kamarnya sendiri, yang terpisah dari kamar orangtuanya.
Mengapa anak butuh kamar sendiri?
Menurut Ratih Zulhaqqi, psikolog anak dan remaja, seorang anak sudah bisa tidur sendiri di kamarnya sejak usia 3 tahun, walaupun usia ini masih masuk kategori pra sekolah.
Sementara, secara umum, yang termasuk rentang usia anak-anak adalah 6-12 tahun.
Di usia 3 tahun, seorang anak sudah dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga orangtua tidak perlu khawatir anaknya tidur terpisah.
Baca Juga: Berkreasi dengan Cat di Kamar Anak, Bikin Motif Menarik di Plafon
Di sisi lain, orangtua dapat menjaga keintiman dengan pasangan tanpa khawatir anak akan melihat adegan yang tidak seharusnya dilihat.
Namun, momen memisahkan anak untuk tidur di kamarnya sendiri (bukan bersama orang-tua) tidak selalu berlangsung mulus.
Bagi banyak keluarga, ketika si buah hati harus berpisah kamar dari orangtuanya seringkali menciptakan drama tersendiri.
Menurut Ratih Zulhaqqi, psikolog anak dan remaja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar proses ini berjalan mulus.
1. Sebaiknya proses pindah kamar dilakukan bertahap.
Misalnya, saat awal orangtua menemani anak tidur di kamar anak.
Sampai si kecil merasa terbiasa dan nyaman di kamar barunya, barulah ia tidur sendiri.
Baca Juga: Delapan Hal Wajib Dlakukan Saat Memilih Furnitur untuk Kamar Anak
2. Orangtua jangan berlebihan menanggapi soal pisah kamar ini.
Seringkali, reaksi orangtualah yang justru memancing anak berpikir bahwa pisah kamar adalah sesuatu yang menakutkan.
Tanamkan bahwa ini peristiwa biasa yang harus dilalui anak.
3. Bersabar dan konsisten melalui proses ini.
Jangan berikan pilihan kepada anak bahwa ia tetap dapat tidur di kamar orangtuanya.
Dalam sebulan, umumnya anak sudah dapat tidur dengan nyaman di kamarnya sendiri.
Baca Juga: Baik Tidak Ada Televisi di Kamar Anak? Yuk Pelajari Psikologinya!
#berbagiIDEA