Hidup Berkualitas di Kota Urban, Ini Cara Membangun Hunian yang Baik

Jumat, 05 Juni 2020 | 18:00
Dok. Synthesis Development

Bangunan hijau dapat membantu kota-kota di Indonesia tumbuh secara berkelanjutan.

IDEAOnline-Ketika kita memutuskan untuk tinggal di kawasan perkotaan atau kawasan urban, berarti kita juga harus siap menerima kepadatan yang terjadi.

Entah itu karena banyaknya individu yang berinteraksi di lingkungan yang sama dengan kita, atau kepadatan yang terjadi karena tempat tinggal kita saling berdekatan satu sama lainnya.

Kepadatan tersebut terlihat dengan jelas pada tata ruang di kota.

Tak jarang ditemui, di sebuah kawasan terdapat gedung-gedung perkantoran tinggi atau apartemen puluhan lantai bersebelahan dengan sebuah kampung warga asli atau rumah kecil yang luasnya tak lebih dari 100 meter persegi.

Atau bahkan, kepadatan terlihat pada aktivitas yang semakin membludak, meluber dari trotoar hingga jalan raya.

Selanjutnya, menjadi urban adalah siap menghadapi intensitas sosial antarsesama.

Intensitas sosial tersebut, tak hanya terjadi pada saat-saat tertentu saja, namun bisa juga terjadi setiap saat.

Karena pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan merasakan hidup.

Sebagai kaum urban, hal-hal demikian tentunya dialami setiap harinya, saat memutuskan untuk menjadi urban.

Baca Juga: Sertifikasi Greenship, Apa Kriterianya dan Pantas Diberikan untuk Bangunan seperti Apa?

Baca Juga: Urban Resort House, Penggabungan Unsur Alam dan Kehidupan Perkotaan

Tower Chihana, Vasanta Innopark, Cibitung Bekasi

Mengahdirkan hijaunya alam sebagai peredam polusi.

Urban Jakarta

Sebagai sebuah kota urban yang terus bergejolak dan mengalami perubahan secara cepat, Jakarta seharusnya mampu mengatasi segala macam persoalan yang terjadi pada kehidupan urban yang terdapat di dalamnya.

Persoalan tersebut muncul karena orang-orang yang menjalani hidup urban mudah sekali dilanda stres.

Karenanya, sudah seharusnya bagian-bagian dari kota Jakarta dirancang dengan baik, agar dapat mengurangi stres yang terjadi pada penduduknya.

Bagaimanapun, kehidupan urban berkaitan erat dengan kualitas hidup manusia yang menjalaninya.

Kualitas hidup yang menurun bisa dilihat dari kenyataan bahwa Jakarta makin panas.

Ini disebabkan bangunan lebih banyak dibandingkan pohon hijau.

Harus diakui pula pepohonan hijau semakin susah dilihat di tengah “hutan” beton Jakarta.

“Melalui arsitektur yang baik persoalan urban di kota-kota besar dapat diatasi,” ujar Ridwan Kamil di sebuah presentasinya tentang rumah urban.

Lantas seperti apa aritektur yang baik menurut pandangan Ridwan Kamil yang kini menjadi Gubernur Jawa Barat ini?

Arsitektur yang baik harus memiliki nilai-nilai tertentu, sebagai berikut.

Baca Juga: Apartemen Modern nan Cozy, Padukan Kealamian Kayu dan Semen

Foto Yannis Rudolf Pratasik

Filosofi rongga pada massa bangunan untuk sirkulasi udara yang baik.

Merespon Hijau

Arsitektur yang baik harus dapat merespon isu-isu penyelamatan lingkungan, bahaya global warming, serta hilangnya tanaman hijau di perkotaan.

Merespon Kenyamanan

Penghuni rumah tentunya mengharapkan kenyamanan yang sesuai agar betah berada di rumah, dan tidak lagi terganggu dengan stres karena rutinitas.

Merespon Tetangga

Lingkungan sosial merupakan faktor yang harus dipertimbangkan oleh arsitek ketika akan merancang sebuah bangunan.

Misalnya, saat akan membangun rumah tinggal, maka tetangga seharusnya mendapat porsi untuk saling silaturahmi agar dapat tercipta komunikasi yang baik.

Merespon Keterjangkauan

Di tengah naiknya harga bahan-bahan bangunan, pembangunan yang baik adalah pembangunan yang hemat dan proporsional agar pemilik bangunan tidak dipusingkan oleh harga dan sesuai dengan anggaran yang dimiliki.

“Nilai-nilai tersebut merupakan nilai yang bisa membuat kehidupan urban menjadi lebih baik,” imbuhnya.

Baca Juga: Rumah Urban Tampil Minimal Fungsi Maksimal, Less is More Jadi Panutan

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti