IDEAOnline-Sampah terus menjadi persoalan, termasuk dalam kehidupan di rumah.
Disadari atau tidak, ada beberapa jenis sampah yang dapat berpotensi menjadi limbah berbahaya.
Sampah plastik menjadi barang rumah tangga sekali pakai yang dekat dengan kehidupan rumah tangga dan butuh ratusan tahun untuk mengurai sehingga menjadi sampah menumpuk dan mengancam ekosistem di sekitarnya.
Setiap tahun, delapan juta ton plastik berakhir di lautan, membunuh satu juta burung laut dan mengancam punah kehidupan ratusan spesies laut.
Penggunaan plastik di dalam rumah tangga di antaranya berasal dari wadah makanan dan minuman serta kemasan beberapa produk yang digunakan sehari-hari.
Karenanya, polusi plastik telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang sangat mendesak sekaligus mengancam bagi seluruh kehidupan di bumi.
Tak hanya masyarakat sebagai pengguna, tapi juga industri sama-sama memiliki tanggung jawab untuk mewaspadai ini.
Menyadari bahwa masyarakat yang kini semakin kritis terhadap kemasan produk yang mereka beli dan ingin turut berkontribusi menyelamatkan lingkungan, Signify (Euronext: LIGHT), pemimpin dunia di bidang pencahayaan pun secara aktif berupaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk-produknya.
Baca Juga: Perbaiki Mutu Udara dan Lingkungan dengan Taman Atap, Rumah Lebih Hemat dan Nyaman
Sebagai bagian dari kebijakan pengemasan, Signify telah menggunakan 80% kertas daur ulang untuk kemasannya dan sekarang akan mulai menghapus semua plastik dari kemasan untuk produk-produk konsumen dengan tujuan bebas plastik pada tahun 2021.
Dengan menghapus plastik yang digunakan pada kemasan produk konsumen, Signify akan menghilangkan penggunaan lebih dari 2.500 ton plastik per tahun.
Dari perhitungan yang dilakukan Signify dengan menggunakan botol PET 0,5 liter, 2.500 ton plasik per tahun ini sama dengan 125 juta botol PET (Polyethylene Therepthalate), yang jika disusun berjejer, akan membentang lebih dari 8.000 kilometer (5.000 mil), kira-kira jarak dari Jakarta ke Madinah, Arab Saudi.
Selain materialnya, kemasan baru produk lampu Signify dibuat lebih kecil.
Dari sisi transportasinya hal ini berdampak pada pengurangan emisi karbon sebesar 6.000 ton per tahun.
Jika satu pohon dapat menyita 22 kilogram CO2 per tahun, maka pengurangan emisi karbon sebesar 6.000 ton per tahun ini setara dengan jumlah Karbondioksida (CO2) yang dapat diserap 270.000 pohon dewasa dalam setahun.
"Kami memutuskan harus mengambil peranan utama dan mulai menggunakan alternatif bahan bebas plastik. Hal ini memang sudah selayaknya dilakukan, sekaligus memenuhi ekspektasi pelanggan kami yang semakin meningkat,” kata Eric Rondolat, CEO Signify.
Baca Juga: Selamatkan Bumi dengan Bangunan Hijau, Lakukan dengan 5 Cara Ini!
Rata-rata, kebijakan pengemasan Signify sudah mewajibkan semua kemasan menggunakan lebih dari 80% kertas daur ulang dan bahan-bahan murni harus dari sumber terbarukan yang bersertifikasi.
Dalam kasus di mana bahan dasar kertas tidak dapat digunakan, Signify mencari alternatif non-plastik lainnya.
Signify telah memulai penghapusan plastik dengan menghilangkan sisipan plastik yang biasa digunakan pada kemasan bohlam Philips Hue.
Perusahaan juga telah memilih busa kertas untuk mengemas Philips Hue Play HDMI Sync Box yang baru diluncurkan.
Penggantian paket blister dengan kemasan kotak berbahan dasar kertas akan diterapkan berurutan di seluruh portofolio produk dan wilayah yang berbeda.
Dimulai dengan bohlam LED di Eropa pada kuartal ketiga tahun 2020, dan diikuti seluruh dunia mulai awal tahun 2021.
Baca Juga: Peduli Bumi Mulai dari Rumah, Bijak Gunakan Air Pilih Keran yang Baik
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
(*)