IDEAonline -Gejala kerusakan pada tanaman dapat terjadi karena faktor
fisiologis maupun serangan patogen. Nah, selain upaya pencegahan berupa sanitasi lingkungan, Anda perlu
juga mengetahui beragam gejala serangan supaya dapat segera dilakukan langkah praktis penanggulangannya.
Berikut beberapa serangan hama yang sering muncul pada saat musim hujan.
Ulat
Serangan hama ulat dapat mulai dicermati ketika kupu-kupu hinggap di sekitar tanaman lalu meletakkan telur-telurnya.
Sebagai larva kupu-kupu yang aktif makan, pada bagian daun tanaman yang terserang tampak bekas gigitan, bahkan seringkali hanya tersisa tulang daun.
Pengendalian paling mudah dan efektif ialah dengan mengambil ulat secara manual lantaran ukurannya yang kasat mata.Pengendalian ulat dengan insektisida sebaiknya dihindari lantaran residunya cukup kuat.
Keong (siput)
Siput telanjang dan siput bercangkang suka hidup di tempat lembap dan gelap. Siput merusak daun tanaman bak bekas gigitan ulat.
Biasanya siput bersembunyi di bawah permukaan daun, di antara pelepah tangkai daun dan media tanam.
Jika jumlahnya sedikit, ambil saja secara mekanis. Andai terlampau parah dan banyak, semprotkan larutan antisiput seperti Sipotux sesuai anjuran pada kemasan.
Siput aktif pada sore dan malam hari sehingga lebih mudah diamati.
Kutu putih
Hama ini sering disebut kutu wool (mealy bugs). Kutu ini biasa ditemukan di ketiak dan permukaan daun, seludang bunga, bahkan akar tanaman.
Ciri tanaman yang terserang cenderung kerdil, bentuk bunga abnormal, dan terdapat bercak.
Residu hasil sekresi kutu wool berupa kotoran hitam akan mengotori tanaman, sehingga menghambat pertumbuhannya.
Baca Juga: Tak Kalah Cantik dengan Taj Mahal, Begini Penampakan Istana yang Selalu Tenggelam di Danau India
Baca Juga: Selalu Dikaitkan dengan Penyakit Berbahaya, Ternyata Tidur di Lantai Bisa Sembuhkan Rasa Pegal
Bila serangannya belum parah, Anda dapat memangkas bagian yang terserang atau mengambilnya secara manual.
Namun, bila sulit tertangani secara mekanik, Anda dapat menyemprotkan insektisida, seperti Confidor atau Agrimec 0,25 ml/liter setiap seminggu sekali.
Artikel ini tayang di Tabloid Rumah edisi 180
(*)