IDEAOnline-Rumah yang berada di daerah beriklim tropis yang cenderung lembap bisa dibuat sehat dengan penerangan alami dan sirkulasi udara yang baik.
Karena itu, salah satu ciri rumah tropis—khususnya rumah tradisional—adalah memiliki bukaan yang banyak untuk menghasilkan kapasitas pertukaran udara yang cukup.
Pergantian udara segar adalah sesuatu yang mutlak dilakukan dalam sebuah rumah.
Hal ini berkaitan langsung dengan kesehatan penghuni rumah.
Secara kasar, setiap orang membutuhkan 20 - 50 m3 udara bersih setiap jamnya.
Dalam sebuah rumah, sirkulasi udara terbagi menjadi dua jenis.
Pertama, sirkulasi udara yang berlangsung secara alami dan kedua, sirkulasi udara yang terjadi karena bantuan alat mekanis, misalnya exhaust fan di kamar mandi dan cookerhood di dapur.
Sirkulasi udara yang baik dapat diperoleh dengan membuat sirkulasi udara silang.
Caranya adalah dengan meletakkan lubang udara, baik berupa jendela maupun roosterpada dua bidang dinding yang saling berhadapan.
Sirkulasi udara silang ini sebaiknya mencakup dua jenis, yaitu sirkulasi udara silang secara mendatar (horizontal) dan secara tegak (vertikal).
Baca Juga: Mengenal 8 Jenis Jendela, Mana yang Ideal untuk Kebutuhan Ruangmu?
Peletakan sirkulasi udara silang hendaknya direncanakan secara cermat, dengan memperhitungkan arah angin.
Sirkulasi silang bukan berarti hanya meletakkan bukaan pada sisi tembok yang berlawanan.
Bukaan yang benar-benar berseberangan malah akan membuat angin tidak berputar ke seluruh ruangan.
Yang benar, peletakaan bukaan harus bisa menciptakan perutaran angin di dalam ruangan (dengan catatan angin dalam keadaan tidak terlalu kencang).
Pada sirkulasi silang vertikal, posisi dan bentuk jendela/ventilasi pada dinding sangat berpengaruh pada debit sirkulasi udara.
Khususnya pada bukaan di mana aliran udara memasuki rumah.
Bukaan masuk ini akan menentukan jumlah dan pola aliran udara yang masuk ke dalam ruangan; apakah udara akan berputar dahulu di dalam ruangan, atau langsung keluar lagi melalui bukaan keluar.
Yang paling baik adalah udara yang berputar lebih dahulu sebelum keluar melalui bukaan yang lebih kecil, karena pergerakannya itu akan mengganti udara lama di dalam ruangan.
Selain itu, pembagian dan peletakan ruang di dalam bangunan juga sangat berpengaruh pada pola perputaran udara ini.
Meletakkan ruangan yang berukuran lebih besar menghadap ke arah aliran angin dan ruangan yang berukuran lebih kecil di bagian belakangnya, misalnya, akan membuat udara yang masuk mengalir ke tiap ruangan.
Sirkulasi udara alami dan sistem pengudaraan yang baik seperti ini dibutuhkan untuk kesehatan dan kenyamanan ruang.
Selain peletakan bukaan, satu hal yang perlu jadi perhatian adalah, seberapa besar bukaan harus dibuat.
Teori arsitektur menyebutkan bahwa luas bukaan untuk keperluan sirkulasi udara pada sebuah bangunan sebaiknya berkisar antara 40 - 80% dari luas dinding secara keseluruhan.
Ada juga teori lain yang menyebutkan, bahwa luas bukaan sebaiknya sebesar 10 - 20% dari luas lantai.
Hal ini tentunya dapat disesuaikan dengan selera penghuni, bentuk arsitektur bangunan, dan jangan lupa, dengan memerhatikan arah aliran angin di sekitar rumahmu.
Selain terkait dengan susunan ruang, besar atau kecilnya bukaan tergantung dari fungsi ruang, apakah ruang tersebut digunakan untuk orang banyak atau tidak.
Misalnya untuk ruang keluarga yang kegiatannya cukup banyak , bukaannya tentu harus lebih besar daripada ruang tidur yang cuma diisi 2 - 3 orang.
Dapur dan ruang-ruang lain yang berpotensi menghasilkan panas harus diberi bukaan yang lebih besar dari ruangan lain.
Baca Juga: Tujuh Pilihan Jenis Jendela yang Biasa Dipakai di Kamar Tidur Utama
#berbagiIDEA