IDEAOnline-Orang dengan cacat intelektual dan autisme yang terinfeksi Covid-19, berisiko tinggi meninggal dunia dibanding populasi lain.
Ini merupakan hasil analisis yang dilakukan National Public Radio (NPR) AS berdasar data dari dua negara bagian AS.
Selain risiko kematian yang lebih tinggi, orang dengan cacat intelektual dan autisme lebih rentan terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 yang bertanggung jawab atas Covid-19.
Di Pennsylvania, angka yang diperoleh NPR menunjukkan bahwa orang dengan kecacatan intelektual dan autisme yang positif COvid-19 meninggal dunia dengan laju sekitar dua kali lebih tinggi dibanding penduduk Pennsylvania lain yang terinfeksi penyakit tersebut.
Di New York, negara dengan kematian terbanyak akibat Covid-19 adalah orang dengan kecacatan intelektual.
Jumlahnya 2,5 kali lipat lebih tinggi dibanding jumlah orang lain.
Pada 2 Juni, ada 801 kasus yang dikonfirmasi di Pennsylvania dengan 113 kematian merupakan orang dengan cacat intelektual dan autisme.
Di New York, NPR menghitung data yang diperoleh dari Kantor Negara Bagian New York untuk penyandang disabilitas.
Baca Juga: Ciptakan Taman Bermain Sensorik, Arsitek Menggandeng Anak-anak Autis
Data menunjukkan, 2.289 positif Covid-19 an 368 meninggal dunia.
"Tingkat kematian yang tinggi sangat meresahkan, tapi ini tidak mengejutkan," kata Scott Landes, profesor sosiologi dari Universitas Syracuse.
Landes mengumpulkan data mandiri dan menemukan bahwa orang dengan cacat perkembangan memiliki tingkat kematian tertinggi akibat Covid-19.
"Mereka lebih mungkin - sekitar empat kali lebih mungkin - terinfeksi Covid-19 dibanding populasi umum," kata Landes dilansir NPR.org, 9 Juni 2020.
"Jika mereka terinfeksi Covid-19, mereka dua kali lipat lebih mungkin meninggal dunia," imbuh dia.
Landes mengatakan, ada dua alasan kenapa orang dengan kecacatan intelektual dan autisme yang terinfeksi Covid-19 berisiko tinggi meninggal dunia.
Pertama, orang dengan kelainan perkembangan jauh lebih mungkin memiliki penyakit penyerta seperti gangguan pernapasan.
Hal ini meningkatkan risiko kematian.
Baca Juga: 7 Kriteria Anak Autis dan Terapi Warna yang Tepat Menurut Psikolog
Kedua, orang dengan kelainan perkembangan di AS lebih mungkin hidup berkelompok.
Dalam satu kamar, ditinggali oleh dua sampai 10 orang atau lebih.
Landes mencatat, sekitar 13 sampai 20 persen orang dengan disabilitas perkembangan hidup dalam lingkungan seperti itu.
Angka ini jauh lebih tinggi dibanding orang tua di atas 65 tahun, yang hanya sekitar 6 persen.
"Jika kamu tinggal dengan banyak teman sekamar, kemudian perawat selalu keluar masuk ruangan, maka peluang tertular Covid-19 lebih tinggi," kata Landes.Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Orang Autis Lebih Rentan Terinfeksi Corona Covid-19, Ini Alasannya"
#berbagiIDEA