Mengenal Hidroponik, Sejarah dan Perkembangannya dari Waktu ke Waktu

Selasa, 30 Juni 2020 | 16:30
Kompas.com

Ilustrasi Desainer Belanda, Marjan van Aubel mengembangkan rumah kaca hidroponik.

IDEAOnline-Hidroponik atau bercocok tanam tanpa tanah bermula dari penelitian tentang kebutuhan nutrisi tanaman agar bisa tumbuh optimal.

Hdroponik merupakan teknologi di mana tanaman ditumbuhkan tanpa meggunakan tanah sebagai media tanah sehingga populer disebut soiless culture maupun dirless gardening.

Mengutip tulisan Garsinia Lestari, SP dalam bukunya tentang Hidroponik, istilah hidroponik pertama kali dikemukakan di tahun 1936 oleh W.A. Setchell kala W.F. Gericke—seorang agronomis dari University of California-USA—berhasil mengembangkan teknik bercocok tanam dengan air bernutrisi sebagai medium tanam.

Awalnya Gericke menggunakan istilah aquaculture saat melaporkan hasil percobaannya.

Namun, lantaran istilah aquaculture telah mengacu pada kegiatan menumbuhkan tanaman dan binatang air, maka ia memutuskan perlunya istilah lain bagi “cara bercocok tanam baru” tersebut.

Baca Juga: Keren! Desainer Ini Rancang Rumah Kaca Hidroponik Manfaatkan Panel Surya untuk Sumber Tenaga

Contoh penanaman dengan sistem hidroponik.

Lantas W.A. Setchell mengusulkan istilah hidroponics yang berasal dari bahasa Yunani, hydro (air) dan ponos (kerja) yang berarti “pengerjaan air” atau “memberdayakan air” atau hydroculture.

Hidroponik dari Waku ke Waktu

Menilik sejarahnya, teknik hidroponik sebenarnya dimulai ribuan tahun secara sederhana.

Ada taman gantung Babilonia dan hidroponik dirakit rumput yang diterapkan oleh suku Aztek.

Seiring dengan penemuan W.F. Gericke yaitu “bercocok tanam tanpa tanah” dikembangkan pula beragam metode bercocok tanam dengan cara lain.

Di antaranya dengan menggunakan medium agregat berupa pasir, kerikil, rockwool, vermuculite dan lainnya—populer disebut agregat culture.

Baca Juga: Berkebun Hidroponik? Antisipasi Kendala yang Ditemui dengan Cara Ini

Dengan sistem hidroponik, dapat menanam dan memanen sendiri sayuran di rumah tinggal.

Sekitar tahun 1950, teknologi hidroponik gencar diterapkan di Jepang utamanya di area tandus sebagai akibat serangan bom atom PD II.

Tak mau kalah beberapa negara di Timur Tengah seperti Bahrain dan Irak yang bersuhu ekstrim dan areanya berupa gurun pasir nan gersang turut mengaplikasikan hidroponik sebagai solusi upaya penghijauan.

Selaunjutnya ditemukan juga teknologi hidroponik Nutrient Film Technique (1960-1970), hidroponik dengan teknik irigasi tetes (1965), aeroponik (1966), lalu hidroponik terapung (1975).

Baca Juga: Inilah 9 Alasan yang Bikin Kamu Memilih Berkebun secara Hidroponik

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya