Dianggap Pas untuk Penahan Panas, Kisi-kisi Tak Halangi Angin Masuk!

Minggu, 05 Juli 2020 | 13:00
Arsitek Samuel Tsang

Kisi-kisi kayu sebagai secondary skin, di pasang di bagian luar atau bagian yang terpapar matahari secara langsung.

IDEAonline – Jika teritisan sebagai perlindungan terhadap terik matahari—serta tampias air hujan—bentuknya cenderung horizontal, maka ada sebuah elemen bangunan fungsinya kurang lebih sama, tetapi bentuknya vertikal Elemen ini disebut sebagai sunscreen alias penahan sinar matahari.

Karena umumnya sunscreen berbentuk seperti susunan sirip-sirip, ia juga kerap disebut sebagai kisi-kisi.

Bentuk ini dianggap pas untuk penahanpanas, karena celah-celahnya tidakmenghalangi aliran udara ke arah rumah.

Kisi-kisi juga tidak sepenuhnya memblokircahaya matahari, sehingga bidang yangditutupinya tidak menjadi gelap.

Dipasang di Luar Jendela

Christina E. Mediastika (dosen istimewa Universitas Atma Jaya, Yogyakarta), menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bangunan yang salah mengartikan sunscreen, sehingga salah pula meletakkannya.

Baca Juga: Gagal Nikah Muda dan Kini Malah Belum Kepikiran untuk Memiliki Pasangan, Prilly Justru Alihkan ke Fokus Kerja sampai Bangun Rumah Mewah Seharga Rp 5 Miliar

Baca Juga: Tak Hanya Luas dan Mewah, Artis yang Pernah Gagal Nikah Sampe 7 Kali Ini Bangun Rumah dengan Pintu yang Bisa Dilewati Keranda Mayat, Begini Alasan Dibaliknya!

Penahan sinar matahari ini seharusnya diletakkan di luar rumah sebelum jendela, dan bukannya di dalam jendela Karena dipasang di dalam jendela, orang pun akan rancun dengan pengertian horizontal blind atau vertical blind.

Padahal, keduanya hanya berfungsi mengurangi silau, dan bukan panas matahari. Kisi-kisi sejatinya berfungsi mengurangi panas yang ditimbulkan oleh sinar matahari.

Devi F. Yuliwardhani
Devi F. Yuliwardhani

Fungsi secondary skin untuk menghalangi sinar matahari langsung bersentuhan dengan dinding.

Jika dipasang di dalam jendela, panas matahari akan tetap menembus masuk ke dalam ruang dan ruang pun menjadi panas.

Baca Juga: Cara Merencanakan Perpipaan Rumah Tingkat agar Debit Air Merata

Baca Juga: Mezanin Ciptakan Tambahan 2 Ruang Sekaligus, Ini Inspirasinya!

Tergantung Perlintasan Matahari

Dalam pembuatan penahan sinar matahari ini, ada perhitungan tertentu berdasarkan diagram lintasan matahari.

Jadi, antara satu bangunan dengan bangunan lainnya, ukuran kisi-kisi ini tidak selalu sama, tergantung kedudukan bangunan tersebut terhadap lintasan matahari.

Lebih jauh, yang bisa dihitung dari “rumus” ini adalah jarak peletakan kisi-kisi dari jendela, serta lebar kisi-kisi dari bagian plafon sampai bagian terbawahnya.

Beragam Material

Kisi-kisi penahan panas ini terbuat dari berbagai macam material. Pada gedung bertingkat, yang umum ditemukan adalah kisi-kisi yang terbuat dari metal.

Bahan ini tentu sangat kuat, mengingat kisi-kisi ini diletakkan di luar bangunan yang akan terkena pengaruh cuaca.

Namun, selain biayanya mahal, harus lebih diperhatikan struktur penopangnya karena kisi-kisi dari metal ini bobotnya berat.

Baca Juga: Cara Merencanakan Perpipaan Rumah Tingkat agar Debit Air Merata

Baca Juga: Niat Renovasi Kamar Mandi tapi Takut Pengeluaran Tak Terkontrol? Coba 3 Tips Ini!

Alternatif material lain yang sangat kuat adalah beton. Tetapi untuk rumah tinggal, beton tidak umum dijadikan penahan sinar matahari, karena biayanya sangat mahal.

Di bangunan rumah tinggal, material yang sering digunakan untuk kisi-kisi adalah kayu. Kayu relatif lebih murah dibandingkan kedua bahan diatas, walaupun dari segi keawetan, kayu masih kalah.

Tetapi, dengan finishing dan perawatan yang tepat, kayu cukup tahan diletakkan di luar jendela. Menurut Tri, rumah tinggal juga bisa memanfaatkan rooster (lubang angin) sebagai penahan sinar matahari.

Ketebalan bloknya bisa berfungsi sebagai penahan sinar matahari, sementara lubang-lubangnya berfungsi sama seperti celah pada kisi-kisi, yaitu memasukkan udara ke dalam rumah.

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 81

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya