IDEAOnline-Sebuah galur (strain) virus flu baru diidentifikasi sejumlah ilmuwan di China.
Virus ini bahkan disebut berpotensi menjadi pandemi. Oleh para ilmuwan, virus ini dinamakan G4 EA H1N1 (disingkat G4).
Galur virus itu diketahui dibawa oleh babi dan dapat menjangkiti manusia.
Para peneliti mengatakan, virus G4 memiliki semua tanda untuk menular ke manusia sehingga perlu pengawasan ketat agar tidak memicu pandemi berikutnya.
Berikut kami rangkum sejumlah fakta terkait virus G4 yang diketahui para ahli sejauh ini, dilansir dari berbagai sumber.
1. Penelitian selama 8 tahun
Para ilmuwan gabungan dari beberapa universitas di China dan Chineses Center for Disease Control and Prevention (CDC China) melakukan penelitian sejak 2011.
Selama delapan tahun (2011-2018), para ahli mengambil 30.000 sampel swab hidung dari tempat penjagalan babi yang tersebar di 10 provinsi China.
Dari pengambilan sampel tersebut, mereka mendapatkan 179 jenis flu babi.
Mayoritas jenis virus tersebut menyebar di peternakan babi sejak 2016.
Para ilmuwan kemudian melakukan eksperimen terhadap ferret (sejenis musang).
Hewan ini kerap digunakan dalam eksperimen virus flu karena menimbulkan gejala yang hampir mirip dengan manusia.
Terutama demam, batuk, dan bersin. Dari eksperimen tersebut, diketahui tingkat infeksi virus G4 sangatlah tinggi.
2. Setiap tahun penyebaran semakin banyak
Dalam laporan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), ahli menemukan peningkatan paparan infeksi virus G4 yang terus bertambah selama 8 tahun.
Dari 2011-2013, varian paling umum dari virus flu EA H1N1 adalah strain genotipe 1 (G1) yang akhirnya memunculkan varian strain genotipe 4 (G4).
Setiap tahun sejak 2014, virus G4 melakukan penyebaran hingga melampaui master G1 aslinya.
Baca Juga: Bebaskan Penghuni Rumah dari Penyakit Flu, Ikuti 5 Tips Ini!
3. Tumbuh dan berkembang di saluran pernapasan
Virus G4 bisa tumbuh dan berkembang pada sel-sel di dalam saluran pernapasan manusia.
Mulai dari SAa2,6Gal yang merupakan reseptor di sel lapisan saluran pernapasan manusia, jaringan trakea, hingga infeksi sel epitel yang melapisi bronkus dan alveoli.
Para ilmuwan menemukan bukti penularan pada manusia yang bekerja di industri peternakan babi di China.
Saat menyerang sel manusia, virus G4 menimbulkan gejala yang lebih serius dibandingkan jenis virus flu lainnya.
Tes antibodi juga membuktikan, tidak ada imunitas yang terbentuk dari virus flu biasa (musiman) untuk melawan G4.
Saat ahli melakukan tes antibodi terhadap populasi yang kontak dekat dengan virus, hasilnya mencengangkan.
Sebanyak 10,4 persen pekerja di penjagala dan peternakan babi terinfeksi virus G4.
Tes yang sama memprediksi, sekitar 4,4 persen populasi di China terinfeksi G4.
4. Penularan
Sejauh ini belum ada bukti virus G4 bisa menular antarmanusia.
Manusia yang terinfeksi virus G4 melakukan kontak langsung dengan hewan ternak.
“Jika virus G4 terus bermutasi hingga bisa menular antarmanusia, hal itu akan meningkatkan risiko pandemi,” tutur ilmuwan.
Dalam penelitian menggunakan ferret (sejenis musang), saat ferret yang terinfeksi G4 berdekatan dengan ferret sehat, ferret sehat dapat langsung terinfeksi.
Ini artinya, virus G4 menular lewat kontak langsung.
Percobaan kedua, ferret yang terinfeksi virus G4 diletakkan di kandang terpisah dengan ferret sehat, tapi letaknya berdekatan.
Hal ini untuk mencegah kontak langsung, dan melihat apa yang akan terjadi jika ferret yang terinfeksi batuk.
Hasilnya ferret sehat dapat tertular penyakit flu babi jenis baru ini, yang menandakan virus G4 dapat menular melalui tetesan air liur (droplets).
Dari hal ini, ahli mengingatkan berbagai pihak untuk memonitor para pekerja peternakan terutama babi.
Baca Juga: Tak Hanya Jadi Penghias Rumah, Bunga Sepatu Terbukti Ampuh Obati Flu, Berani Coba?
5. Vaksin yang tersedia tak mempan
Sudah diketahui virus G4 bereproduksi di dalam sel yang melapisi saluran pernapasan bagian bawah dan penularan dengan kontak langsung.
Namun, dalam laporannya ahli mengatakan vaksin flu yang tersedia saat ini tidak bisa melindungi manusia dari virus tersebut.
Ini karena galur (strain) virus G4 cukup berbeda dengan jenis virus dlu biasa.
Meski belum ada vaksin yang tepat, ahli optimis dapat mengembangkan vaksin yang tepat untuk memerangi G4 dan prosesnya tidak sesulit menemukan vaksin Covid-19.
Baca Juga: Pelihara Tanaman di Rumah Ternyata Bisa Hindari Flu, Kok Bisa?
6. Pengendalian dan pengingat untuk kita
Para ilmuwan menyebut bahwa langkah-langkah untuk mengendalikan virus tersebut di dalam babi-babi dan pengawasan populasi secara ketat harus diterapkan dengan segera.
Dr Anthony Fauci, Direktur Lembaga Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular AS memperingatkan untuk lebih memperhatikan galur virus G4 yang menyebar di China.
Prof James Wood, selaku Kepala Departemen Kedokteran Hewan di Universitas Cambridge, mengatakan penelitian ini merupakan pengingat berfaedah.
"Umat manusia selalu menghadapi risiko kemunculan patogen baru dan hewan-hewan yang diternakkan dan lebih dekat dengan manusia, dapat mengemuka sebagai sumber virus-virus yang menimbulkan pandemi," kata Wood.Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Bisa Jadi Pandemi, Ini 6 Fakta Virus G4 Flu Babi Baru dari China"
#berbagiCerita