Miliki Dana Terbatas, Tapi Ingin Bangun Rumah Tumbuh? Hmmm Ini Dia!

Senin, 06 Juli 2020 | 10:00
Foto Fernando Gomulya /Arsitek Delution

Fasad rumah berkonsep kubisme menyerupai bentuk boks. (ilustrasi rumah tumbuh)

IDEAonline -RUMAH TUMBUH:Inginnya punya rumah dengan banyak ruang, tapi dana terbatas.

Solusinya, bangun saja setahap demi setahap, atau yang sering disebut dengan “rumah tumbuh”.

Foto Fernando Gomulya/ Arsitek Delution

Miliki Dana Terbatas, Tapi Ingin Bangun Rumah Tumbuh? Hmmm Ini Dia! (ilustrasi rumah tumbuh)

Belakangan ini sering terdengar istilah “rumah tumbuh”. Bahkan mulai banyak pengembang (developer) yang menjajakan rumahnya dengan embel-embel “rumah tumbuh.”

Apakah maksudnya? Rumah tumbuh sebenarnya adalah istilah yang sudah lama dikenal dalam dunia arsitektur.

Baca Juga: Coba Tuangkan Satu Cangkir Baking Soda ke Dalam Mesin Cucimu, Ajaib, Ini yang Akan Terjadi!

Baca Juga: Waspada Kulit Bayi Meradang, Begini Langkah Mencuci Pakaian Bayi yang Benar

Istilah ini digunakan untuk rumah yang dibangun di suatu lahan, secara setahap demi setahap (tidak sekaligus).

Akhir-akhir ini sebutan rumah tumbuh menjadi populer di kalangan umum (bukan cuma arsitek), dan biasa diterapkan oleh pasangan muda yang baru menikah.

Tampaknya konsep ini menjadi digemari karena memberikan solusi bagi masalah klasik: ingin punya rumah cukup besar tapi dana terbatas.

Mulai dari Rumah Inti

Pengertian dasar dari konsep rumah tumbuh adalah mengembangkan rumah setahap demi setahap.

Menurut Wijoyo Hendromartono (arsitek), pembangunan tahap 1 dimulai dari rumah inti.

Foto Fernando Gomulya /Arsitek Delution

Miliki Dana Terbatas, Tapi Ingin Bangun Rumah Tumbuh? Hmmm Ini Dia! (ilustrasi rumah tumbuh)

Yang dimaksud dengan rumah inti ini adalah rumah yang hanya memiliki ruang-ruang sesuai kebutuhan standar yang hukumnya wajib ada.

Setidaknya di rumah tersebut harus ada 1 ruang tidur dan 1 kamar mandi, karena dua ruang ini sifatnya pribadi dan tidak bisa dilakukan di sembarang tempat.

Kemudian ada 1 ruang yang sifatnya “terbuka” yang bisa difungsikan untuk ruang tamu/keluarga atau ruang makan.

Sementara dapur bisa diletakkan di teras belakang.

Baca Juga: Mencuci Seprei Jadi Lebih Mudah dengan Gunakan bumbu Dapur Satu Ini, Simak 3 Tips Rumah Ini!

Baca Juga: Posisi Salah Bisa Percepat Rasa Lelah, Begini Begini Penempatan Komputer yang Tepat Cocok bagi yang WFH

Bagi pasangan muda, rumah dengan ruangruang ini sudah mencukupi.

Ketika rumah mulai diramaikan oleh kehadiran anak, Anda bisa melakukan pembangunan tahap 2, yaitu menambah 1 ruang tidur.

Pada saat ini Anda mungkin mulai membutuhkan pembantu atau baby sitter, sehingga Anda perlu membuat area servis berupa dapur serta kamar mandi dan ruang tidur pembantu.

Ruang cuci/ jemur bisa diletakkan di atas, berupa lantai dak. Untuk kebutuhan ini perlu ditambahkan tangga putar.

Kebutuhan akan ruang biasanya terus meningkat. Apalagi dengan bertambahnya jumlah anak. Ketika anak-anak Anda mulai tumbuh semakin besar, sudah saatnya Anda melakukan pembangunan tahap 3.

Baca Juga: Pernikahannya Hanya Bertahan 2 Tahun, Begini Isi Rumah Mewah Laudya Cynthia Bella saat di Malaysia yang Sempat Terekam Media, Ada Lift Pribadinya?

Baca Juga: Trik Hemat Pengeluaran Saat Bangun Rumah, Aplikasikan Polikarbonat!

Di sini Anda bisa menambahkan ruang tidur anak, ruang keluarga yang lebih luas untuk tempat berkumpul, dan mungkin juga ruang untuk belajar/membaca.

Bila lahan sudah habis, Anda bisa mulai mengembangkan rumah ke arah atas dengan membuat lantai 2.

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 55

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti