Membumi dengan Sentuhan Etnik, Intip Inspirasi Teras Ciamik Satu Ini

Senin, 27 Juli 2020 | 18:45
J. Endhy Pesuarissa /Kafe Damsko By Junkyard, Senopati, Jakarta Selatan

ilustrasi Teras

IDEAonline –Teras rumah adalah salah satu tempat yang bisa dipilih. Bagian rumah yang menjadi ruang transisi antara luar dan dalam ini, menawarkan kedekatan dengan alam.

Teras juga dapat dipilih menjadi tempat paling tenang untuk berkomunikasi lebih intim dengan diri sendiri atau untuk “melarikan diri” dari kebisingan.

Udara segar dan indahnya taman yang dapat dinikmati dari teras dapat menjadi terapi fisik dan psikis.

Namun, tak jarang, teras menjadi area mati yang hanya berfungsi sebagai perlintasan masuk dan keluar rumah.

Padahal ada banyak cara untuk membuat teras lebih hidup dan nyaman. Sentuhan desain dan pilihan beberapa elemen berikut dapat diterapkan untuk menciptakan teras ideal.

Ingin mempercantik teras rumah Anda? Beri sentuhan sesuai kebutuhan Anda dan keluarga.

Baca Juga: Mulai dari Gagang Kulkas hingga Mouse Komputer, Ketahui Titik Tersembunyi Penyimpan Kuman Jahat di Rumah

Inilah inspirasinya!

1. Bingkai Pemandangan

Sebuah vista terbentuk dari taman belakang yang terlihat dibingkai cantik oleh dinding pembatas teras yang didesain secara unik.

Richard

 Bingkai Pemandangan

Dinding berlapis bata ekspos ini juga menciptakan suasana terasa homey.

Baca Juga: Bahkan Tangga Kosong Bisa Jadi Area Mendekor, Ini Inspirasi Tipografi Unik 2020

Menikmati teh di sore hari sembari memandangi indahnya taman pastinya terasa makin nyaman.

2. Kolonial dan Etnik Bertemu

Adeline

Kolonial dan Etnik Bertemu

Kolaborasi konsep hadir di teras ini. Pilar-pilar pada teras memberikan kesan mewah khas rumah masa kolonial.

Baca Juga: Terlihat Akrab dalam Postingan Instagram, Begini Perbandingan Rumah Baim Wong dan Nikita Mirzani yang Dituduh Settingan atas Perseturuannya, Sama-sama Mewah!

Sementara dinding dan lantainya tampil membumi dengan sentuhan etnik yang hangat.

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

Artikel ini tayang di Majalah IDEA edisi 179

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya