Mengenal Kolom Si Kaki Penopang Bangunan, Syarat Ideal Kekuatannya

Rabu, 29 Juli 2020 | 14:30
tribunnews.com

Ilustrasi-Struktur bangunan hotel Antakya, Turki seakan mengapung di atas kolom.

IDEAonline-Fungsi kolom bisa diibaratkan sebagai sebuah kaki manusia yang menopang tubuh.

Kolom dalam sebuah bangunan dirancang sebagai penumpu beban yang diterima oleh bangunan yang kemudian diteruskan ke tanah.

Fungsi kolom sebagai struktur utama bangunan bertingkat berbeda dengan fungsi kolom praktis yang memberikan perkuatan pada dinding bangunan.

Ukuran kolomnya pun harus dirancang bisa menahan beban aksial tekanan vertikal berupa beban bangunan.

Keberadaan kolom sangat berarti dalam sebuah sistem struktur bangunan.

Jika terjadi kegagalan fungsi kolom maka akan berakibat pada kegagalan fungsi elemen struktur yang lain.

Oleh karena itu, dimensi kolom harus direncanakan dengan tepat agar tidak terjadi kegagalan.

Baca Juga: Eksplorasi Arsitektur Bersejarah, Seniman Ini Buat Pahatan dengan Detail Arsitektur

dezeen

Ilustrasi-Kolom penopang pada tempat parkir bertingkat yang akan diubah jadi apartemen.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kolom untuk bangunan bertingkat.

1. Ukuran kolom

Demi mengejar estetika, kolom bangunan rumah tinggal umumnya

memiliki lebar setebal dindingnya, sekitar 15 cm, sehingga kolomnya tidak menonjol.

Sedangkan panjangnya disesuaikan dengan beban yang direncanakan. Untuk kolom rumah tinggal 2 lantai, ukuran kolom dengan jarak antarkolom 3 m umumnya adalah 15/30 (lebar 15 cm dan panjang 30 cm) dengan jumlah tulangan 6 buah berdiameter 12 mm.

2. Dimensi tulangan

Penulangan pokok sebuah kolom menurut SK SNI T-15-1991-03, minimal terdiri dari 6 batang tulangan dalam satu penampang kolomnya.

Luasan tulangan setidaknya 1,5% sampai 3% dari luasan penampang atas kolom atau dengan rasio penulangannya antara 0,01 hingga 0,08.

Pembatasan ini bertujuan agar tulangan-tulangannya tidak saling berdesakan dalam sebuah penampang kolom.

Baca Juga: Tak Perlu Ubah Struktur, Manipulasi Kekurangan Ruang dengan Trik Ini!

Arsitek Atelier Cosmas Gozali

Ilustrasi-Tonjolan kolom struktur yang diolah diolah jadi built-in yang elegan dan cantik.

3. Jarak tulangan

Menurut SK SNI T-15-1991-03, jarak bersih antarbatang tulangan pokok

memanjang kolom berpengikat sengkang tidak boleh kurang dari 1,5 kali diameter tulangan atau minimal 40 mm.

Sebagai contoh jika tulangan yang digunakan adalah diameter 10 maka jarak minimal antar-tulangannya adalah 40 mm.

Sedangkan jarak bersih antartulangan sepanjang sisi sengkang maksimal 150 mm.

4. Pengikat sengkang

Menurut SK SNI T-15-1991-03, semua batang tulangan pokok berdiameter di bawah 32 mm harus diikat dengan tulangan sengkang berdiameter 10 mm.

Sengkang dalam kaidah struktur tahan gempa berfungsi untuk menahan gaya geser dan mengikat tulangan pokok sehingga kuat ketika menerima beban gempa.

Sengkang ini harus diikat dan dikaitkan dengan benar supaya fungsinya menahan beban bisa bekerja.

Baca Juga: Bermasalahkah Pilar di Depan Rumah? Ini Penjelasan dari Ilmu Feng Shui

Maxime Ventorre

Ilustrasi-Sebuah struktur kayu terbuka digunakan untuk memisahkan dua area.

5. Tebal selimut beton

Menurut SK SNI T-15-1991-03, tebal selimut beton sebagai pelindung tulangan pokok memanjang adalah 40 mm.

Tebal selimut ini adalah jarak antara permukaan sisi terluar tulangan dengan permukaan kolom.

6. Menanam pipa instalasi

Pipa instalasi seperti pipa saluran air kotor atau air bersih bisa ditanam di dalam kolom.

Asalkan, jenis pipanya adalah pipa PVC, bukan aluminium.

Selain itu diameter penampang pipanya tidak lebih dari 4% dari penampang kolomnya.

Baca Juga: Wow! Hotel di Turki Ini Dibangun di Atas 35 Ribu Artefak, Desainnya ‘Mengapung’ pada Kolom Baja

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti