IDEAOnline-Rumah yang kita tinggali akan lekang oleh waktu.
Pengaruh iklim, perubahan siang dan malam, panas dan dingin, serta penggunaan dan pengoperasian setiap hari adalah beberapa faktor penyebabnya.
Di luar dari pengaruh ini, dorongan dari dalam yang muncul dari sifat alamiah si penghuni yang ingin selalu ada perubahan dalam huniannya, juga turut menjadi alasan dilakukannya sebuah renovasi pada rumah.
Menurut pengalaman banyak orang, merenovasi rumah adalah sebuah pekerjaan yang menguras tenaga dan pikiran.
Perlu kesiapan fisik dan psikis yang prima untuk melakukannya.
Baca Juga: Tukang Borongan atau Harian Mana yang Lebih Mahal? Ini Faktanya!
Ilustrasi konsultasi dengan arsitek.
Tak sekadar capainya badan karena sibuk menyiapkan ini dan itu.
Namun hal yang lebih menguras emosi dan sering menimbulkan stres adalah ketika pikiran terganggu oleh munculnya kepanikan-kepanikan tertentu.
Tukang tak dapat menterjemahkan keinginan kamu sebagai owner dan salah dalam pekerjaannya.
Pilihan material yang salah dan kurang inovatif sehingga tak dapat diaplikasikan pada desain yang diinginkan.
Maka yang terjadi adalah, dana sudah habis keluar namun renovasi belum usai.
Hasil yang diinginkan belum nampak.
Baca Juga: Pemborong Kabur Renovasi belum Kelar? Antisipasi dengan 6 Poin Penting Ini di Surat Konrak
Ilustrasi rumah sedang direnovasi.
Mau tak mau harus pontang panting mencari dana tambahan untuk melanjutkan renovasi karena kebutuhan untuk segera kembali tinggal di rumah tak dapat diundur lagi.
Biaya pun membengkak dan renovasi selanjutnya berjalan tak seperti yang diharapkan, asal-asalan, tergesa-gesa, dan tanpa perencanaan lagi.
Hasilnya adalah kesia-siaan dan kekecewaan.
Nah, Idea Lovers, tak renovasimu berantakan?
Buat rencana secermat mungkin dan ambil risiko terkecil.
Baca Juga: Rumah Direnovasi, Harus Ngungsi Sementara atau Tetap di Rumah? Pertimbangkan Ini!
#berbagiIDEA