Ciptakan Tempat Istirahat Berkualitas untuk Anak, Ini Kata Psikolog

Minggu, 13 September 2020 | 12:00
soarority.com

Ilustrasi kamar anak.

IDEAOnline-Anak-anak adalah orang terpenting di dunia.

Ungkapan ini rasanya tidak berlebihan bagi para orangtua.

Segala kebutuhan berusaha dipenuhi orangtua demi mendukung pertumbuhan dan perkembangan si buah hati.

Di rumah, salah satu kebutuhan anak adalah kamar tidur.

Dan ini artinya, ia berhak memiliki sebuah kamarnya sendiri, yang terpisah dari kamar orangtuanya.

Mengapa anak butuh kamar sendiri?

Menurut Ratih Zulhaqqi, psikolog anak dan remaja, seorang anak sudah bisa tidur sendiri di kamarnya sejak usia 3 tahun, walaupun usia ini masih masuk kategori pra sekolah.

Sementara, secara umum, yang termasuk rentang usia anak-anak adalah 6-12 tahun.

Di usia 3 tahun, seorang anak sudah dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga orangtua tidak perlu khawatir anaknya tidur terpisah.

Di sisi lain, orangtua dapat menjaga keintiman dengan pasangan tanpa khawatir anak akan melihat adegan yang tidak seharusnya dilihat.

Baca Juga: Tak Ada Alasan Takut Hadirkan Karpet di Kamar Anak, Asal Tahu Hal Ini!

Dok. Delution

Ilustrasi kamar anak remaja.

Ratih, yang merupakan psikolog di Kancil, Pusat Layanan Psikologi Anak, Remaja, dan Keluarga ini, menjelaskan bahwa bagi seorang anak, memiliki kamar tidur sendiri berarti melatih anak untuk lebih mandiri, percaya diri, juga memberikan privasi dan teritori pribadi bagi anak.

“Dengan memiliki kamarnya sendiri, seorang anak dapat dilatih bertanggung jawab merawat dan merapikan barang-barangnya,” tambah Ratih.

Sama seperti bagi orang dewasa, bagi anak-anak pun kamar memiliki fungsi utama sebagai tempat beristirahat.

Menurut Ratih, saat masuk kamar, mindset anak harus tentang istirahat dan tidur, bukan bermain atau belajar.

Untuk mencapai ini, beberapa hal berikut patut diperhatikan.

Sebaiknya kamar berisi perabot yang mendukung aktivitas istirahatnya.

Agar perhatian anak tidak terganggu saat akan beristirahat, sebisa mungkin, peralatan belajar dan bermainnya berada di luar kamar.

Sebaliknya, jika anak belajar dalam kamar, ia bisa bosan dan tertidur.

Kamar tidur yang dilengkapi dengan meja belajar dapat diterapkan pada remaja yang sudah memiliki kontrol diri lebih baik.

Baca Juga: Warna dan Bentuk Ceria, Kamar Ini Jadi Favorit Si Anak yang Pendiam

Dok. AkzoNobel

Ilustrasi kamar anak dengan aksen warna ceria.

Namun, keterbatasan ruang di rumah memaksa meja belajar dan alat permainan diletakkan juga di dalam kamar tidur.

Jika ini yang terjadi, usahakan letak area tidur dan area belajar dan bermain tidak berdekatan.

Ratih menyarankan penggunaan warna-warna yang lembut seperti biru muda, abu-abu, serta warna-warna pastel.

Warna yang terlalu terang dan ramai dapat mengganggu istirahat anak.

Agar istirahatnya optimal, usahakan anak tidur dalam kondisi gelap.

Bangun tidur dengan kondisi kamar yang terang dapat membuat syaraf mata terkejut.

Tugas orangtualah untuk menanamkan kesan positif terhadap kondisi ruang yang gelap.

Anak jangan ditakut-takuti bahwa gelap itu menyeramkan.

Perhatikan juga pemilihan bentuk furniturnya.

Untuk anak, sebaiknya pilih furnitur yang bersudut tumpul.

Hindarkan juga lemari dengan pintu kaca dan benda pecah-belah.

Baca Juga: Desain Kamar yang Cocok untuk Anak Usia Sekolah menurut Psikolog

Ilustrasi action figure dan poster di kamar anak kuatkan karakter anak.

Jika mungkin, cari tahu kandungan zat yang digunakan pada finishing di kamar anak.

Pilih yang bebas bahan beracun seperti timbal dan merkuri.

Intinya, membuat kamar tidur nyaman bagi anak bukan berarti melengkapinya dengan aneka fasilitas. Jika kamar anak memiliki televisi, komputer, bahkan kulkas dan dispenser air sendiri, anak akan enggan ke luar kamar.

Ia cenderung tidak bersosialisasi dengan orang lain, bahkan dengan anggota keluarganya sendiri.

Di sisi lain, jika televisi dan komputer diletakkan di ruang bersama, orangtua akan lebih mudah mengontrol apa yang dikonsumsi anak.

Prinsipnya, “Sebisa mungkin kamar menjadi tempat yang nyaman untuk beristirahat, bukan tempat yang nyaman untuk ngendon,” tegas Ratih.

Bukan stimulasi terus-menerus yang dibutuhkan anak untuk bertumbuh dan berkembang optimal.

Yang tidak kalah penting adalah istirahat yang cukup dan berkualitas.

Baca Juga: Mengembangkan Imajinasi Anak dengan Memakai Plafon Motif di Kamarnya

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya