Plafon Fungsional dan Estetik, Inilah Jurus Jitu Mengolahnya

Sabtu, 19 September 2020 | 08:00

Plafon dan dinding dengan warna muda akan menciptakan kesan ruang yang luas.

IDEAOnline-Desain ceiling atau plafon tak hanya mampu mempercantik ruang.

Elemen ini juga mampu menambah kenyamanan.

Plafon atau sering juga disebutceiling merupakan permukaan interior atas yang membatasi ruang atap dengan ruang yang kita gunakan sehari-hari.

Umumnya, material ini bukan unsur struktural, melainkan permukaan yang menutupi lantai struktur atap.

Plafon juga menahan panas dari atap agar tidak jatuh langsung di ruang bawahnya.

Plafon juga berfungsi menutupi berbagai “kekacauan” di bawah atap seperti simpang siurnya konstruksi dan penutup atap, kabelkabel, pipa mekanik dan elektrik.

Belakangan plafon juga berfungsi menambah unsur keindahan dalam ruangan, karena bisa dibuat dengan berbagai model.

Untuk mengolah plafon selain berkaitan dengan pemilihan materialnya, juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu ketinggian, bentuk, dan warna.

Berapa Tingginya?

Berapa tinggi plafon yang ideal?

Chairul Amal Septono, seorang desainer arsitektur interior mengatakan bahwa tidak ada ukuran standar tinggi plafon rumah.

Tingginya sangat tergantung pada selera penghuninya.

Selain itu, tinggi plafon juga dipengaruhi oleh pengguna ruangan, aktivitas di dalamnya, konsep ruangan dan bangunan yang ingin diciptakan.

Baca Juga: Mengembangkan Imajinasi Anak dengan Memakai Plafon Motif di Kamarnya

Estetika desain plafon menmpercantik ruang.

Meski tak ada ukuran standar, untuk sirkulasi yang baik, tinggi plafon rumah berkisar 3,25 m – 4 m.

Sedangkan untuk bangunan public, menurut Chairul, tak ada batasannya.

Karena tidak ada ukuran standar, maka tinggi rendah plafon bisa dimainkan sesuai situasi dan kondisi saat itu.

Misalnya, jika menginginkan ruang terkesan lebih tinggi, maka plafon harus dibuat atau bermain lebih ke atas.

Sebaliknya bila ruangan tersebut dindingnya terlalu tinggi dan mau dibuat kesankan rendah, maka dapat dibuat drop ceiling.

Agar tidak mengurangi kenyamanan, tentu saja situasi dan kondisi setempat harus dipertimbangkan.

Jangan sampai rendahnya plafon akan menimbulkan kesan sumpek dan tertekan. Begitu juga sebaliknya.

Bagaimana Bentukdan Desainnya?

Tinggi tidaknya plafon sangat berpengaruh terhadap jalannya sirkulasi udara dalam rumah.

Karena itu, menetapkan tinggi plafon yang sesuai dan mendesainnya dengan tepat, akan membuat keberadaan plafon ini sangat fungsional.

Jangan sampai plafon hunian memberi kesan terlampau tinggi karena melihat dinding polos yang berdiri vertikal.

Atau terlalu pendek sehingga terkesan sesak.

Baca Juga: Cornice, Lis Berlekuk yang Artistik pada Bangunan Apa Perannya?

ilustrasi pengolahan plafon.

Untuk itu diperlukan paduan yang pas dengan desain interior rumah secara keseluruhan.

Dalam menata plafon perlu juga memikirkan penataan furniturnya, pemainan lighting-nya, warna cat atauwallcover.

Semua itu tergantung sisi mana yang mau difokuskan.

“Kita bisa menanamkan lampu di dalam gypsum sehingga terkesan ada cahaya keluar dari plafon membentuk estetika desain interior yang menarik dan atraktif. Jenis pencahayaan yang ‘keluar’ dari plafon juga bisa menggunakan lampu spotlight, lampu tersembunyi (hidden), atau generallighting,” ujar Chairul.

Apa Warnanya?

Sama seperti efek warna pada dinding, warna pada plafon juga berpengaruh terhadap suasana ruang.

Plafon yang rendah bisa disiasati dengan warna terang agar ruangan tidak terasa sempit.

Namun perlu diingat, warna terang tidak hanya putih.

Warna-warna lembut yang netral juga bisa membuat ruangan tidak sempit.

Untuk memudahkan pemilihan warna, sesuaikan saja warna plafon dengan warna dindingnya.

Atau bila tidak, pilih warna plafon yang lebih terang 2—3 tingkat dibandingkan dengan warna dindingnya.

Sebaliknya, plafon yang terlalu tinggi bisa disiasati dengan warna yang lebih gelap, agar mengesankan plafon itu rendah.

Baca Juga: Trik Sembunyikan Cacat pada Dinding dan Plafon akibat Pembangunan Tak Sempurna

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya