IDEAOnline-Pandemi virus corona baru SARS-CoV-2 telah melewati tonggak sejarah dengan lebih dari satu juta kematian.
Jumlah korban Covid-19 ini lebih tinggi dibanding virus modern lain dan sejauh ini lebih mematikan dibanding flu Spanyol seabad lalu.
Dilansir AFP, Senin (28/9/2020), jumlah kematian akibat Covid-19 dapat dipakai untuk membandingkannya dengan epidemi lain yang terjadi di masa lalu.
Virus abad ke-21 SARS-CoV-2, virus yang bertanggung jawab atas infeksi Covid-19 adalah virus paling mematikan di abad ke-21.
Pada tahun 2009, virus H1N1 atau flu babi, menyebabkan pandemi global dan mengakibatkan 18.500 orang meninggal.
Namun jurnal medis The Lancet merevisi jumlah kematian itu menjadi 151.700 hingga 575.400 orang tewas karenanya.
Pada 2002-2003, virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang muncul di China adalah jenis virus corona pertama yang memicu ketakutan global.
Namun ternyata, penyakit ini hanya menewaskan 774 orang dalam jumlah korban terakhir.
Epidemi flu Korban Covid-19 sering dibandingkan dengan flu musiman yang mematikan, meskipun ini jarang menjadi berita utama.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), flu musiman menyebabkan 650.000 kematian secara global.
Pada abad ke-20, dua pandemi flu bukan musiman, yakni flu Asia pada 1957-1958 dan flu Hong Kong pada 1968-1970 masing-masing menewaskan sekitar satu juta orang.
Total tersebut berdasar perhitungan yang dilakukan saat itu. Kondisi saat terjadi pandemi flu Asia dan Hong Kong berbeda dengan pandemi Covid-19.
Hal itu terjadi sebelum globalisasi mengintensifkan dan mempercepat pertukaran dan pergerakan ekonomi.
Kondisi di masa lalu dapat memicu penyebaran virus mematikan dengan cepat.
Bencana terbesar pandemi modern hingga saat ini adalah pandemi flu tahun 1918-1919 yang juga dikenal sebagai flu Spanyol.
Menurut penelitian yang terbit tahun 2000-an, flu Spanyol membunuh sekitar 50 juta orang.
Baca Juga: Pandemi Membuka Kesempatan Desain Ulang Ibu Kota Negara Baru
Virus tropis
Jumlah kematian akibat virus corona baru sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan demam berdarah Ebola, yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 dan dalam wabah terakhir 2018-2020 menewaskan hampir 2.300 orang.
Dalam empat dekade, wabah Ebola secara berkala telah menewaskan sekitar 15.000 orang, semuanya di Afrika.
Ebola memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi daripada Covid-19, yakni sekitar 50 persen orang yang terinfeksi meninggal karenanya.
Kendati lebih mematikan, wabah Ebola tidak begitu menular dibanding penyakit virus lainnya.
Ini karena ebola tidak ditularkan melalui udara tetapi kontak langsung dan dekat.
Demam berdarah, yang juga bisa mematikan, memiliki korban yang lebih rendah.
Penyakit mirip flu yang disebarkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi ini telah meningkat selama dua dekade tapi hanya menyebabkan beberapa ribu kematian per tahun.
Wabah virus lainnya AIDS sejauh ini merupakan epidemi modern yang paling mematikan.
Hampir 33 juta orang di seluruh dunia telah meninggal karena penyakit yang memengaruhi sistem kekebalan ini.
Pertama kali terdeteksi pada tahun 1981, tidak ada vaksin efektif yang ditemukan untuk AIDS.
Namun obat retroviral, bila diminum secara teratur, secara efisien dapat menghentikan penyakit dan sangat mengurangi risiko kontaminasi.
Menurut UNAIDS, perawatan ini telah menurunkan jumlah kematian dari puncaknya pada tahun 2004 dari 1,7 juta kematian menjadi 690.000 pada tahun 2009.
Virus hepatitis B dan C juga memiliki angka kematian yang tinggi, membunuh sekitar 1,3 juta orang setiap tahun, paling sering di negara-negara miskin.
Sumber data utama: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Kematian Akibat Covid-19 Tembus 1 Juta, Ini Bedanya dengan Pandemi Lain
#berbagiIDEA