IDEAOnline-Ingin rumah lebih berkarakter dan benar-benar menjadi ekspresi kepribadian kamu?
Berilah finishing touch dengan pernik dan aksesori.
Saat menata rumah, perhatian umumnya akan terfokus pada 4 hal ini: dinding, lantai, plafon, dan furnitur.
Terpikirkah kamu bahwa semua orang tentu akan memikirkan hal yang sama?
Keempat elemen direncanakan dan didesain dengan bagus.
Tapi bagaimana cara membedakan bahwa desain yang ini cocok untuk si A, atau tema ini sesuai untuk si B, atau rumah itu mengekspresikan si C?
Diperlukan sebuah finishing touch (sentuhan akhir) untuk menyelesaikan sebuah desain.
Finishing touch adalah pekerjaan meletakkan atau memasukkan berbagai pernik dan aksesori untuk memberi makna dan karakter ruang agar sesuai dengan pribadi pemiliknya.
Berbagai pernik dan aksesori itu dalam desain dikenal dengan istilah elemen estetis.
Sebagai elemen yang memberi makna ruang, serta pemberi sentuhan pribadi sang pemilik rumah, ada paling tidak 3 hal yang sering digunakan oleh desainer
interior, sebelum memutuskan elemen estetis apa yang akan ditampilkan dalam sebuah ruang.
Berikut penjelasannya.
Baca Juga: Berbagi IDEA Memberi Sentuhan Personal dengan Lukisan, Ini Cara agar Selalu Indah Dipandang
Kesesuaian dengan Fungsi dan Tema Ruang
Selayaknya, elemen estetis selain mendukung fungsi ruang juga lebih menguatkan tema dan karakter ruang, yang disesuaikan dengan pemilik ruang.
Misalnya, sebuah kamar tidur dan ruang belajar anak.
Tentu furnitur yang ada sudah memenuhi semua fungsi sesuai kebutuhan anak.
Namun, sudahkah kamar itu nyaman dihuni pemiliknya?
Sudah cukupkah ruang itu menjadi “milik“ seorang anak remaja?
Maka diperlukan elemen estetis untuk menunjukkan siapa pemilik kamar tidur ini.
Elemen estetis berupa gambar kartun berbingkai misalnya, menunjukkan pemilik kamar tidur adalah seorang anak kecil.
Kesesuaian dengan Pribadi Pemilik Rumah
Untuk mengetahui ini, kamu harus memperhatikan kebutuhan pribadi pemilik rumah, karena mereka yang akan melihat dan menikmati selama mereka tinggal di rumah itu.
Keberhasilan seorang desainer adalah saat pemilik merasa betah tinggal di rumah mereka.
Pemilik rumah senang merawat barang-barang peninggalan orang tua sebagai kenangan dan tak ingin membuangnya.
Namun, pemilik tidak suka rumahnya terlihat kuno (ketinggalan zaman).
Maka gaya vintage-lah yang sesuai untuknya.
Barang ”lama” ini tampil ”baru” dengan desain vintage-nya.
Inilah contoh sebuah penataan yang sangat mewakili jiwa sang pemilik.
Baca Juga: Penting Memberi Sentuhan Personal di Dapur, Ini Alasan dan Caranya
Keselarasan Pandangan
Prima Haris, desainer interior menyebut dengan istilah “pleasing the eyes“.
Ada kalanya kita terpaksa harus menggabung beberapa jenis pernik dalam satu tempat.
Ini boleh-boleh saja asal hasil gabungannya tetap tampil indah dan enak dilihat.
Prima mengemukakan setidaknya ada 4 unsur desain yang dipakai untuk menentukan poin ini yaitu: bentuk, rupa, tekstur, dan skala.
Di luar keempat unsur ini, prinsip keindahan seperti komposisi juga berperan penting.
Skala berkaitan tentang kenyamanan pandang dan bagaimana aksesori yang kita hadirkan dapat terlihat dengan jelas dan nyaman. Misalnya ketika menaruh bingkai pada dinding.
Sesuaikan ukuran bingkai, agar tidak “tenggelam” oleh luasnya permukaan dinding.
Selain ukuran, penekanan pada bentuk-bentuk khusus yang menarik, warna dan motif, juga harus diperhatikan.
Cermin berbingkai pada panel di belakang credenza ini diletakkan tepat di tengah panel.
Ketinggiannya mengikuti ketinggian mata manusia saat memandang.
Di bawahnya, di atas meja, diletakkan pernik yang memadukan aneka bentuk yang berbeda namun terlihat harmonis.
Benda-benda ini menjadi harmonis karena ada benang merah yang menyatukan semua benda, yakni motif bunga kecil (terlihat pada pakaian wayang dan ukiran kayu), serta warna hitam-putih yang menonjol.
Baca Juga: Partisi Tampil Elegan dengan Detail Unik dan Sentuhan Personal
#berbagiIDEA