IDEAonline.co.id-Dalam bukunya yang berjudul Wohnraum Gestaltung, Fritz Wilkening merumuskan bahwa ruang bersama (ruang keluarga, ruang makan) dan ruang pribadi (kamar tidur, ruang kerja) harus menempati kurang lebih 72% dari keseluruhan luas rumah.
Selebihnya 18% digunakan sebagai area servis, dan 10% sebagai area lalu lintas.
Tentu saja persentase untuk kamar tidur harus kita bagi lagi untuk kamar tidur anak dan kamar tidur utama.
Baca Juga: Memainkan Pola Plafon Kamar Tidur dengan Potongan Kayu, Khas Jepang!
Kamu dapat menggunakan pedoman ini dalam merencanakan luas kamar tidur utama.
Penyimpangan yang terlalu besar mungkin akan menimbulkan perencanaan ruang yang kurang baik atau bahkan merugikan.
Namun demikian, teknik arsitektur dan desain interior saat ini memberikan lebih banyak keleluasaan bagi perencanaan ruang.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan 3 Gaya Furnitur Paling Populer di Penataan Interior
Banyak trik-trik yang dapat diterapkan untuk mengatasi aspek yang kurang menguntungkan.
Misalkan, menggunakan cermin untuk menyiasati keterbatasan ruang.
Cermin seakan–akan menggandakan luas ruang. Ruangan dalam sekejap menjadi dua kali lebih luas dari semula.
Baca Juga: Ciptakan Kesan Lapang di Kamar Tidur, Di Mana Cermin Harus Diletakkan?
#BerbagiIDEA #BerbagiCerita #BisaDariRumah #GridNetwork