IDEAOnline-Hal-hal utama yang perlu diperhatikan dalam mendesain ruang anak adalah pengolahan elemen-elemen pembentuk ruang, warna, bahan dan tekstur, pencahayaan, serta dimensi.
Desain kamar anak tidak hanya dilihat dari furnitur atau perabot yang bagus.
Yang terpenting adalah penataan secara keseluruhan di mana seluruh elemen saling mendukung.
Kamar anak memiliki tipe pengolahan tertentu pada setiap elemennya.
Kebutuhan ini disesuaikan dengan pertumbuhan\ anak secara kognitif (proses perkembangan daya ingat dan pengetahuan mengenai suatu hal), sosial, serta emosional.
Ukuran dan dimensi ruangan perlu disesuaikan\ dengan kondisi fisik dan mental anak pada usianya agar anak merasa nyaman.
Sebagai contoh, kita dapat menjauhkan benda-benda yang berbahaya dari jangkauan anak-anak dan mendekatkan hal-hal yang unik, menyenangkan, dan menenangkan.
Sebuah ruangan terbentuk dari tiga elemen dasar, yaitu ambang bawah ruang yang dikenal sebagai lantai, ambang atas ruang yang dikenal sebagai plafon, serta dinding yang mengelilinginya.
Pengolahan pada setiap elemennya dapat menghasilkan suasana yang berbeda.
1. Lantai
Merupakan elemen dasar yang terbentuk paling awal.
Ambang bawah ini memiliki persentase paling besar dalam menentukan pola aktivitas dan menata ruang di dalamnya.
Zona aktivitas anak dapat terlihat dari pengolahan lantainya, baik pola desain maupun elemen yang mengisinya (layout perabot).
Lantai dapat diolah dengan menaikkan atau menurunkan levelnya.
Pengolahan tersebut dapat membuat anak-anak mengerti akan adanya perbedaan zona fungsi ruang, selain dapat menciptakan pengalaman ruang, imajinasi, dan petualangan tertentu.
Dengan bantuan tangga atau bidang miring (ramp), ruangan akan terkesan lebih menarik.
Baca Juga: Warna dan Bentuk Ceria, Kamar Ini Jadi Favorit Si Anak yang Pendiam
2. Dinding
Dinding adalah elemen pembatas sebuah ruangan.
Dinding masif membatasi ruangan secara fisik dan visual, sedangkan dinding transparan hanya membatasi ruangan secara fisik.
Dinding pun perlu diolah agar suatu ruangan tidak terkesan datar.
Pengolahan pada dinding ruang anak dapat dilakukan dengan cara penambahan (additive) maupun pengurangan (substractive).
Additive pada dinding dapat dilakukan dengan cara menambah ketebalan dinding dengan konstruksi kayu ataupun gipsum.
Sedangkan substractive diciptakan dengan cara membuat cekungan ataupun lubang pada dinding.
Permainan sifat masif dan transparan serta additive-substractive merupakan cara yang dapat dipilih untuk menghasilkan ruangan yang lebih hidup.
Baca Juga: Ciptakan Tempat Istirahat Berkualitas untuk Anak, Ini Kata Psikolog
3. Plafon
Plafon sebagai ambang atas suatu ruang juga perlu mendapatkan sentuhan karena plafon mampu menjadi penanda suatu zona serta memperkuat identitas suatu ruang.
Secara desain, hal ini akan menghasilkan efek psikologis yang berbeda sekaligus memberikan daya tarik tertentu bagi anak.
Untuk menciptakan suasana ruang yang lebih hangat, plafon dapat diolah dengan cara diturunkan sehingga memperkecil dimensi ruang tersebut.
Plafon yang diturunkan biasa disebut drop ceiling.
Plafon juga dapat disubstract dengan membuat cekungan untuk menambah dimensi ruang secara vertikal.
Baca Juga: Kembangkan Imajinasi, Beri Pemandangan Luar Angkasa di Kamar Anak
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork
(*)